Setelah membeli makanan yang cukup untuk makan siang, eksplorasi Birmingham hanya sebatas di Bullring. Untuk berkeliling lebih lanjut, khawatir tidak cukup waktunya karena harus kembali ke hotel untuk check out dan ambil koper menuju Coventry.
Kereta ke Coventry
Tiba setengah jam sebelum keberangkatan, tiba di Birmingham New Street Station. Agak bergetar juga hati ketika kereta mulai berangkat jam 14.00 karena 36 menit kemudian akan tiba di Coventry Train Station. Coventry adalah kota di mana The University of Warwick berlokasi. Jarak antara stasiun kereta ke kampus ini hanya sekitar 9 km, tidak jauh. Karena ada beberapa koper, anak penulis ada temannya yang sedang berkuliah di sana dan siap dikunjungi serta dititipi koper agar bisa ke kampus dengan lebih leluasa. Lokasinya yang berada di salah satu bagian dari Coventry, bisa dijangkau dengan cepat pakai Uber. Bincang-bincang sebentar, menyempatkan sholat zuhur dan lalu segera siap-siap menuju the University of Warwick.
Napak TilasÂ
35 tahun yang lalu penulis pernah bersekolah di kampus ini selama kurang lebih satu tahun mendapatkan beasiswa dari The British Council. Bidang yang diambil adalah strata 2 bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ada rasa yang sulit diceritakan ketika saat ini berada di Coventry dan tidak lama lagi, dalam hitungan menit akan kembali ke tempat dulu pernah belajar dan mendapatkan kompetensi yang membentuk karir profesional penulis.  Mungkin excited, meluap-luap, membuncah atau apa lagi, yang jelas momen ini akan bermacam-macam rasanya. Menelusuri kembali masa lalu yang mempengaruhi kehidupan kita saat ini tentu sangat mencerahkan.
The University of Warwick
Dari Coventry berjalan sebentar ke halte bus dan 15 menit kemudian ada bus yang mengangkut penumpang dari Coventry ke the University of Warwick. Setelah 25 menit sampailah di depan Senate Office dari The University of Warwick. Kaki menuruni bus perlahan dan langsung lihat-lihat kiri kanan suasana kampus yang 35 tahun lalu bersekolah di sini. Suasana masih serupa, dengan mahasiswa lalu lalang, baik yang akan berkuliah atau yang hanya kumpul-kumpul. Hanya sekarang jauh lebih banyak yang berlalu lalang di kampus.
Beberapa lapangan luas yang dulu tidak ada bangunan, sekarang sudah berdiri bangunan baru. Penulis melihat ada bangunan yang tetap tidak berubah, ada yang dikembangkan dan ada bangunan baru. Beberapa bangunan baru menjadi ikon dari kampus sekarang, seperti Oculus yang unik bentuknya dan juga bangunan yang ada di danau yang dahulunya masih berbentuk hutan.
Dipandu oleh temannya anak penulis yang saat ini berkuliah di situ, kami berkeliling ke perpustakaan, tempat berkuliah di Applied Linguistics dan ke flat tempat dulu tinggal, Tocil flats. Perubahan paling menonjol dari Perpustakaan adalah sekarang banyak aspek digitalisasi yang dipakai, dan beberapa lokasi diaksesnya menggunakan kartu mahasiswa. Yang menarik dari Tocil Flats adaah warna dan suasana yang sama dengan 35 tahun lalu, hanya saja pintu masuk tidak bisa dibuka siapa saja, namun memerlukan kartu mahasiswa. Digitalisasi dalam banyak aspek namun tidak mengubah keaslian tempat.
Ada satu hal yang lagi yang mengesankan adalah pengembangan Students’ Centre yang sekarang menyediakan musholla yang cukup besar dan nyaman, yang dipakai untuk segala macam kegiatan muslimin dan muslimat mahasiswa/idi Warwick University. 35 tahun yang lalu teman teman muslim meminjam ruangan kelas untuk sholat tarawih dan sholat Jumat. Waktu itu belum tersedia musholla khusus bagi mahasiswa/i muslim.