Mohon tunggu...
Didi Eko Ristanto
Didi Eko Ristanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hamba Allah Subhanahu wa ta'ala

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Negeri Suka Tandingan

31 Oktober 2014   16:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:03 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi warga Negara Indonesia akan merasa sedikit malu bila melihat sepak terjang para pejabat kita di Senayan. Insiden-insiden yang bahkan anak TK saja tidak melakukan hal itu di ruang mewah MPR/DPR terjadi. Yang terbaru adalah pembantingan meja beserta yang di atasnya. Menggelikan, katanya dewan terhormat tapi malah melakukan tindakan yang tidak patut dihormati.

Kali ini saya menyoroti tentang dualisme yang terjadi di DPR. Di mana akan muncul DPR tandingan dari Koalisi Indonesia Hebat. Kalau mereka mau belajar dari hancurnya sepak bola kita ya silahkan tetap ngotot memunculkan DPR tandingan. Lihatlah bagaimana dahulu saat PSSI ada dua macam, versi Arifin Djohar dan versi La Nyala yang cukup menghebohkan dan bikin mual. Yang terjadi adalah sepak bola kita makin ambruk.

Lihat pula PPP, partai dengan slogan dan lambang yang sangat Islami. Tidak tanggung-tanggung, gambar Ka’bah sebagai kiblat umat Islam sedunia pun jadi lambangnya. Tetapi nyatanya malah kelakuannya mempermalukan umat Islam sendiri. Terjadi dualisme yang menggelikan antara kubu SDA dan Romi. Kemanakah Qur’an Hadits yang mereka pelajar? Kita umat Islam jadi bingung melihatnya. Wajah boleh tua tetapi kelakukan masih belum dewasa.

Dari segi sepakbola yang merupakan salah satu cabang olahraga saja membuat persepakbolaan kita tertinggal bahkan daripada negeri tetangga, negerinya Ipin dan Upin. Apalagi bila dualism ini berkaitan dengan masalah Negara. Maka akan hancurlah Negara kita Indonesia tercinta. Kalau benar nanti DPR tandingan terwujud, saya khawatir Koalisi Merah Putih akan emosi lalu membuatlah Presiden Tandingan dengan Prabowosebagai presidennya. Akhirnya Indonesia terbagi menjadi dua. RI versi KIH dengan Jokowinya dan RI versi KMP dengan Prabowo dengan presidennya. Itu semua mudah-mudahan tidak terjadi, tetapi kalau tetap ngeyel ada DPR tandingan bukan tidak mungkin akan muncul presiden tandingan.

Sebenarnya segala bentuk tandingan itu hanya akan menyebabkan kekacauan. Bahkan Tuhan sendiri yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala sangat benci untuk mempunyai tandingan, maka siapa yang membuat tandingan bagi Allah dengan menyembah berhala, dukun, pohon anngker dan segala tandingan lain akan menyebabkan pelakunya masuk neraka selama-lamanya. Itulah mengapa dosa syirik (mengadakan tandingan bagi Allah) menempati posisi sebagai dosa paling tinggi jauh di atas dosa membunuh, mencuri, berzina dan minum arak. Tuhan pun tidak ridha bila diduakan dalam penyembahan dan peribadatan.

Begitu pula para wanita yang tidak suka bila suaminya melakukan poligami. Karena wanita pada umumnya tidak suka dimadu. Tidak mau ada istri tandingan dalam rumah tangganya. Meskipun poligami sendiri baik suka atau tidak adalah sesuatu yang boleh dan halal. Apalagi bila para suami menduakan istrinya bukan melalui pernikahan tetapi melalui perselingkuhan dan perzinaan. Tetapi ngerinya negeri ini, portistusi dan perzinaan malah dipandang biasa tetapi poligami malah dicaci maki. Tidak panjang lebar membahas poligami atau tidak, tetapi yang jelas tandingan itu sangat menyakitkan.

Sebenarnya dengan adanya DPR tandingan akan semakin mencoreng wajah sendiri dan menyulitkan langkah pemerintahan JOKOWI-JK. Suka atau tidak sebenarnya DPR yang mayoritas didominasi oleh KMP bisa menjadi penyeimbang. Toh para petinggi DPR dari KMP sudah berkomitmen untuk tidak menolak apa pun yang pemerintah suarakan. Jika memang itu untuk kesejahteraan dan kebaikan rakyat mereka saya kira akan mendukung.

Tapi kalau sudah kacau begini ya kita rakyat jadi hilang simpati. Di dunia ini pastinya tidak ada satu pun Negara yang memiliki dua parlemen. Ini yang terjadi di Indonesia adalah humor yang sama sekali tidak lucu ketika terjadi ada dua DPR. Jadi teringat anak saya yang suka rebutan mainan. Ayolah bapak-bapak anggota dewan, tolong bijaksanalah. Ingat, jabatan yang kalian emban esok di hadapan Tuhan akan dimintai pertanggung jawaban. Bapak-bapak DPR sedang dalam posisi yang berbahaya, karena sesungguhnya nanti di akhirat setiap jabatan hanya akan menyebabkan penyesalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun