Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menjelajah Manchester, Kota Industri dan Sepakbola

8 Desember 2024   12:18 Diperbarui: 8 Desember 2024   14:33 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fletcher Moss Garden - Credit to Manchester Evening News

Perjalanan di Inggris #12 – Kota Manchester

Masih menggunakan jalur utara Trans Pennine Express, dari York Station sampai Manchester Picadilly memerlukan waktu 1 jam 39 menit. Dalam perjalanan di kereta biasanya ada petugas yang mengecek karcis digital penumpang. Di kereta jalur ini, ditunggu-tunggu ternyata tidak ada yang melakukan pengecekan itu. Ketika sampai, langsung keluar sambil menarik koper besar (ukuran 26) menuju pintu keluar. Di pintu gerbang tidak ada siapa-siapa. Di sebelah kanan dari pintu keluar, di sudut, ada 3 orang berseragam petugas asyik mengobrol. Kami berjalan dan langsung keluar peron tanpa ada pengecekan dan petugas masih saja mengobrol, sepertinya tidak menyadari kami akan keluar peron. Kami lalu membeli minuman hangat sambil melihat-lihat suasana dan mencari tempat duduk yang kosong di stasiun.

Nah, pas menengok ke dalam peron ternyata petugas yang tadi ngobrol menjaga pintu keluar dan menjalankan tugas mengecek tiket dari setiap penumpang yang akan keluar peron. Petugas tadi rupanya lengah, tidak melihat kami, sehingga  tidak mengecek karcis kami. Ternyata petugas di Manchester Picadilly bisa juga lengah.

Tidak sabar kami keluar dari stasiun kereta yang ramai, meskipun waktu sudah cukup malam, menjelang jam 20.00. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Holiday Website Hotels.com, kota Manchester ini masih menjadi tujuan utama dari pengunjung UK setelah London dan Edinburgh. Kota berikutnya yang juga populer adalah Liverpool, lalu Glasgow dan diikuti oleh Birmingham serta Belfast.

Bermalam di Manchester

Manchester dengan pencakar langit - Credit to Manchester Evening News
Manchester dengan pencakar langit - Credit to Manchester Evening News

Dengan trotoar yang luas dan datar, kami putuskan untuk berjalan kaki menuju hotel Sachas Britannia, tempat menginap di kota Manchester ini. Saat keluar stasiun, waktu telah menunjukkan jam 20.00 dan perkiraan waktu berjalan kaki sekitar 11 menit sampai hotel dengan jarak sekitar 800 meter. Cuaca dingin dan diwarnai gerimis, lumayan menantang. Roda-roda koper diuji kembali melewati jalan yang sebagian tidak mulus.

Di sebelah kanan jalan menuju hotel ada kentang goreng atau french fries. Kami mampir dulu sebentar dan membeli 2 porsi besar. Cukup untuk makan malam di hotel. Setelah kira-kira 15 menit sampailah kami di Sachas Britannia. Petugas resepsionis yang melakukan pengecekan paspor dan kami ditempatkan di kamar yang cukup  besar, dengan 2 single bed dan 1 double bed. Setelah mandi malam dan sholat Isya, kami bersantai dulu, malan malam dengan french fries plus saus yang tertulisnya hot tapi tidak pedas sama sekali. Dengan teko pemanas air hotel, kami seduh teh celup the English Breakfast (Teh untuk sarapan gaya Inggris) tapi dinikmatinya malam-malam. Pemanas ruangan coba difungsikan, tapi sepertinya suhu kamar tetap dingin. Ah…ada selimut tebal kok, kalau tetap dingin kalau nanti mulai tidur. Sambil lihat ke jendela luar, sedikit mencari informasi tentang kota Manchester, yang mungkin di kepala kita lebih banyak kaitannya dengan klub sepakbola. Padahal, ternyata ada banyak hal lain yang amazing yang akan sangat bermanfaat untuk kita ketahui …

Manchester dan Revolusi Industri

Mungkin yang kita tahu Manchester adalah kota sepakbola dan salah satu eks pemain paling terkenalnya adalah Cristiano Ronaldo dan pelatih legendarisnya Alex Ferguson. Atau satu lagi klub yang beberapa kali juara liga Inggris juga, Manchester City. Tapi, rupanya Manchester istimewanya bukan hanya itu. Kota yang memulai industrialisasi pertama kali di dunia adalah Manchester!

Revolusi Industri, perubahan dari perekonomian agraris dan produksi menggunakan tangan berubah menjadi industri dengan menggunakan mesin serta manufaktur, terjadi di Inggris pada pertengahan abad ke-18. Revolusi ini ditandai dengan ditemukannya Spinning Jenny atau mesin tenun pada tahun 1764. Mesin ini juga menandai proses produksi suatu barang yang sepenuhnya mekanis.

Mesin Tenun pertama - Spinning Jenny - Credit to Cariolina Oneto
Mesin Tenun pertama - Spinning Jenny - Credit to Cariolina Oneto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun