Mohon tunggu...
Didid Kuncoro
Didid Kuncoro Mohon Tunggu... Entrepeneur -

Seorang yang hobby jurnalisme sekaligus awak media lokal, senang berkebun & bersosialita.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Golkar & Strategi Bola Hilang Menangkan Ical

2 Desember 2014   10:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:16 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14174646651786242625

Beringin tua...
saat ambang senja...
Pas banget lantunan lagu rock tempo dulu yang dilantunkan Elpamas ditengah drama politik partai berlambang pohon beringin digelar di Nusa Dua Bali. 30 November kemarin sampai dengan 4 Desember 2014. Jadwal inipun bisa saja berubah bila ARB menghendaki dipercepat sesuai target awal menjadi ketua umum tercapai.

Partai besutan Orde Baru dimasa kejayaannya memang tiada tandingan dengan segala cara untuk tetap berkuasa, terlintas nama-nama besar di Golkar tempo dulu, seperti Soeharto, Soedarmono, Harmoko dan berderet tokoh yang ikut melangengkan Partai dengan lambang pohon beringin ini. Dekade terakhir ada Akbar Tanjung, Jusuf Kalla sampai Aburizal Bakrie tercatat berhiruk-pikuk ria memainkan peran politik dibawah naungan Partai Golkar, dengan segala dinamikanya dari hanya Golkar ( Golongan Karya ) sampai bereinkarnasi menjadi Partai Golkar di masa reformasi 1998.

Sebagai partai yang mapan dalam eskalasi perpolitikan Indonesia Partai Golkar pada awalnya selalu identik dengan kekuasaan, entah berubah paradigma atau terlanjur malu hingga baru setelah Pilpres 2014 mendeklarasikan diri sebagai partai diluar kekuasaan secara institusi, meskipun secara personal masih banyak mantan kader yang kini duduk di pemerintahan.
Partai ini juga sukses melahirkan partai-partai baru yang masuk dalam jajaran 10 besar peserta Pemilu 2014. Sebagai akibat dinamika atau lebih tepatnya tergeser dalam politik internal di tubuh partai yang identik dengan warna kuning ini. Sebut saja Wiranto dengan partai Hanura, Prabowo dengan partai Gerindra, Surya Paloh dengan partai Nasdem.
Ataukah nanti muncul partai baru lagi pasca Munas di Bali ini ?
Bisa jadi Agung laksono, Yorris & Priyo Budi Santoso berfikir ke arah itu, tapi dibutuhkan orang sekelas Yusuf Kalla untuk mampu ke arah itu dalam hal pendanaan dan kepiawaian politik bila ingin mendirikan partai baru nantinya.

Kembali pada panasnya Munas Partai Golkar di Bali, hampir bisa dipastikan ARB akan kembali menduduki kursi ketua umum. Dalam kacamata politik sangat lazim, apalagi Partai Golkar kini tak seperti dulu lagi, banyak langkah politik yang jelas terbaca dengan bumbu rumor yang merebak menjadi kenyataan dan realita.
Lantas kenapa ARB begitu ngotot dan bersikeras menduduki lagi kursi ketua umum & baru pertama kali dalam sejarah ketua umum partai Golkar sampai 2 periode lagi.
ARB mempunyai kepentingan politik luar biasa dengan Partai Golkar sebagai alat kepentingan yang tentu saja berhubungan dengan bisnis dan kekuasaan.
Kasus Lapindo, hutang group Bakrie, tunggakkan pajak perusahaan dst. adalah salah satu dari kepentingan luar biasa itu.
Adapun kepentingan utamanya adalah melampiaskan rasa malu, harga diri dan kekuasaan untuk tetap melawan pemerintahan Jokowi sebelum ada kompromi, nah titik kompromi berbagai kepentingan inilah yang nantinya akan menjadi target berikutnya.
Adapun strategi politik yang digunakan cukup lihai dengan memasang mantan ketua umum PSSI Nurdin Halid di garda depan.
Ya, strategi bola hilang, dimana permainan sudah sepenuhnya dikuasai. Arena pertandingan, wasit, hakim garis dan pemain dalam satu komando. Sangat mustahil pihak luar bisa mengikuti alur politik semacam ini, bisa ditendang tanpa bola, di hadang dan tak diundang.
Bola yang hilang bukan berarti permainan berhenti, akan tetapi menunggu waktu untuk mengembalikan permainan disaat yang tepat. Bola masih ada ditangan ARB, suka-suka dia mau dibawa kemana dan diberikan pada siapa. Yang pasti ia bawa sendiri, disaat masa tua menanti sambil terus menyusun strategi bersama Nurdin Halid yang pernah urus PSSI.
Nurdin Halid identik dengan Bola dan Ical dalam bahasa jawa berarti hilang. Jadilah strategi politik bola hilang, dengan ARB sebagai Ketua Umum Partai Golkar lagi & Sekjenya pasti kolega Nurdin atau Nurdin Halid sendiri sebagai imbal kekuasaan.
Serunya itu disini....

[caption id="attachment_357344" align="aligncenter" width="650" caption="cnnindonesia"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun