Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

The Marylebone, Wok to Walk dan Sherlock Holmes

22 Desember 2024   21:41 Diperbarui: 22 Desember 2024   21:41 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah memesan dan membayar pesanannya, tidak lama makananpun siap disantap. Makanan disajikan menggunakan kemasan yang dirancang khusus, bisa dibawa atau dinikmati langsung di tempat menggunakan chop stick.  Makanan terasa spicy dan sedikit pedas, terasa enak karena sudah kangen dengan makanan dengan selera asia. Rasanya ada seperti mie aceh, ada juga rasa mie jawa, yang jelas terasa spicy atau penuh bumbu rempah.

Makanan Cepat Saji WtW- credit to Tripadvisor
Makanan Cepat Saji WtW- credit to Tripadvisor

Setelah merasa cukup kenyang dengan Wok to Walk, kami jalan ke arah kiri lurus terus sampai kira kira 300 meter setelah menyeberangi persimpangan bertemu dengan 'rumah kediaman' dan museum dari detektif terkenal Sherlock Holmes (tokoh detektif rekaan Sir Conan Doyle), yaitu Baker Street 221B. Di sebelahnya ada Museumnya. Sayangnya hari sudah malam, jadi museum dan pintu rumah 221B juga sudah tertutup rapat. Setelah berfoto di depan 'rumah' Sherlock Holmes, langsung ke arah yang sama menuju stasher yang juga adalah toko suvenir. Di London ini suvenir-suvenir sejenis tempelan di pintu kulkas cenderung lebih murah daripada di kota-kota lainnya. Barangkali karena produksinya  masal. Melihat-lihat dan lalu membeli beberapa suvenir untuk oleh-oleh di tanah air, ternyata dapat juga diskon beberapa pounds dari pelayan toko.

Baker Street 221B - Dok.Pri
Baker Street 221B - Dok.Pri

Waktu sudah menunjukkan jam 21.45, sudah saatnya kembali ke hotel. Menyusuri trotoar yang lebar di pinggir jalan Lisson Grove. Membawa koper besar tidak terasa menyulitkan karena jalannya lurus dan rata. Di jalan sempat mampir ke toko Sainsbury  membeli roti tawar untuk sarapan. Setelah 15 menitan, sampai kembali di Traveloge. 

Langsung naik lift dan masuk kamar. Koper besar dicek kembali isinya untuk melihat kalau kalau diperlukan penyesuaian barang bawaan. Kira-kira 30 menitan packing barang barang untuk di bawa kembali ke Indonesia. Namun, karena pesawat sore hari, besok pagi direncanakan untuk berkunjung ke Emirates Stadium, markas klub sepakbola Arsenal, klub favorit penulis. Jam 22.30 mulai terasa mengantuk, setelah sikat gigi, dan sholat Isya, langsung bersiap untuk menikmati mimpi di Traveloge. Kita bertemu kembali besok, menjelajahi markas salah satu klub ternama di liga Inggris dan di dunia, Arsenal F.C. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun