Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kepemimpinan Transformasional (Transformational leadership)

19 Agustus 2024   17:36 Diperbarui: 19 Agustus 2024   17:37 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit to Simply Psychology

Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership)

Dalam kehidupan, kita banyak menemukan perubahan-perubahan yang sifatnya biasa-biasa, misalnya sebelumnya kita sarapan bubur ayam, sekarang makan roti dengan selai. Sebelumnya minum kopi tubruk sekarang menyukai kopi sachet. Perubahan-perubahan itu bukan suatu transformasi.

Kalau misalnya seseorang tiba-tiba mengecat rambutnya menjadi warna merah, sementara sebelumnya hitam normal; atau sebelumnya tidak banyak bicara karena kurang percaya diri, tiba-tiba muncul dan berbicara dengan sangat lancar dan terlihat percaya diri. Perubahan ini bisa dibilang perubahan yang ekstrim atau radikal dan sering disebut dengan transformasi. Vocabulary.com mendefisikan transformasi sebagai perubahan dramatis dalam bentuk atau penampilan. Transformasi adalah perubahan yang ekstrem dan radikal. (https://www.vocabulary.com/dictionary/transformation)

Pada tulisan ini kita akan membahas tentang Kepemimpinan Transformasional yang merupakan tulisan ke 3 dari 4 model kepemimpinan. Sebelumnya telah dibahas tantang Managerial Grid dan Situational Leadership.

Mengacu kepada definisi transformasi, maka selaras dengan hal itu, Kepemimpinan Transformasional didefinisikan dengan Gaya Kepemimpinan yang berfokus pada bagaimana menginspirasi dan memotivasi anak buah agar terjadi pencapaian yang signifikan dan melampui harapan.

Teori Transformational Leadership ini pertamakali diperkenalkan oleh James MacGregor Burns di tahun 1978 dan dikembangkan lebih lanjut oleh Bernard M. Bass di tahun 1980an. Gaya kepemimpinan ini memberikan penguatan kepada pemimpin untuk memotivasi dan menginspirasi timnya atau anak buahnya, menguatkan inovasi, pertumbuhan dan saling berbagi tujuan yang sama. Sejauh tertentu model ini banyak diadopsi di banyak organisasi mulai dari bisnis, pendidikan, pelayanan kesehatan dan pemerintahan.

Komponen Utama Kepemimpinan Transformasional

Dalam mengefektifkan model kepemimpinan untuk memantapkan transformasi, ada 4 komponen utama yang menjadi kebutuhan yang perlu dikreasikan dan diupayakan, yaitu:

1.  Pengaruh yang menjadi Idealisme

Pemimpin transformasional berperan sebagai panutan bagi para pengikutnya. Mereka memimpin dengan memberi contoh, menunjukkan standar etika yang tinggi, integritas, dan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai dan visi mereka. Dengan mewujudkan cita-cita yang mereka promosikan, para pemimpin mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari timnya yang merupakan anak buahnya, yang menumbuhkan loyalitas dan kekaguman. Semangat atau antusisme ditumbuhkan karena suatu idealisme mengarah kepada capaian yang mesti diraih dengan penuh semangat.

2.  Motivasi Yang Menginspirasi

Pemimpin transformasional memiliki kemampuan untuk mengartikulasikan visi masa depan yang menarik. Mereka menginspirasi dan memotivasi anak buahnya dengan memberikan gambaran jelas tentang seperti apa kesuksesan itu dan bagaimana setiap anggota tim berkontribusi untuk mencapai visi tersebut. Motivasi ini lebih dari sekedar insentif uang misalnya; tapi lebih memanfaatkan motivasi intrinsik individu.

Credit to Elise Sullivan
Credit to Elise Sullivan

3.  Stimulasi Intelektual

Pemimpin transformasional mendorong kreativitas dan inovasi dalam tim anak buahnya. Mereka menantang status quo, mendorong pemikiran kritis, dan menciptakan lingkungan di mana anggota tim merasa aman untuk menyuarakan ide dan pendapat mereka. Stimulasi intelektual ini mengarah pada lahirnya ide-ide dan solusi-solusi baru. Stimulasi intelektual juga merupakan gambaran dari gairah untuk menjadi yang terbaik.

4.  Perhatian Khusus untuk setiap Individu

Pemimpin transformasional menaruh perhatian tulus pada pengembangan pribadi dan profesional setiap anggota tim anak buahnya. Mereka mengenali kekuatan dan kelemahan unik anggota timnya dan memberikan dukungan dan pembinaan individual untuk membantu mereka tumbuh dan menjadi unggul. Pendekatan yang dipersonalisasi ini menumbuhkan rasa memiliki dan keterlibatan yang kuat di antara anggota tim sebagai anak buahnya. Empati dan rasa saya bersama anda akan menjadi kekuatan karena anak buah merasa menjadi seseorang. 

Keempat komponen di atas perlu dicermati sebagai suatu hal yang akan membentuk pandangan positif terhadap seorang pemimpin. Model ini sesungguhnya lebih pada menggugah dan memperkuat aspek mentalitas dan dengan inspirasi atau contoh yang diperlihatkan oleh Pemimpin. Yang ingin ditimbulkan adalah pemimpin yang menjadi model atau contoh bagi kemajuan bersama. Disamping itu aspek perhatian kepada setiap individu memberikan suatu rasa diperhatikan sehingga loyalitas terhadap sang pemimpin akan menguat.

Dampak Kepemimpinan Transformasional pada Organisasi

Ketika Kepemimpinan Transformasional dijalankan oleh Pemimpin, dengan perubahan-perubahan yang sifatnya terinspirasi gerakan 4 komponen di atas, maka akan terasa dampak besarnya terhadap organisasi. Beberapa hal positif dari model ini merupakan konsekuensi logis dari suatu transformasi adalah:

1.  Peningkatan Keterlibatan Staf/Anak Buah

Pemimpin transformasional menginspirasi terhadap rasa memiliki dari tujuan maupun keberadaan perusahaan. Ketika karyawan merasa terhubung dengan misi dan nilai-nilai organisasi, mereka akan lebih mungkin mereka berkinerja melampai harapan.

2.  Peningkatan Inovasi

Dengan mendorong kreativitas dan pemikiran kritis, pemimpin transformasional menciptakan lingkungan tempat inovasi berkembang. Anggota tim merasa diberdayakan untuk mengeksplorasi ide dan pendekatan baru, yang mengarah pada perbaikan berkelanjutan dan keunggulan kompetitif di pasar.

3.  Peningkatan Budaya Organisasi

Pemimpin transformasional menentukan arah budaya organisasi yang positif berdasarkan kepercayaan, kolaborasi, dan komunikasi terbuka. Budaya yang terbentuk menjadi menarik dan mampu mempertahankan talenta terbaik di perusahaan serta menumbuhkan rasa persatuan di antara anak buah.

4.  Pengembangan Kepemimpinan

Pemimpin transformasional tidak ragu untuk berinvestasi dalam mengembangkan kecakapan kepemimpinan anggota timnya yang juga anak buahnya. Hal ini tidak hanya menguntungkan organisasi dalam jangka panjang namun juga memberdayakan karyawan untuk mengambil peran kepemimpinan, sehingga berkontribusi terhadap terbentuknya pemimpin masa depan.

Tantangan Kepemimpinan Transformasional

Credit to Maria College
Credit to Maria College

Meskipun Kepemimpinan Transformasional banyak memiliki keuntungan dan keunggulan, namun tentu tidak lepas dari tantangan yang bisa menghambat efektivitas model kepemimpinan ini.  Tantangan di bawah ini menjadi semacam aspek yang memerlukan perhatian lebih untuk keberhasilan dari perubahan atau transformasi sbb:

1.  Sumber Daya yang Intensif

Menerapkan kepemimpinan transformasional memerlukan waktu dan upaya ekstra untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, membangun visi bersama, dan mempertahankan tingkat keterlibatan yang tinggi. Hal ini dapat menghabiskan banyak sumber daya bagi organisasi. Artinya sumber daya tersebut perlu disiapkan sebagai antisipasi kebutuhan.

2.  Penolakan terhadap Perubahan

Tidak semua staf atau anak buah bisa menerima perubahan yang datang dari kepemimpinan transformasional. Beberapa orang mungkin menolak visi baru atau kesulitan beradaptasi dengan budaya untuk berinovasi. Dampak penolakan perlu diantisipasi dan bisa saja menggunakan perlakuan seperti di Kepemimpinan Situasional, apakah model S1 (telling), S2 (Selling), S3 (Coaching). Untuk S4 (Delegating) tidak diperlukan.

3.  Tekanan yang berlebihan pada Pemimpin

Dalam beberapa kasus, kepemimpinan transformasional dapat menyebabkan penekanan yang berlebihan pada pribadi dan karisma pemimpin, dibandingkan hanya fokus pada tujuan dan nilai-nilai organisasi. Kemampuan pemimpin dalam mengelola tekanan atau stress perlu diberikan perhatian serius agar daya tahannya melampui tantangan.

Perbedaan Kepemimpinan Transformasional dengan gaya kepemimpinan lainnya?

Kepemimpinan Transformasional berbeda dengan gaya yang lain seperti Kepemimpinan Transaksional (yang berfokus pada penghargaan dan hukuman) dan Kepemimpinan laissez-faire (yang melibatkan keterlibatan minimal). Pemimpin transformasional lebih fokus untuk menginspirasi dan memberdayakan anak buahnya untuk mencapai potensi penuh mereka.

Pemimpin Transformasional menginspirasi perubahan ke arah lebih baik khususnya melalui contoh teladan. Sesungguhnya tantangan terbesar adalah tidak bolehnya contoh ideal dari Pemimpin ternoda atau terlemahkan oleh tindakan atau perilaku yang berlawanan dengan standar yang baik.

Credit to Military.com
Credit to Military.com

Pada akhirnya kata kunci dari pembahasan Transformational Leadership adalah Lead by Example  atau ada juga yang mengatakan Walk The Talk (lakukan yang dikatakan) Pimpinlah dengan contoh. Untuk menjadi contoh model, tidak seluruhnya mampu dan mau melakukannya. Jika seorang Pemimpin memiliki kualitas yang ada di komponen utama dari Transformational leadership, maka itu lebih mudah, namun jika belum ada, maka upaya yang dilakukan menjadi super ekstra. Yang penting disadari seorang pemimpin adalah role model bagi anak buahnya. Selamat menjadi model bagi lead by Example.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun