Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Allah yang Maha Kuasa Mencukupkan Kebutuhan Kita

30 Agustus 2024   17:22 Diperbarui: 30 Agustus 2024   17:43 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit to Indonesia Imaji

Allah Mencukupkan Kebutuhan Kita

Dalam tulisan sebelumnya dengan judul Rezeki Datang dari Arah yang Tak Terduga, penulis telah menceritakan tentang penemuan kartu nama eks murid dari pelatihan yang pernah diikutinya di mana penulis berperan sebagai pengajar; kali ini akan diceritakan true story berikutnya tentang pertolongan Allah SWT yang datang dari tempat yang tidak diduga juga dan dengan nilai sesuai dengan kebutuhan.

Namun sebelumnya baik juga disampaikan bahwa sejak bertemu dengan eks murid yang menjadi orang sangat penting di instansinya, pekerjaan demi pekerjaan datang ke perusahaan yang dikelola sendiri. Perusahaan penulis melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dengan standar yang tinggi dan diupayakan melampaui harapan pemberi pekerjaan (exceeding expectation). Pada tahun ketiga sejak dibentuknya perusahaan, penulis dan tim tidak harus mencari klien, namun justru klien atau calon pelanggan mencari pemikir dan pelaksana pekerjaan mereka. Hal itu diyakini karena penulis dan teman-teman di perusahaan berupaya menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh dan pemberi pekerjaan merasa mendapatkan lebih dari yang mereka bayar. Tentu tidak boleh lupa, bahwa awal dari kesibukan pekerjaan ini adalah dari penemuan kartu nama eks murid tersebut sebagai pemicu untuk melaksanakan pekerjaan yang datang dan tidak selalu diminta. Dan takdir Allah lah yang membuat penulis diarahkan untuk menemukan kartu nama tersebut.

Perlu juga diinformasikan bahwa Iqbal (anak pertama penulis) setelah 3 bulan dirawat di rumah sakit, dokter menyatakan bahwa pengobatan apapun sudah tidak dapat menghentikan Chronic Myleocytyc Leukaemia (CML) yang dialami oleh Iqbal. 2 minggu setelah pulang dari Paviliun Tumbuh Kembang RSCM, Iqbal berpulang sambil tersenyum dan menjadi kenangan yang tak pernah hilang untuk perjuangannya menghadapi CML. Selama jalan Iqbal Ikhsan Tawakkal (nama akhirnya memang mencerminkan kepasrahannya) yang pergi pada usia 13 tahun di tahun 2000.

Pernikahan Adiknya Iqbal

Credit to Indonesia Imaji
Credit to Indonesia Imaji

Adiknya Iqbal, Azmi pada tahun 2016, 16 tahun sejak kepergian kakaknya lulus menjadi seorang dokter. Dan 3 tahun kemudian Azmi menikah dengan gadis pujaannya, seorang dokter juga dan mereka bertemu di rumah sakit tempat kerjanya sama sama. Yang ingin diceritakan di sini adalah peristiwa sebelum acara pernikahan dilangsungkan.

Pada akhir tahun 2018 Azmi dan kekasihnya merancang hari pernikahan di awal tahun 2019. Penulis saat itu sudah kurang aktif di dalam pekerjaanya dan hanya mengandalkan dari tabungan untuk menjalani hidup. Azmi sudah bekerja, juga adik kandungnya Irsyad sudah bekerja juga, jadi sepertinya sudah tidak ada lagi yang dikejar dari aspek finansial. Dengan demikian, kedua adiknya Iqbal tersebut tidak memerlukan lagi bantuan apapun dari kedua orang tuanya. Tapi ternyata hal itu tidak sepenuhnya benar, karena ternyata tetap diperlukan biaya untuk menikahkan mereka.

Pada bulan-bulan akhir tahun 2018, Azmi ingin menikah dan tentu itu akan menjadi momen terakhir dari penulis dan istri dalam melepas Azmi menempuh kehidupan baru. Yang menjadi masalah adalah, mereka ingin menikah di awal tahun 2019, padahal dalam perkiraan penulis, dana yang akan dikumpulkan untuk biaya pernikahanmemerlukan waktu sampai pertengahan 2019.

Penulis memiliki tabungan yang cukup untuk hidup, namun jika diambil untuk biaya pernikahan, maka tentu penulis akan merasa tidak tenang, karena harus memikirkan untuk mengatasi kekurangan biaya untuk keperluan sehari-hari setelah pernikahan Azmi. Sudah dihitung-hitung diperlukan biaya pernikahan dengan segala pernak perniknya sebesar 200 jutaan rupiah. Uang yang tidak kecil dan tabungan penulis tidak sampai sebesar itu. Karena acara pernikahan melibatkan juga pihak calon istri Azmi, tentu penentuan angka tersebut merupakan hasil pembicaraan juga dan tidak mudah diubah.

Waktu menuju pernikahan tinggal sekitar 5 bulan lagi, sementara persiapan terus dilakukan, namun ketersediaan dana tidak memadai. Penulis memiliki beberapa aset yang nilainya bisa melampaui kebutuhan, namun yang disebut aset tidaklah likuid dan tidak mudah menjadi dana cash.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun