Mohon tunggu...
Didi Ardiansyah
Didi Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang desain antusias yang kebetulan bisa matematika dan suka data

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Petani Milenial dan Peran Krusial Mereka dalam Sektor Pertanian Indonesia: Mewujudkan Indonesia Emas 2045

8 September 2024   20:42 Diperbarui: 8 September 2024   20:50 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayangkan, petani yang dulunya hanya mengandalkan firasat serta kabar burung yang belum pasti tentang perkiraan cuaca, sekarang hanya perlu menyentuh layar smartphone atau akses ke internet untuk memperoleh informasi cuaca yang lebih akurat. 

Bukan hanya itu mereka dapat mengakses informasi tentang harga komoditas atau bahkan metode pertanian yang lebih efisien dari ahlinya hanya dalam hitungan detik. Akses informasi yang begitu cepat ini memberikan kekuatan baru bagi petani, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih cerdas. 

Hasil panen pun lebih terjamin, risiko gagal panen bisa ditekan, dan pekerjaan di ladang jadi lebih efisien. Bahkan, lewat platform online, mereka bisa menjual hasil pertanian langsung kepada konsumen tanpa perantara. Dengan begitu, mereka bisa menjual hasil kerja kerasnya dengan harga yang lebih adil, mendongkrak penghasilan mereka, dan membuat pertanian jadi lebih menguntungkan.

Namun, yang menarik adalah fakta bahwa petani non-milenial yang juga menggunakan teknologi memiliki pendapatan rata-rata lebih tinggi, yakni sebesar 3.158.509 rupiah per bulan. 

Mengapa demikian? Jawabannya terletak pada pengalaman. Petani non-milenial, meski memiliki usia yang lebih tua, namun mereka memiliki pengalaman bertani selama bertahun-tahun yang dapat dikombinasikan dengan teknologi sehingga mampu memberikan hasil yang lebih optimal. Meski demikian, petani milenial tetap memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan meningkatkan kesejahteraan mereka seiring dengan semakin matangnya pengalaman mereka.

Pendidikan Menjadi Fondasi Kesuksesan Petani Milenial

freepik.com
freepik.com

Faktor penting lainnya yang mempengaruhi pendapatan petani milenial adalah tingkat pendidikan. Ada korelasi positif antara tingkat pendidikan dan pendapatan di sektor pertanian Indonesia. Petani dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih cenderung mengadopsi praktik pertanian inovatif dan memanfaatkan teknologi digital, yang pada gilirannya mengarah pada peningkatan produktivitas dan pendapatan

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan tantangan serius. Data BPS mengungkapkan bahwa hanya 28,70% petani milenial yang menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMA atau lebih tinggi. Angka ini lebih rendah lagi untuk petani non-milenial, hanya 14,30%. Kesenjangan pendidikan ini bagaikan penghalang besar yang menghambat petani untuk meraih potensi maksimal. Sebagian besar dari mereka tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk memanfaatkan teknologi yang ada, membuat mereka terjebak dalam pola lama yang kurang menguntungkan.

Bayangkan potensi yang dapat dicapai jika pendidikan lebih merata. Generasi petani ini dapat dengan cepat melesat dari sekadar bertahan hidup, menjadi pendorong perubahan besar di sektor pertanian. Jika akses ke pendidikan ditingkatkan, Indonesia akan melihat gelombang baru inovasi yang muncul dari ladang-ladang di seluruh pelosok negeri.

Tantangan Stagnasi Pertumbuhan Sektor Pertanian

freepik.com
freepik.com

Meskipun petani milenial membawa harapan besar, kenyataannya sektor pertanian Indonesia masih memiliki tantangan yang berat. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor ini tidak hanya stagnan, tetapi bahkan mengalami penurunan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun