Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjelajah Maturity Continuum (Rentang Kematangan) - Stephen Covey

1 Juli 2024   07:00 Diperbarui: 1 Juli 2024   07:12 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketergantungan (Dependence). Ketergantungan berfokus pada aspek eksternal. Uraian di bawah menggunakan personifikasi ‘saya’ untuk bercerita tentang kisah tahapan kehidupan ini agar lebih bisa direfleksikan ke situasi pembaca.

Tentang ketergantungan ini, di dalam bahasa dan konteks seorang fatalis, saya akan mengatakan bahwa orang lain dan keadaan yang mengendalikan hidup saya dan bukan saya. Saya adalah korban dan tidak bertanggung jawab atas hidup saya, jadi bukan salah saya jika saya gagal.

Daripada merespons berdasarkan nilai-nilai saya, saya bereaksi terhadap pikiran dan emosi bawah sadar saya. Saya memiliki pola pikir yang tidak banyak berkembang dan merasa mandek (stuck) serta tidak berdaya. Saya cenderung menjaga diri saya sendiri saja. Saya bergantung secara emosional dan mudah merasa rasa cemas, dan hubungan saya rentan terhadap konflik.

Saya membutuhkan orang lain untuk mendapatkan apa yang saya inginkan. Saya mengandalkan pemikiran orang lain karena saya tidak mempercayai kecerdasan saya. Saya mengandalkan validasi orang lain terhadap saya, karena jika saya tidak tahu bagaimana cara menguatkan diri sendiri. Semakin saya bergantung pada orang lain, saya semakin kurang percaya diri dan termotivasi, serta semakin defensif.

Ketergantungan berakar pada ketidakberdayaan. Ketergantungan juga tidak berada dalam kendali kita.

Kemandirian (Independence). Kemandirian  berfokus pada internal saya sendiri. Saya mengendalikan nasib saya, bukan orang dan keadaan yang lain. Saya adalah aktor sekaligus sutradara dalam hidup saya.

Saya proaktif dan menundukkan pikiran dan emosi saya pada nilai-nilai yang saya pegang. Saya diarahkan dari dalam dan berpikir serta bertindak untuk diri saya sendiri dan memvalidasi diri saya sendiri. Saya terus belajar dan berkembang dan mengambil pandangan jangka panjang dan melakukan apa yang baik bagi saya, meskipun tidak menyenangkan atau mudah. Saya menjaga keluarga dan diri saya sendiri.

Saya bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan saya. Jika saya menginginkan uang, saya mendapatkannya melalui pekerjaan. Jika saya menginginkan lebih banyak lagi, saya meraih lebih banyak pendidikan dan mendapatkan pekerjaan dengan gaji lebih tinggi. Jika saya menginginkan pasangan, saya akan menjalin hubungan. Jika saya mencoba dan gagal, saya bertanggung jawab atas keadaan tersebut.

Semakin banyak perubahan positif yang saya lihat, semakin besar kepercayaan diri saya dan semakin besar motivasi saya. Perkembangan yang saya alami memperkuat rasa percaya diri dan serta memperkuat tekad saya untuk melihat sejauh mana saya bisa melangkah.

Kemandirian berakar pada pemberdayaan.

Perlu dicatat bahwa kita bisa mandiri dalam beberapa bidang, namun bergantung pada bidang lain. Saya mungkin mandiri secara finansial namun bisa saja menggantungkan pada orang lain secara fisik atau mandiri secara fisik namun bergantung secara emosional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun