Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Napak Tilas Kampus Almamater

18 Desember 2024   13:31 Diperbarui: 18 Desember 2024   21:41 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
See you again my Campus - Dok. Pribadi

Perjalanan di Inggris #14 - Eksplorasi Birmingham dan Napak Tilas Kampus lama

14 Oktober 2024 jam 08.00  turun ke lantai dasar dari Ibis New Street dan langsung sarapan buffet dengan model sarapan gaya Inggris. Yang paling khas adalah sup kacang merah kental plus telur orak arik, jamur panggang dan tomat yang juga dioven sebelumnya. Yang lainnya adalah sosis atau daging tipis. Namun karena tidak halal, sosis atau daging tidak dipilih. Pelayan menawarkan sejenis mashed potatoes, yang dimasak seperti perkedel khusus untuk kami karena kami tidak bisa memakan menu yang ada dagingnya. Roti dengan selai marmalade juga kami nikmati bersama kopi yang kita seduh sendiri.

Sesuai itinerary yang disusun sewaktu masih di Indonesia, rencana hari ini adalah eksplorasi Birmingham sampai dengan makan siang, lalu jam 14 naik kereta lagi menuju kota Coventry untuk berkunjung dan napak tilas ke kampus tempat belajar dulu yang menjadi bagian dari sejarah kehidupan penulis.

Eksplorasi Birmingham

Birmingham sebagai kota kedua terbesar di Inggris yang memiliki kekhususan memiliki sejarah yang panjang dan kaya dengan budaya, ekonomi dan olahraga. Untuk sepakbola, tentu yang menyukai liga Inggris mengenal klub Aston Villa yang bermarkas di Birmingham. Saat artikel ini ditulis, klub ini sedang ada di posisi 7 atau masuk sepuluh besar. Birmingham juga memiliki kampus Birmingham University yang terkenal dengan kualitas pendidikan dan inovasi. Sebagai kota di Midland atau bagian tengah Inggris, Birmingham dekat dengan kota Manchester yang sama sama punya peran dalam Revolusi Industri. Dan salah satu coklat terkenal dan ter-enak yaitu Cadbury, ternyata berasal dari kota ini yang mulai diproduksi secara sederhana tahun 1824 oleh John Cadbury. Sampai sekarang Cadbury, diproduksi besar-besaran, ada di mana-mana dan banyak disukai orang.

Cadbury Chocolate - Credit to Appletone Sweet
Cadbury Chocolate - Credit to Appletone Sweet

Bullring & Selfridges

Karena waktu yang terbatas, penulis memilih Bullring Shopping Centre yang jadi satu kesatuan dengan Selfridges Building yang unik dengan bentuk seperti ikan besar dan dilapisi dengan 15.000 lempengan bulat alumunium yang dianodisasi. Bullring Shopping Centre merupakan pusat perbelanjaan yang sangat luas dan lengkap di Birmingham dan lokasi itu sudah dipakai dengan pusat kegiatan ekonomi konon sejak abad pertengahan (abad ke 16).

Bull Statue - Credit to Expedia
Bull Statue - Credit to Expedia

Mengapa disebut Bullring kabarnya karena dulunya di area tersebut dilakukan semacam atraksi banteng yang diserang dan dikerubuti oleh anjing pemburu. Meskipun sebelumnya merupakan pasar jagung, namun atraksi banteng tersebut lebih menarik untuk dijadikan nama, Bullring! Di bagian tengah ada patung banteng berwarna cokelat yang menjadi simbol dari shopping centre ini.

Selfridges - Credit to Flicker
Selfridges - Credit to Flicker

Sesudah berkeliling di pusat perbelanjaan dan membeli produk yang ada untuk dikumpulkan sebagai kenang-kenangan atau sebagai oleh oleh dari Birmingham. Waktu keluar dari salah satu gedung, dan berjalan ke tengah, bertemu dengan orang yang sedang menyiapkan semacam lapak. Yang menariknya, dia menyetel murottal (bunyi orang membaca) AlQuran diselingi terjemahannya. Rupanya dia adalah orang yang sedang mengenalkan Islam ke para pengunjung Bullring. Ada selebaran dan banyak buku-buku tentang Islam di lapaknya itu. Sesudah berkenalan dan bersalaman, penulis bertanya kepadanya apakah tidak masalah memperdengarkan ayat-ayat AlQuran di tempat umum dan terbuka. Dia menjawab, 'well, some people like music and some like to listen to AlQuran recitations. People usually ask about Islam while it is heard'. (Beberapa orang menyukai musik, beberapa orang suka ayat-ayat AlQuran diperdengarkan. Dan orang-orang biasanya bertanya tentang Islam sambil mendengarkan murottal).

Lapak ttg Islam -Dok.Pribadi
Lapak ttg Islam -Dok.Pribadi

Setelah membeli makanan yang cukup untuk makan siang, eksplorasi Birmingham hanya sebatas di Bullring. Untuk berkeliling lebih lanjut, khawatir tidak cukup waktunya karena harus kembali ke hotel untuk check out dan ambil koper menuju Coventry.

Kereta ke Coventry

Tiba setengah jam sebelum keberangkatan, tiba di Birmingham New Street Station. Agak bergetar juga hati ketika kereta mulai berangkat jam 14.00 karena 36 menit kemudian akan tiba di Coventry Train Station. Coventry adalah kota di mana The University of Warwick berlokasi. Jarak antara stasiun kereta ke kampus ini hanya sekitar 9 km, tidak jauh. Karena ada beberapa koper, anak penulis ada temannya yang sedang berkuliah di sana dan siap dikunjungi serta dititipi koper agar bisa ke kampus dengan lebih leluasa. Lokasinya yang berada di salah satu bagian dari Coventry, bisa dijangkau dengan cepat pakai Uber. Bincang-bincang sebentar, menyempatkan sholat zuhur dan lalu segera siap-siap menuju the University of Warwick.

Sejarah Coventry dalam gambar - Dok.Pribadi
Sejarah Coventry dalam gambar - Dok.Pribadi
Napak Tilas 

35 tahun yang lalu penulis pernah bersekolah di kampus ini selama kurang lebih satu tahun mendapatkan beasiswa dari The British Council. Bidang yang diambil adalah strata 2 bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ada rasa yang sulit diceritakan ketika saat ini berada di Coventry dan tidak lama lagi, dalam hitungan menit akan kembali ke tempat dulu pernah belajar dan mendapatkan kompetensi yang membentuk karir profesional penulis.  Mungkin excited, meluap-luap, membuncah atau apa lagi, yang jelas momen ini akan bermacam-macam rasanya. Menelusuri kembali masa lalu yang mempengaruhi kehidupan kita saat ini tentu sangat mencerahkan.

The University of Warwick

Dari Coventry berjalan sebentar ke halte bus dan 15 menit kemudian ada bus yang mengangkut penumpang dari Coventry ke the University of Warwick. Setelah 25 menit sampailah di depan Senate Office dari The University of Warwick. Kaki menuruni bus perlahan dan langsung lihat-lihat kiri kanan suasana kampus yang 35 tahun lalu bersekolah di sini. Suasana masih serupa, dengan mahasiswa lalu lalang, baik yang akan berkuliah atau yang hanya kumpul-kumpul. Hanya sekarang jauh lebih banyak yang berlalu lalang di kampus.

Beberapa lapangan luas yang dulu tidak ada bangunan, sekarang sudah berdiri bangunan baru. Penulis melihat ada bangunan yang tetap tidak berubah, ada yang dikembangkan dan ada bangunan baru. Beberapa bangunan baru menjadi ikon dari kampus sekarang, seperti Oculus yang unik bentuknya dan juga bangunan yang ada di danau yang dahulunya masih berbentuk hutan.

Bangunan lama - W untuk Warwick - Dok. Pribadi
Bangunan lama - W untuk Warwick - Dok. Pribadi

Dipandu oleh temannya anak penulis yang saat ini berkuliah di situ, kami berkeliling ke perpustakaan, tempat berkuliah di Applied Linguistics dan ke flat tempat dulu tinggal, Tocil flats. Perubahan paling menonjol dari Perpustakaan adalah sekarang banyak aspek digitalisasi yang dipakai, dan beberapa lokasi diaksesnya menggunakan kartu mahasiswa. Yang menarik dari Tocil Flats adalah warna dan suasana yang sama dengan 35 tahun lalu, hanya saja pintu masuk tidak bisa dibuka siapa saja, namun memerlukan kartu mahasiswa. Digitalisasi dalam banyak aspek namun tidak mengubah keaslian tempat.

Tocil Flats - Dok. Pri
Tocil Flats - Dok. Pri

Ada satu hal yang lagi yang mengesankan adalah pengembangan Students’ Centre yang sekarang menyediakan musholla yang cukup besar dan nyaman, yang dipakai untuk segala macam kegiatan muslimin dan muslimat mahasiswa/idi Warwick University. 35 tahun yang lalu teman teman muslim meminjam ruangan kelas untuk sholat tarawih dan sholat Jumat. Waktu itu belum tersedia musholla khusus bagi mahasiswa/i muslim.

Musholla di Kampus - Dok.Prinadi
Musholla di Kampus - Dok.Prinadi

Setelah berkeliling, ada rasa stukur dan bangga menjadi bagian dari kampus yang masuk 10 besar terbaik, di UK dari Complete University Guide 2025, no. 3  untuk Applied Linguistics di UK menurut The Times/Sunday Times Good University Guide 2022, dan secara umum ranking 67 dunia dinilai oleh QS World University Ranking 2024. Sekitar jam 15.30 masuk ke toko yang menjual kebutuhan mahasiswa dan merchandise kampus. Dahulu belum ada toko yang lengkap seperti itu yang menyediakan segala kebutuhan. Yang tidak sempat berkunjung adalah ke kantin mahasiswa di students' centre yang dulu jadi tempat makan kalau ada jam kuliah yang berdekatan. Sekarang terlihat hanya ada kantin-kantin yang lebih eksklusif dan tidak seperti layaknya kantin mahasiswa. Mungkin berpindah ke tempat lain.

Suasana musim gugur di Kampus - Dok. Pribadi
Suasana musim gugur di Kampus - Dok. Pribadi

Jam 16.15 sudah cukup menapak tilas kampus lama…. Rasa syukur kepada Allah yang Maha Kuasa yang telah mengantarkan penulis ke kampus yang 35 tahun yang lalu dan sekarang bisa kembali sesudah 35 tahun. Selamat tinggal almamater untuk kedua kali, the University of Warwick.

See you again my Campus - Dok. Pribadi
See you again my Campus - Dok. Pribadi
Kami memesan Uber untuk kembali ke Coventry, mengambil koper dan langsung ke Coventry Train Station untuk bersiap ke Marylebone Station London tepat jam 18.00. Hati berbunga dan tidak lupa bersyukur atas segala kenikmatan yang diberikan oleh Allah yang Maha Kuasa. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun