Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengeksplorasi York yang Eksotik

1 Desember 2024   22:01 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:51 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu KA menuju Manchester - Dok. Pribadi

Lalu kalau ingat kata York, mesti juga mengetahui bahwa ada kota di Amerika bernama New York atau orang suka menyingkatnya menjadi NY atau NYC. 

Apakah ada hubungannya antara York dengan York Baru atau New York yang sering juga disebut Big Apple di Amerika Serikat?

New Netherland adalah nama sebelumnya dari New York yang terbangun pada tahun 1925. Tahun 1664 the Duke of York (Sir James) diberi wilayah New Netherland di Benua Amerika oleh Raja Charles II, kakaknya. Sebagai cara untuk menghormati the Duke of York yang menjadi penguasa, nama New Netherland diganti menjadi New York. Setelah itu dilaksanakan kemitraan antara dua kota yang dipisahkan oleh Samudera Atlantik itu. 

New York -  credit to iStock
New York -  credit to iStock

Masuk York

Setelah melewati jembatan dengan hujan rintik-rintik, kami terus berjalan kaki dan masuk ke pusat kota York. Pas sampai St. Helen's Square kami dikagetkan dengan suara musik hidup yang dimainkan pemusik jalanan dengan speaker yang volume suaranya cukup keras. 

Sebagian orang menonton 'konser' ini dan memberikan apresiasi serta ada yang memasukkan uang ke tempat yang ada di dekat pemusik dan ada juga yang menyumbang menggunakan contactless card. 

Volume suara musik tersebut keras dan cukup mengagetkan, karena biasanya musik jalanan tidak menggunakan sound system, cukup dengan suara yang dihasilkan alat musiknya saja. 

Sejauh ini sangat langka musik jalanan menggunakan pengeras suara, bahkan di mall atau super market, biasanya tidak ada suara musik yang keras dimainkan. York mungkin berbeda, setidaknya saat ini.

York Minster - Brittanica
York Minster - Brittanica

Setelah ikut menonton 'konser' tersebut, kaki langsung melangkah ke The Shambles Market. Pasar ini menarik karena para pedagang menjual beragam komoditi termasuk suvenir-suvenir khas York. Juga di pojok ada semacam pujasera dengan meja dan tempat duduk untuk makan di tempat. 

Suasananya seperti tempat makan di Indonesia dimana pembeli menikmati sarapan di bawah atap dan terdengar ramai mengobrol sambil menikmati makanan.

Setelah membeli beberapa suvenir, kami langsung berjalan ke salah satu jalan paling ikonik di York, the Shambles yang lokasinya tidak jauh dari Shambles Market. The Shambles adalah jalan bersejarah di York, Inggris, menampilkan bangunan abad pertengahan yang dilestarikan, beberapa berasal dari abad ke-14. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun