Mohon tunggu...
didi nurdyaningsih
didi nurdyaningsih Mohon Tunggu... -

saya adalah orang yang sedang belajar teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Alternatif di SD

6 Oktober 2010   01:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:41 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disebuah kelas I di suatu SD di kebumen, “anak-anak ibu akan menggambar di papan tulis, nanti kamu tebak gambarnya !!! dan hitung jumlahnya !

Ibu guru menggambar 3 buah apel , ada seorang anak yang ,menjawab “jeruk bu guru “, indah menjawab “ apel bu guru”. Ibu guru itu lalu menerangkan bahwa gambar yang ada di papan tulis itu adalah gambar 3 buah apel. Ada anak yang bilang “bu guru gambarnya tidak jelas bu, jelek saya kira itu gambar jeruk”.

Nah berbeda dengan SD di kelas 1 di daerah pinggiran. Suatu hari di kelas 1.

“anak-anak nanti ibu menunjukkan sebuah benda, kamu nanti menjawab yang Ibu tanyakan ya !”

Siswa “iya bu”.

Guru “anak-anak yang Ibu pegang ini apa coba ?”. siswa menjawab “apel bu guru “.

Guru “pintar sekali anak-anakku, coba hitung berapa jumlahnya !” siswa “ada 3 buah apel bu guru”.

Nah melihat 2 contoh pembelajaran dia atas manakah yang sering anda lakukan ?

Pembelajaranyang pertama merupakan pembelajaran yang sering terjadi di SD-SD. Pembelajaran sekarang ini masih berpusat pada guru, guru memberikan materi dan siswa hanya mendengarkan dan melihat. Pembelajaran di kelas merupakan show time bagi guru. pendekatan ini menekankan pada managerial administrasi. Guru mengabaikan karakteristik anak, dan kepentingan anak. Karakteristik belajar anak pada anak SD, interaksi dengan materi mendoong anak belajar secara langsung, konkret, nyata, dan terampil secara alami. Anak usia sekolah dasarbelajar melalui aktivitas kerja, hal ini sejalan dengan masa anak yang senantiasa menumbuhkan kerja dan benda-benda konkret sebagai media belajar.

Berbagai kebijakan sering tidak dilandasi pengembangan anak dan belajar bahkan sering bertentangan. Kenyataan-kenyataan seperti itu membuat massalah semakin kompleks. Sehubungan dengan kenyataan itu perlu pembenahan pembelajaran di Sekolah Dasar.

Pembelajaran terpadu merupakan salah satu alternative pembaharuan penyelenggaraan pembelajaran,yang secara khusus dilator belakangi kenyataan-kenyataan sebagai berikut :

1.Hakikat perkembangan anak secara holistic

2.Karakteristik belajar anak

3.Kondisi obyektif dan kebutuhan

4.Realitas Perkembangan IPTEK dan situasional serba lintas

Dengan melihat latar belakang pembelajaran terpadu sangat tepat jika pembelajaran sebagai pembelajaran alternative di SD.

Pembelajaran terpadu menekannkan pada anak untuk menjadi aktif dan kreatif . guru tidak hanya menyampaikan materi tetapi guru juga harus membuat anak kreatif dan terampil.

Misal pembelajaran di SD menggunakan 1 topik tapi dengan 1 topik itu anak-anak bisa belajar berbagai mata pelajaran. Contoh dengan topic “banjir” anak-anak bisa mengkaitkan dengan mata pelajaran IPS, PKn, IPA, Matematika, Olahraga. Dengan pembelajaran terpadu anak bisa belajar berpengalaman yang bersumber pada anak. Anak tidak hanya belajar urut dengan materi.

Belajar

Belajar menurut konteks siswa pengalaman yang langsung lebih dibutuhkan siswa daripada rekayasa. Dalam hal ini anak diikutkan langsung mengalami atau ikut aktif dalam pembelajaran. Anak sebagai sumber pembelajaran, dengan anak mengalami sendiri pengalaman, materi pembelajaran akan tersimpan dan akan membekas sampai kapanpun.

Dalam pembelajaran terpadu yang terpenting anak suka dengan temanya. Dengan anak suka dengan temanya, anak akan tertarik untuk belajar dan keantusiasan anak ini merupakan salah satu modal anak untuk bisa menerima materi pelajaran. Namun jika anak suka banyak tema maka antara anak dan guru harus ada koordinir.

Itulah salah satu gambaran pembelajaran alternative di SD yaitu pembelajaran terpadu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun