Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perjalanan di Inggris #4 - Salisbury & Stonehenge

28 Oktober 2024   21:52 Diperbarui: 29 Oktober 2024   05:48 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto Koleksi Pribadi Penulis

Ketika sedang mencoba memesan tiket secara online, di aplikasi ada pesan agar pengunjung siap dengan perut terisi jika akan berangkat pada jam makan, karena perjalanan akan cukup panjang. Ketika itu jam menunjukkan jam 11 lebih sedikit dan memang perut terasa mulai menagih makanan. Karena bus berangkat setiap 1 jam, diputuskan untuk berjalan ke arah kota Salisbury untuk mencari makan sebelum berangkat ke Stonehenge pada jadwal bus berikutnya atau yang jam 13.

Berjalan-jalan di Salisbury

Ketika menuruni jalan menuju kota Salisbury dari stasiun kereta api, terasa biasa saja dengan toko-toko yang sebagian besar tutup karena hari minggu. Menggunakan googlemap terus mengikuti arah jalan yang ditunjukkan. Semakin jauh dari stasiun ternyata semakin menarik dan indah sekali kotanya. Sempat berhenti sebentar di jembatan dengan air mengalir tenang dan berwarna gelap.

Cuaca yang agak mendung dan suhu dingin menciptakan suasana yang menenangkan. Sambil terus mencari restoran atau toko makanan yang buka, ada semacam pintu masuk dengan jalan selebar 3 meteran, sisi kiri ada tempat untuk duduk duduk dan makan, di sisi kanannya ada air mengalir yang cukup deras dan membentuk semacam air terjun kecil dan pusaran yang membuatnya seperti di negeri dongeng atau di buku-buku cerita. Ternyata ini salah satu lokasi yang dipakai dalam film klasik berjudul Sense and Sensibility yang dibintangi Emma Thompson, Kate Winslet, Hugh Grant dan Alan Rickman. Di bawah ini adalah video lokasinya.

   

Masuk ke dalam, di dalamnya ada ruang terbuka dengan sungai kecilnya dan suasananya terasa tenang dengan pengunjung yang berjalan biasa dan tidak tergesa-gesa. Seperti sedang menikmati suasana yang menyamankan di Salisbury.

Sejarah Salisbury

Ternyata banyak cerita terpendam di Salisbury yang dapat dilacak asal usulnya dari sekarang hingga tahun 1220. Kota yang sangat tua. Dahulu kota ini hanya diisi oleh beberapa dusun yang menyebar atau tidak terpusat. Tidak seperti banyak kota lainnya, Salisbury dapat melacak asal-usulnya hingga tahun 1220 atau 8 abad yang lalu. Sebelumnya, Salisbury hanya dihuni oleh beberapa dusun yang tersebar, dan fokus utama area tersebut berada 3,2 km di utara pusat kota saat ini yaitu Old Sarum atau Sarum lama atau Salibury lama.

Old Sarum

Credit to English Heritage
Credit to English Heritage

Awalnya merupakan benteng bukit Zaman Besi, kemudian menjadi kota Romawi Sorviodunum (meskipun lokasi persisnya tidak jelas), dan pada masa Anglo-Saxon dikenal sebagai Searoburh. Old Sarum adalah salah satu situs paling memikat dan bersejarah di Inggris bagian selatan. Uniknya, tempat ini menggabungkan kastil kerajaan abad pertengahan dan katedral dalam benteng Zaman Besi tersebut dan selama 150 tahun merupakan pusat utama pemerintahan. Baik kastil maupun katedral tidak ditempati dalam waktu lama.  

Pada tahun 1226 katedral dipindahkan ke dekat lokasi Salisbury yang ada sekarang dan namanya waktu itu adalah Sarum Baru (New Sarum), meskipun kastil tersebut tetap menjadi pusat administrasi hingga abad ke-14. Namun, Sarum Lama tetap hidup sebagai wilayah yang kurang nyaman dan aman untuk dihuni. Pada tahun 1992 dibentuk undang undang Pemerintah lokal dan hasilnya pada tahun 2009 nama Sarum Baru diubah secara resmi menjadi Salisbury.

Sambil berjalan-jalan kami sampai di lapangan terbuka dan sedang ada pameran seniman lokal di lapangan terbuka Rutherfurd Walk. Lapangan ini mengambil nama Edward Rutherfurd yang lahir di Inggris, namun banyak berkiprah di Inggris dan Amerika. Dia menulis novel sejarah SARUM yang terkenal dan menjadi informasi yang berharga untuk sejarah Inggris. Bukunya ini menjadi bestseller secara internasional dan masuk dalam daftar buku bestseller selama 23 minggu di New York Times. Pamerannya cukup menarik karena yang dipamerkan adalah produk seniman lokal dengan produk-produk lokal yang dibuat dengan tangan termasuk lukisan-lukisan. Hujan rintik-rintik waktu itu, namun yang namanya hujan di Inggris tidak terlalu menganggu dan biasanya dengan topi yang kita pakai cukup melindungi. Karena udara tidak lembab, kalau hujan selesai, baju yang agak basah segera kering kembali.

Menuju Stonehenge

Setelah makan siang di salah satu restoran cepat saji di tengah kota Salisbury, kami segera kembali ke stasiun kereta api karena di situ lokasi bus yang akan membawa pengunjung ke Stonehenge. Pada waktu menjelang tempat bus parkir, kami perlu sedikit berlari karena ketika hampir sampai jam sudah menunjukkan 12.57. Ketika mendekati posisi bus, pas waktunya jam 12.59 di jam tangan penulis, busnya sudah berjalan lebih dulu meskipun sempat kasih aba-aba ingin ikut. Ketinggalan bus!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun