Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita Mengalami Discontinuous Change (Perubahan Terputus)!

31 Oktober 2024   11:05 Diperbarui: 31 Oktober 2024   18:07 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukanlah hal yang aneh kalau generasi Milenial sampai Generasi Z dan generasi awal dari Alpha tidak memiliki uang tunai di dompetnya, karena mereka lebih suka menggunakan kartu atau aplikasi untuk membayar sesuatu. Dibanding generasi Baby Boomers dan X yang tetap merasa memerlukan ada uang tunai di dompetnya. 2 generasi terakhir ini sering mengatakan begini,’pinjam dulu dong 100 rb, nanti saya transfer yang 100 rbnya.’

Portofolio Karir

Jangan kaget kalau karir seseorang saat ini tidak lagi ditentukan oleh nama mentereng jabatan di perusahaan atau kantor pemerintahan. Saat ini nomenklatur karir seseorang bisa saja sebagai Influencer muda, Influencer senior, Youtuber, Tiktoker.  Orang-orang dengan nama pekerjaan seperti itu sebagian bukan kaleng-kaleng. Mereka tidka masuk dalam jajaran nomenklatur seperti penulis, artis, montir yang sudah ada sejak dulu dan menunjukkan independensi pekerjaan. Jenis portofolio karir seperti ini dimulai sejak adanya Gen Milenial sampai sekarang.

Cara Mengelola Discontinuous Change (Perubahan Terputus)

Credit to Tunneln
Credit to Tunneln

Upside Down Thinking (berpikir Terbalik)

Dalam bukunya The Age of Unreason, Charles Handy menggambarkan pemikiran terbalik sebagai cara untuk menghadapi perubahan yang konstan, acak, dan terputus-putus. Handy berpendapat bahwa untuk memanfaatkan perubahan demi keuntungan kita, kita perlu melepaskan diri dari cara berpikir lama.

Gagasan Handy tentang Upside Down Thinking (pemikiran terbalik) meliputi beberapa startegi yaitu:

Pendekatan baru: Kita memerlukan pendekatan baru dalam bekerja, jenis pendidikan, dan ide-ide baru tentang masyarakat. Pendekatan kita tidak lagi konvensional, dengan sebab akibat.

Ketika Eishenhower masih menjadi pimpinan dari Columbia University di New York (sebelum menjadi President AS) mendapat semacam mandat untuk mengatasi kebiasaan mahasiswa yang menginjak rumput taman ketika berjalan kaki menuju gedung utama. Dia lalu bertanya kepada staffnya, ‘mengapa mahasiswa jalannya lewat lapangan rumput itu?’. Dijawab.’Karena itu jalan paling mudah untuk menuju gedung utama.’ Eishenhower lalu mengatakan,’ kalau itu memang jalan yang mereka suka lewati, kita buat saja jalan setapak di jalur itu.’ Masalah terselesaikan! (The Age of Unreason. Hal. 237)

Berbagai jenis kecerdasan: Ada berbagai jenis kecerdasan, dan semuanya memiliki nilai tersendiri. Manfaatkan teknologi dan model pemikiran dan produk yang ada yang cocok dengan kebutuhan. Kecerdasan buatan ataupun model konvensional tetap memiliki manfaat untuk pemecahan masalah.

Melihat sesuatu secara berbeda: Pemikiran terbalik memaksa pembaca untuk melihat sesuatu secara berbeda. Terkadang suatu urutan kegiatan tidak harus dari 1 lalu 2 , terus 3. Bisa saja dimulai dari urutan 3 dahulu, lalu ke 1 dan 2. Lihatlah sesuatu sebagai hal yang umum. Yang utama lihatlah proses dan hasil yang kadang tidak selalu simetris.

Strategi Mengelola Perubahan Terputus-putus di tempat kerja

Jika terjadi suatu perubahan terputus (Discontinuous Change) di tempat kerja dan Anda memiliki peran dalam mengelolanya, maka beberapa cara di bawah ini dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatifnya:

  • Sampaikan visi dan keinginan yang jelas, agar bisa dipahami oleh semua komponen perusahaan/tempat kerja.
  • Ciptakan lingkungan yang mendorong eksperimen dan inovasi.
  • Berikan suatu peluang bagi pegawai untuk mengembangkan ide-ide baru.
  • Jika ada kontribusi pegawai terhadap prestasi di tempat kerja, rayakan dan berikan pengakuan.
  • Berikan penawaran untuk program pembelajaran dan pengembangan.
  • Kembangkan suatu model untuk kolaborasi dan berbagi pengetahuan.

Kesimpulan

Discontinuous Change (Perubahan Terputus) akan menjadi hal yang biasa kita hadapi. Namun bagaimanapun perubahan model ini tetap akan mengagetkan kita jika kita menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak biasa. Yang penting kita menyiapkan set mental kita bahwa perubahan yang terjadi memang sering tidak mengait langsung dengan situasi yang ada. Jadi bersiaplah selalu untuk terus belajar hal-hal baru. Siap selalu dengan inovasi yang diciptakan banyak orang, karena inovasi dan kreativitas akan senantiasa berjalan beriringan. Kita nikmati perubahan dengan pikiran positif bahwa apapun inovasi yang terjadi, niat pembuatnya senantiasa baik untuk kita. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun