Langkah ini dilakukan supaya guru memiliki basis data tentang siswa yang sudah mengumpulkan atau belum mengumpulkan tugas, mengingat jika masih menggunakan kertas terkadang kertas tugas siswa berserakan dimana-mana.
Di masa keterbukaan informasi sekarang ini guru diberikan kemudahan dalam mengakses berbagai macam informasi, pengetahuan dan berbagai hal terkait guna menciptakan peluang dan hal tersebut juga akan berdampak pada kesejahteraan guru jika guru tersebut benar-benar melakukannya secara kontinyu dan konsisten.Â
Kesejahteraan yang dimaksud adalah seorang guru tidak melulu mengandalkan penghasilan dari mengajar di sekolah, melainkan juga mampu menciptakan kreatifitas ataupun menerapkan semangat kewirausahaan dalam kesehariannya, tentunya dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada saat ini.Â
Selanjutnya dalam menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan siswanya, guru dapat memanfaatkan berbagai fitur-fitur yang tersedia, tidak melulu ceramah dan menggunakan metode konvensional dalam mengajar.
Selain itu guru juga dituntut untuk aktif mengikuti pendidikan dan pelatihan, meng-upgrade ilmu pengetahuannya, meningkatkan kemampuan public speaking, melakukan inovasi-inovasi dan meminimalisir pekerjaan/rutinitas yang itu-itu saja, monoton dan melaksanakan kebiasaan-kebiasaan standar.
Sebagai wujud kongkrit era industri 4.0 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat terobosan-terobosan dalam memacu guru-guru untuk aktif dalam melaksanakan keprofesian berkelanjutannya.Â
Seperti adanya portal kesharlindungdikmen.id, kesharlindungdikdas, rumahbelajar yang itu semua adalah dalam rangka member akses kepada guru-guru seluruh tanah air untuk meningkatkan kualitasnya, sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran guru di kelas.
Terbosan-terobosan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sangat dianjurkan karena di era milenial saat ini peserta didik sudah bosan dan kurang bersemangat.
Jika guru di depan kelas hanya berceramah sepanjang masa, mencatat tanpa batas dan menulis tanpa ujung pangkalnya, sehingga peserta didik tidak dapat mengeksplorasi kemampuan ataupun potensi akademik dan non akademik yang ia miliki.Â
Peserta didik lebih senang dengan pembelajaran kontekstual, pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengeksplorasi seluruh potensinya melalui pembelajaran 4.0.Â
Sesuai tuntutan kurikulum 2013 yang mana ada perubahan paradigma pembelajaran dari Teacher Center menuju Student Center, sehingga guru dituntut untuk tanggap akan perkembangan kekinian.Â