Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepemimpinan Situasional (Situational Leadership) Blanchard & Hersey

18 Agustus 2024   19:00 Diperbarui: 18 Agustus 2024   19:09 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan melihat pada pemimpin suatu organisasi pada skala besar atau unit kerja pada skala yang kecil, Blanchard dan Hersey merumuskan jenis-jenis gaya kepemimpinan yang berbeda namun ditentukan oleh intensitas pembangunan hubungan dan tingkat fokus kepada tugas. Keempat gaya tersebut diberi nama S1, S2, S3 dan S4. Penjelasannya seperti ini:

S1 (Telling – Perintahkan/ Arahkan)

Jika dilihat pada diagram di atas, S1 intensitas hubungan atau dalam hal ini interaksi dan fokus kepada tugas, dalam hal ini detail dan kadang memerlukan terjun langsung dengan  cara atau teknik mengerjakannya. Istilahnya Hubungan Perilaku rendah, artinya tidak penting untuk membujuk atau meminta tapi lebih kepada pemberian perintah. Sementara untuk tugas sangat tinggi fokusnya dan intensif.

S2 (Selling/Coaching – Pendampingan)

Model ini adalah kedua dimensi yaitu Tugas dan Hubungan sama -sama tinggi, artinya staff atau anak buah pimpinan didampingi dalam mengerjakannya dan juga dengan cara yang lebih membujuk ketimbang memberikan perintah. Pada bagian bawah akan terlihat model ini akan cocok untuk jenis Kesiapan anak buah dalam menerima tugas dan tingkat kepercayaan dirinya. Pemimpin memberikan arahan terhadap tugas dan juga membangun hubungan yang cukup dekat agar anak buah lebih bersemangat.

S3 (Supporting – Partisipasi/dukung)

Untuk model ini Pemimpin menunjukkan perhatiannya dengan ikut mendukung mengerjakan tugas yang diemban anak buahnya, meskipun sifatnya sederhana karena sifatnya lebih mendukung ketimbang mengerjakan. Contohnya adalah menemani anak buahnya menyelesaikan tugas sampai selesai. Berbagi tanggungjawab dan bekerja seperti tim menjadi ciri khas gaya ini. Kesan suasananya egaliter dan penuh kehangatan.

S4 (Delegating – Pendelegasian)

Dimensi hubungan dan tugas sama sama rendah, artinya pemimpin hanya meminta keluaran sebagai hasil pekerjaannya. Pemimpin tidak perlu mengawasi apalagi ikut mengerjakan tugas dan hanya memonitor pelaksanaan tugas.

Tingkat Kematangan dan Kesiapan Staf (anak buah)

Ketika kita bahas tentang gaya kepemimpinan, tentu harus kita pahami tentang tingkat Kematangan (M-Maturity) yang lalu diubah setelah beberapa lama menjadi tingkat Kesiapan Kinerja staf atau anak buah (R-Readiness). Perubahan merupakan perkembangan karena aspek kematangan lebih condong kepada tugas. Dengan perubahan kepada Kesiapan Kinerja, maka aspek tugas dan mental akan lebih jelas. Dari aspek penjelasan dari R1 s.d. R4 juga lebih ringkas.

Tingkat Kematangan (M-Maturity) dan Kesiapan Kinerja (R-Readiness) ada 3 tingkatan yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi. Koneksi antara Gaya Kepemimpinan dengan Tingkat Kematangan dan Tingkat Kesiapan Kinerja digambarkan pada tabel di bawah ini.

Didi's Own Collection
Didi's Own Collection

Paul Hersey berpendapat bahwa pengembangan kesiapan kinerja tidaklah linier sifatnya. Ketika mengembangkan Kesiapan Kinerja, setiap orang sifatnya unik. Orang biasanya tidak memulai dari R1, lalu maju ke R2, R3 dan kemudian R4. Seorang pemimpin yang berhasil diharapkan mampu mengembangkan kompetensi dan komitmen orang-orangnya, sehingga mereka memiliki motivasi diri dan tidak bergantung pada orang lain untuk mendapatkan arahan dan bimbingan. Dia juga mengatakan bahwa ekspektasi yang tinggi dan realistis dari seorang pemimpin memotivasi kinerja yang tinggi dari anak buah dan rendahnya ekspektasi dari seorang pemimpin juga menyebabkan rendahnya kinerja dari anak buah.

Kepemimpinan Situasional II (Situational Leadership II/SLII)

Hersey and Blanchard melanjutkan pengembangan konsep Kepemimpinan Situasional sampai dengan tahun 1977 ketika mereka mulai membentuk perusahaan terkait konsep kepemimpinan situasional. Pada akhir 1977. Paul Hersey mengubah nama konsepnya dari Situational Leadership Theory menjadi  Situational Leadership.

Tahun 1985 Kenneth Blanchard mengenalkan Situational Leadership II (SLII) di dalam bukunya berjudul Leadership and the One Minute Manager: A Situational Approach to Managing People. Konsep SLII inilah yang banyak dipakai sampai saat ini dan dikembangkan terus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun