Perjalanan di Inggris #17 - Heathrow Airport
Menuju Heathrow Airport Terminal 3
Time flies kata orang Inggris, artinya waktu terbang, karena memang kita sering merasa waktu begitu cepat berlalu. Ali Ibn Thalib, r.a., Khalifah ke empat sesudah wafatnya Nabi mengatakan bahwa waktu adalah pedang yang tajam, jika tidak kau gunakan dengan bijaksana, ia akan melukaimu. Jadi ada dua dimensi tentang waktu, waktu yang tidak terasa lewat begitu saja, tapi juga ada waktu yang jika kita tidak manfaatkan, akan merugikan kita. Tanggal 4 Oktober 2024, jam 00.40 take off dari Bandara Soetta, transit di Dubai dan tiba di Heathrow, UK pada tanggal yang sama, siang hari waktu UK, serasa baru kemarin, time really flies. Hari ini, Selasa, 15 Oktober 2024 penulis akan ke Bandara yang sama (Heathrow) untuk check-in kembali ke Indonesia. Apakah waktu 12 hari di UK memberikan banyak pencerahan, insights, manfaat dan pengalaman tak ternilai? Tentu jawabannya adalah tentang dimensi waktu yang harus termanfaatkan dengan sangat baik di dalam perjalanan ini.Â
Usai dari Emirates Stadium, bertemu pepohonan pinggir jalan dengan bunga-bunga yang cantik, mampir dulu di resto cepat saji dengan menu ayam goreng dan french fries plus air mineral. Waktu terasa berjalan cepat, setelah selesai makan siang, langsung pesan Uber listrik untuk kembali ke Traveloge Marylebone. Pengemudinya ramah dan suka berbincang tentang macam-macam topik. Yang paling seru adalah tentang situasi UK ketika terkena Covid-19. Gambaran suasana Covid di UK serupa dengan yang dulu terjadi di tanah air. Covid memang meliputi hampir seluruh dunia.
Sampai hotel, sempat sholat Zuhur digabung dengan Ashar agar tenang di perjalanan. Dengan 2 koper besar ukuran 28, 4 ukuran 26, tentu diperlukan mobil Uber yang berukuran besar. Setelah dipesan yang ukuran XXL, datang 15 menit kemudian, Van besar yang bisa mengangkut semua koper dan tas. Setelah 25 menit, kami tiba di Bandara Heathrow terminal 3 khusus keberangkatan.
Kami segera masuk ke bandara dan check-in melalui mesin otomatis (self-check in), di lokasi khusus Emirates Airline, untuk mendapatkan boarding pass yang modelnya tercetak, bukan hanya digital, untuk aspek keamanan. Meskipun check in mandiri, petugas tetap membantu untuk memastikan bahwa yang dilakukan sesuai dengan aturan dan sistem. Tidak lama, mesin mengeluarkan boarding pass yang setelah scan paspor. Melihat otomatisasi yang sudah dilakukan juga di Indonesia, bukan hal yang aneh jika suatu saat peran manusia akan digantikan secara penuh oleh robot pintar.Â
Baggage Check-In
Tahap berikutnya adalah baggage check in (memasukkan koper sebagai bagasi pesawat). Setelah mendaftarkan jumlah nominal koper untuk bagasi, kami masukan satu persatu koper ke mesin penerima otomatis sekaligus menimbangnya. Meskipun setiap penumpang mempunyai jatah bagasi masing-masing 25 kg. Kami berasumsi bahwa kalau ada 4 orang, maka asumsi penulis adalah satu atau salah satu koper bisa lebih dari 25 kg, asalkan totalnya tidak lebih dari 100 kg. Meskipun tertera jatah bagasi adalah 25 kg, ternyata maksimum berat satu bagasi boleh sampai maksimal 32 kg. Penimbangan dilakukan satu-satu, sehingga beratnya tidak bisa digabung jadi total dari ke empat bagasi tersebut.Â