Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Mengembangkan Diri Kita? (Self Development)

11 Juli 2024   07:23 Diperbarui: 11 Juli 2024   07:35 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada suatu hari, ketika sedang memeriksa ladangnya, seorang petani menemukan seekor anak elang yang terjatuh dan berusaha untuk terbang tetapi tidak bisa karena masih terlalu muda dan bulu-bulunyapun belum tumbuh dengan sempurna. Diperkirakan anak burung itu terjatuh dari sarangnya dan tidak diketahui induknya. Petani itupun merasa kasihan dan anak burung elang itu dibawanya pulang. 

Petani itu ingat bahwa di rumahnya dia memiliki sekawanan anak-anak ayam yang baru menetas. Akhirnya dengan harapan agar anak burung itu bisa tetap hidup, maka Petani itu  menempatkannya bersama anak-anak ayam tersebut. Sang anak elang lalu tumbuh bersama ayam, memakan makanan ayam, berjalan seperti ayam, berkomunikasi dengan bahasa ayam, belajar segala hal dari ayam dan berpikir bahwa menjadi seekor ayam adalah sesuatu yang terhebat. 

Setelah beberapa minggu, petani merasa bahwa anak elang tersebut sudah saatnya untuk bisa terbang. Dia lalu berupaya membuatnya bisa terbang dengan cara melemparkannya ke udara. Akan tetapi si anak elang berpikir bahwa dia adalah seekor ayam. Dilemparpun berulang-ulang ke udara, tetap saja anak elang tersebut selalu terjatuh kembali ke tanah. 

Anak Elang tersebut mulailah merasa frustrasi, bosan dan kesakitan badannya setelah terus menerus menghantam tanah, sehingga dia coba rentangkan sayapnya dan menggerak-gerakannya dan......ternyata dia bisa terbang. Pertama dia merasa kaget, namun beberapa saat kemudian dia mulai menikmati dapat melayang-layang di udara dan akhirnya dia menyadari bahwa ternyata dia adalah seekor elang dan bukan seekor ayam.

Pengembangan Diri

Sang anak elang yang ada dalam cerita rakyat ini (fabel) itu rupanya mengalami situasi di mana ada perkembangan dalam dirinya, kali ini dibantu oleh petani tersebut. Namun, ketika dia bisa terbang itu karena dia juga berusaha untuk mengembangkan dirinya, mengembangkan sayapnya, sehingga dia benar-benar menjadi seekor elang. 

Dari ilustrasi di atas, penulis ingin berbagi tentang Pengembangan Diri atau Self-Development yang memberi kita kapasitas untuk menumbuhkan kesadaran diri, kemampuan, mungkin bakat, mungkin kecakapan yang ada pada kita agar kita bisa meningkatkan kualitas hidup kita. Pengembangan diri juga kadang disebut dengan Pengembangan Pribadi yang relatif sama maknanya,  dan berfokus ke dalam diri kita untuk menggali potensi yang ada dalam dirik ita.

Pengembangan diri ini perlu dilakukan setiap orang agar dapat bertahan dalam kehidupan ini. Kita tidak dapat mengandalkan orang lain karena kita sendiri yang bertanggung jawab atas perkembangan kita. Apapun latar belakang kita, kita selalu memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri untui menjadi manusia yang lebih baik.

Pengembangan Diri dalam Konsep Aktualisasi Diri

Ketika kita membahas pengembangan diri, biasanya akan dikaitkan dengan kosep aktualisasi diri yang merupakan tahap tertinggi dari piramida motivasinya Abraham Maslow (1970). Maslow menyatakan bahwa Aktualisasi Diri adalah realisasi potensi dan jati diri seseorang dengan mengembangkan potensi dirinya dan menikmati hidup secara maksimal. 

Artinya ujung dari Pengembangan Diri adalah mencapai suatu tingkat paling tinggi dalam kepuasan, citra diri dan juga kualitas hidup. Tentu kepuasan dan kualitas hidup relatif untuk setiap orang, juga tentang sejauh mana seseorang merasa sudah cukup atau puas dengan kualitas hidupnya. Yang utama adalah bagaimana cara kita melakukan usaha pengembangan diri.

Bagaimana Melakukan Pengembangan Diri?

credit to Pertemps
credit to Pertemps

Pengembangan pribadi bisa dilakukan oleh semua orang, baik dibantu oleh orang lain atau diri sendiri bukanlah masalah. Yang penting potensi diri ditemukan dan dikembangkan dan porsi paling besar dan penting harus dari diri sendiri. Orang lain bisa jadi pemicu atau pendorong. Tanggungjawab ada pada diri kita sendiri.

1.   Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Kita

Tahap pertama dalam pengembangan diri adalah mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Kita adalah satu-satunya yang tahu apa kekuatan dan kelemahan kita sendiri. Jika kita tidak tahu cara melakukannya, cobalah melihat kembali pengalaman kita. 

Misalnya, jika kita selalu merasa gugup untuk berbicara di depan umum, bisa kita anggap sebagai kelemahan. Lalu misalnya teman teman kita selalu mengandalkan kita untuk menyusun suatu surat atau dokumen, itu bisa dianggap sebagai kekuatan kita dalam kecakapan menulis dan menyusun kata dengan isi yang benar.

Dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kita, kita bisa membuat sesi bersama teman teman, dimana setiap orang menyampaikan kekuatan dan kelemahan dari teman di depannya (A tentang B, B tentang A, C tentang D, D tentang C dan masing-masing bisa menanggapi untuk meyakinkan umpan balik dari teman kita). 

Jadi tidak bicara tentang diri sendiri. Sesi ini bisa disebut dengan sesi umpan balik dan pembukaan diri dalam format diskusi. Dari sini kita akan dapat menerapkan tujuan pribadi tentang cara mengatasi kelemahan dan menguatkan kelebihan kita. Dengan membaca uraian tentang Johari Window di tulisan sebelumnya, kita akan dapat memaksimalkan sesi ini.

2.  Tetapkan Tujuan Pribadi

Tujuan pribadi diperlukan ketika Anda ingin mengembangkan diri untuk memastikan dan memotivasi dalam menjalankan prosesnya. Tujuan pribadi ini adalah keinginan atau niat spesifik tentang apa yang ingin kita capai dalam hidup kita. 

Misalnya, kita ingin menjadi seorang insinyur sipil, mulailah kita mempelajari dan bersekolah di bidang tersebut. Jika kita ingin menjadi seorang influencer, mulailah belajar berbicara dengan kata dan ungkapan yang kekinian.

3.  Rencanakan dan Evaluasi Pengembangan Pribadi Anda

Saatnya merencanakan proses pengembangan pribadi. Rencana ini akan menjadi titik tolak dalam memulai dan mengevaluasi proses pengembangan pribadi yang dilakukan.

Pantau kemajuan pengembangan diri dan terbuka untuk melakukan penyesuaian atau perubahan cara dan fokus dalam proses pengembangah diri.

Belajar adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Bahkan setelah menyelesaikan sekolah, setiap orang harus terus belajar bagaimana beradaptasi dengan perubahan. Belajar adalah kunci bagi siapa pun yang ingin melakukan pengembangan diri. Belajar dapat dilakukan dengan beragam cara, belajar melalui buku, melalui diskusi, melalui kursus atau belajar mandiri.

4.  Terbuka untuk Kritik

Evaluasi mandiri biasanya cenderung bias. Diperlukan umpan balik dari orang lain yang bisa melihat secara lebih obyektif melihat apa yang kita lakukan. Dengan meminta umpan balik dari orang lain, maka kita siap untuk menerima informasi yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan tentang usaha kita tersebut. Bentuk informaso bisa berbentuk kata-kata yang sifatnya netral, bisa juga berupa kritikan.

5.  Jaga Kesehatan Anda

Pengembangan pribadi seharusnya selaras dengan kesehatan fisik dan mental seseorang. Jika kita memiliki masalah kesehatan, maka akan sulit berkonsentrasi pada pengembangan diri. Kita  perlu memastikan bahwa kesehatan kita tetap terjaga dan prima. Jalani pola hidup sehat, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Sebagai bentuk pemeliharaan kesehatan mental, sebaiknya kita melakukan aktivitas positif dan tetap berhubungan dengan orang-orang yang kita sayangi.

Beberapa Kecakapan yang Mandatory untuk Pengembangan Diri

credit to Dreamstime
credit to Dreamstime

Dengan memahami kebutuhan akan pengembangan diri dan kaitannya dengan interaksi dengan orang lain, di bawah ini ada jenis-jenis kecakapan yang sangat diperlukan oleh seseorang yang ingin bekembang pribadinya dan menjadi pemenang untuk dirinya sendiri. Jika sudah dimiliki dan diyakinkan melalui umpan balik dari orang lain, bisa terus diperkuat dan jika belum dikuasai, maka diperlukan proses belajar.

1.  Komunikasi Verbal 

Komunikasi Verbal yang efektif adalah menyampaikan informasi atau maksud anda dengan cara yang dapat dimengerti dengan tepat. Komunikasi verbal yang efektif memerlukan medium bunyi yang tidak monoton, tidak bernada tinggi, tidak menggunakan suara hidung (sengau), dengan nada yang semangat serta dengan kecepatan bicara yang mudah dipahami yaitu tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

Kata-kata yang dipilih disesuaikan dengan orang yang diajak bicara, artinya kita bicara dengan kosa kata yang sederhana untuk kalangan yang pendidikannya tidak tinggi. Juga ketika berbicara dengan topik yang amanpun akan membuat komunikasi verbal tetap berjalan baik.

2.  Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi Non-Verbal mengandalkan bahasa tubuh agar tujuan dapat dicapai dengan memproyeksikannya yang kita maksudkam. Postur, gerakan dan ekspresi wajah secara terus menerus mengirimkan pesan kepada orang yang diajak bicara tentang siapa kita, bagaimana perasaankita dan apa yang kita pikirkan.

Bahasa tubuh dapat memperkuat atau mengurangi makna dari bahasa verbal seseorang. Agar komunikasi berjalan lebih efektif, maka seseorang harus berusaha sensitif terhadap bahasa tubuh yang dipancarkan oleh lawan bicara.

Bahasa tubuh yang tepat untuk beberapa cara komunikasi non-verbal adalah sbb:

  • Bicaralah secara berhadapan, melihat ke mata lawan bicara dengan jarak cukup dekat dan postur yang terbuka
  • Sedikit condong kepada lawan bicara dan dengan kontak mata yang positif.
  • Gunakan variasi suara dengan menggunakan keras dan tinggi rendah nada suara
  • Rendahkan suara untuk penekanan
  • Padankan bahasa tubuh kita dengan bahasa tubuh lawan bicara tanpa bersikap meniru
  • Tunjukkan ketulusan dan semangat

3.   Mendengar Aktif 

credit to KnowxBox
credit to KnowxBox
Kemampuan seseorang dalam mendengar sering diabaikan dan dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting atau mudah dilakukan. Padahal sering orang hanya mendengar gelombang suara (hearing) ketimbang mendengar makna (listening). Mendengar aktif memerlukan pemusatan perhatian, interpretasi dan pengingatan stimulus suara.

Manusia umumnya berbicara dengan kecepatan 125-250 kata per menit, sementara otak manusia dapat memahami 750-1500 kata. Karena itulah ada kesenjangan antara kapasitas memahami dan masukan yang diterima.

Kesenjangan tersebut sering membuat seseorang mengabaikan orang yang dia ajak bicara dengan memikirkan yang lain-lain. Karena itu kemampuan mendengar aktif memerlukan beberapa persyaratan, yaitu:

  • intensitas
  • empati
  • penerimaan
  • keinginan untuk mengambil tanggung jawab.

Kecakapan mendengar aktif ini jika telah dikuasai akan sangat efektif dalam menangani pelanggan atau orang lain yang menyampaikan keluhan agar dapat diatasi dengan lebih baik.

Hubungan antara atasan bawahan atau sebaliknya pun akan lebih baik karena seseorang yang menguasai kecakapan Mendengar Aktif akan bersikap lebih cermat dan tidak mudah berasumsi sebelum segala sesuatu menjadi jelas.

Cara melakukan Mendengar Aktif yang Efektif:

  • Melakukan Kontak Mata
  • Melakukan Anggukan dan Ekspresi Wajah yang Tepat
  • Bertanya
  • Melakukan Parafrase (mengulang apa yang didengar dan diulang dengan ungkaan yang berbeda)
  • Menghindari memotong pembicaraan
  • Menghindari gerakan-gerakan yang mengganggu
  • Tidak Mendominasi Pembicaraan
  • Melakukan transisi yang mulus dari peran pembicara dan pendengar maupun sebaliknya

4.  Penghormatan kepada yang lain (courtesy)

Ini adalah sikap yang harus terus dijaga dan menjadi warna terhadap apa yang kita lakukan. Penghormatan ini dilakukan secara mental dan perilaku. Untuk mental adalah sikap kita untuk selalu beranggapan bahwa menghormati atau sopan kepada orang lain adalah sesungguhnya kita menghormati diri kita sendiri.

Perilaku kitapun akan mencerminkan sikap mental kita dengan bersikap sopan dan dengan menjaga norma serta cara bicara kita yang normal, tidak menekan dan berusaha membuat orang lain nyaman. Teknik mendengar aktif bisa menjadi salah satu sumber courtesy ini.

Kesimpulan

Pengembangan diri adalah kebutuhan dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Pengembangan diri dilakukan dengan kesadaran penuh dan dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri kita agar kualitas hidup kita lebih  bermakna. Selamat mengembangkan diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun