Edinburgh adalah ibukota Skotlandia dan salah satu situs Warisan Dunia UNESCO dengan lebih dari 75% bangunannya terdaftar. Edinburgh memiliki 112 taman dan 750.000 pohon sebagai kota terhijau di Inggris. Jadi bisa dibilang, lebih banyak pohon per kepala penduduk di Edinburgh ketimbang kota kota lain di Inggris.
Tidak jauh dari pintu keluar stasiun kereta api Waverley, langsung terlihat menjulang tinggi Walter Scot Memorial. Namun sebelumnya ada Prince Street Garden, taman yang penuh dengan pepohonan yang cantik yang membuat tidak tahan untuk berfoto. Daun-daun sudah banyak yang berguguran karena saat ini sudah mulai musim gugur. Warna daun di pepohonan rata-rata memiliki 3 warna, yaitu hijau, kemerahan dan kekuningan. Yang berguguran rata-rata yg berwarna kuning. Dengan angin yang bertiup lumayan kencang, ditambah dengan suhu dingin, membuat suasana berbeda dengan suasana di tanah air.
The Scott Monument
Dalam satu kawasan dengan the Prince Street Garden adalah The Scott Monument atau Monumen dari Sir Walter Scott. Orang Inggris rupanya sangat menghormati orang yang memiliki jasa yang besar, dengan membangun monumen sebagai cara untuk memberikan penghargaan dan juga mengingatkan akan apa yang dia pernah lakukan. Yang menjadi kriteria adalah kontribusi signifikan terhadap peristiwa, sejarah dan budaya yang perlu diwariskan kepada generasi di depan. Monumen juga dipandang sebagai inspirasi terhadap nilai-nilai yang dipegang suatu bangsa.
Monumen Scott ini berbentuk seperti menara yang di bagian bawahnya berukuran besar dan mengecil atau mengerucut ke atas. Warnanya cenderung hitam atau cokelat sangat tua. Monumen ini memainkan peran integral dalam identitas budaya Edinburgh di  bidang sastra dan seni dan terhubung kuat dengan Sir Walter Scott. Monumen ini mencerminkan apresiasi mendalam kota ini terhadap apa yang dipersembahkan olehnya untuk kotanya.
Sir Walter Scott yang lahir pada tahun 1771 dan meninggal tahun 1832 di Edinburg adalah seorang penulis, penyair dan sejarawan Skotlandia yang terkenal karena serial novelnya yang berjudul The Waverley Series. The Scott Monument berdiri tegak dan bangga di tengah kota Edinburgh dan sangat mendorong kita untuk mendekatinya dan mengabadikan dengan berfoto di depannya.
Setelah puas berkeliling di the Prince Street Garden dan mendekati serta berfoto di the Scott Monumen, kami berjalan terus menyusuri kota Edinburgh menuju hotel tempat menginap. Sesungguhnya akan lebih cepat jika memanggil Uber dan langsung menuju lokasi. Namun, rasanya sayang kalau suasana kota yang indah dan khas ini tidak dinikmati sambil berjalan kaki. Sebelum sampai ke hotel, memyempatkan dulu untuk mampir ke beberapa toko suvenir untuk lihat-lihat dan sekalian kalau ada yang menarik langsung dibeli. Prinsip yang dipakai adalah jangan menunda meraih sesuatu yang menarik, karena jika tidak dibeli saat kita menemukannya, belum tentu akan kita dapatkan lagi di kota lain. Setelah puas berkeliling, kami berjalan lagi menuju hotel.
Setelah 15 menit berjalan, kami sampai di tempat menginap. Langsung masuk ke ruangan hotel yang cozy kami pesan di Indonesia sebelum keberangkatan. Yang menariknya adalah welcome drink yang disiapkan hotel adalah segelas air dingin yang ada batu esnya. Dalam hati kami, lho... suhu udara sedingin itu, kok minuman untuk menyambut tamu hotel adalah air dingin. Sampai sekarang belum terjawab pertanyaan tentang hal itu.