Mohon tunggu...
Didi Ardiansyah
Didi Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Halu Oleo

Seorang desain antusias yang kebetulan bisa matematika dan suka data

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Petani Milenial dan Peran Krusial Mereka dalam Sektor Pertanian Indonesia: Mewujudkan Indonesia Emas 2045

8 September 2024   20:42 Diperbarui: 8 September 2024   20:50 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada triwulan pertama 2024, laju pertumbuhan PDB sektor pertanian turun drastis ke -3,54%, angka yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2023 yang hanya tumbuh sebesar 0,44%. Jelas bahwa sektor ini sedang menghadapi masa-masa sulit. Angka-angka ini mencerminkan masalah-masalah mendasar yang telah lama mengakar, mulai dari infrastruktur yang kurang memadai, perubahan iklim, hingga kurangnya inovasi.

Masalah stagnasi ini memiliki dampak yang sangat luas. Pertanian masih menjadi sektor dengan penyerapan tenaga kerja terbesar di Indonesia, dan ketika sektor ini tidak berkembang, jutaan petani berisiko jatuh ke dalam kemiskinan. Ketidakmampuan sektor ini untuk tumbuh mencerminkan betapa pentingnya pembaruan, baik dalam hal kebijakan, teknologi, maupun peningkatan kapasitas sumber daya manusia di dalamnya.

Mengoptimalkan Potensi Petani Milenial untuk Indonesia Emas 2045

freepik.com
freepik.com

Dengan berbagai tantangan yang ada, terlintas satu pertanyaan penting: bagaimana kita bisa memastikan petani milenial dapat memainkan peran optimal dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045? Jawabannya ada pada tiga hal utama: pendidikan, infrastruktur, dan kebijakan yang mendorong inovasi.

Pertama, pendidikan. Petani bukan hanya butuh bekerja keras, tetapi juga bekerja cerdas. Petani perlu diberikan akses pendidikan dan pelatihan yang tepat sehingga mereka  mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dan membuat mereka bisa mengambil keputusan yang lebih cerdas dan memanfaatkan potensi teknologi secara maksimal.

Kedua, infrastruktur. Teknologi hanya bisa efektif jika petani punya akses ke alatnya. Internet, misalnya, menjadi jantung dari banyak inovasi pertanian. Sayangnya, banyak wilayah pedesaan yang masih minim akses internet, sehingga mereka tidak ikut merasakan manfaat dari dunia digital.

Ketiga, kebijakan inovasi. Subsidi untuk alat digital dan dukungan bagi startup agritech bisa menjadi dorongan kuat. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan petani juga harus diperkuat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung kemajuan pertanian.

Kesimpulan

Seiring dengan langkah Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045, petani milenial akan memainkan peran penting dalam mentransformasi sektor pertanian. Adaptabilitas mereka terhadap teknologi, jika didukung oleh kebijakan yang tepat dari pemerintah dan sektor swasta, dapat mengarah pada peningkatan produktivitas, pendapatan yang lebih tinggi, dan pada akhirnya, pembangunan nasional yang lebih besar. Namun, untuk sepenuhnya mewujudkan potensi ini, diperlukan upaya lebih dalam hal pendidikan, infrastruktur, dan dukungan kebijakan. 

Dengan mengatasi tantangan ini, Indonesia dapat memastikan bahwa petani milenial tidak hanya menjadi bagian dari lanskap pertanian, tetapi juga pendorong utama dalam transformasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun