Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Mengembangkan Potensi Diri Kita?

22 September 2024   14:58 Diperbarui: 22 September 2024   15:01 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara Komunikasi Non-Verbal mengandalkan isyarat dari tubuh agar tujuan dapat dicapai dengan memproyeksikannya melalui bahasa tubuh. Tubuh kita termasuk postur, gerakan dan ekspresi wajah secara terus menerus mengirimkan pesan kepada orang yang diajak bicara tentang siapa anda, bagaimana perasaan anda dan apa yang anda pikirkan.

Bahasa tubuh dapat memperkuat atau mengurangi makna dari bahasa verbal seseorang. Agar komunikasi berjalan lebih efektif, maka seseorang harus berusaha sensitif terhadap bahasa tubuh yang dipancarkan oleh lawan bicaranya.

Kemampuan Mendengar Aktif (Interpersonal Communication Skills) – (Fisik)

Kemampuan seseorang dalam mendengar sering diabaikan dan dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting atau mudah dilakukan. Padahal sering orang hanya mendengar gelombang suara (hearing) ketimbang mendengar makna (listening). Mendengar aktif memerlukan pemusatan perhatian, interpretasi dan pengingatan stimulus suara.

Manusia umumnya berbicara dengan kecepatan 125-250 kata per menit, sementara otak manusia dapat memahami 750-1500 kata. Karena itulah ada kesenjangan antara kapasitas memahami dan masukan yang diterima. Kesenjangan tersebut sering membuat seseorang mengabaikan orang yang dia ajak bicara dengan memikirkan yang lain-lain. Pembahasan tentang Mendengar Aktif diuraikan pada tulisan sebelumnya.

Penghormatan (Courtesy) – (Non-fisik)

Credit to Peoplethink
Credit to Peoplethink

Dalam berinteraksi, setiap orang harus berupaya untuk memenuhi aturan atau konvensi yang berlaku di dalam suatu lingkungan. Kesopanan secara umum dapat diartikan sebagai perilaku yang dijalankan dengan menggunakan kultur yang ada di sekitarnya. Kultur disini  bersifat lentur, sehingga bisa saja kultur tersebut terkait dengan jenis profesi yang digeluti. Misalnya kultur lingkup para pegawai swasta berbeda dengan para pegawai negeri.

Bagi bangsa Indonesia, kesopanan umum  terkait dengan kultur ketimuran yang menjadi pegangan. Nilai-Nilai ketimuran yang digabungkan dengan kultur bisnis dapat menjadi pegangan bagi seseorang untuk berperilaku.

Kesopanan umum dalam cara berjabat tangan, memperlakukan tamu atau pelanggan, cara memperkenalkan rekan-rekan anda yang belum saling kenal, cara berbicara sampai dengan nilai ketepatan waktu dalam bertemu menjadi hal-hal yang berfokus pada kesopanan umum. Dengan mengikuti tata cara kesopanan umum yang berlaku pada suatu lingkungan maka seseorang akan diterima sebagai bagian dari komunitas.

Dapat dikatakan bahwa jika kita menghormati orang lain, maka sesungguhnya kita menghormati diri kita sendiri. Karena jika kita baik dan hormat kepada orang lain, maka orang lain akan melihat kitalah yang layak lebih dulu dihormati.

Mental – (Non-fisik)

Pengembangan mental atau kejiwaan seseorang ditentukan oleh program yang mampu membuka potensi diri seseorang dan memberikan dia pembelajaran yang memberikan pemahaman yang dalam. Serupa dengan pengembangan kecakapan fisik, maka kecakapan non-fisik memerlukan latihan yang tepat. Pepatah cina mengatakan:

  • Katakan padaku, aku akan lupa…
  • Tunjukan kepadaku, mungkin aku akan ingat …
  • Libatkan aku, maka aku akan memahami …

Karena pengembangan mental dari seseorang diharapkan merangkum beberapa aspek mental yang sangat penting yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun