Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjelajah Maturity Continuum (Rentang Kematangan) - Stephen Covey

1 Juli 2024   07:00 Diperbarui: 1 Juli 2024   07:12 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit to MDlistic-Wordpress.com

Rentang Kematangan – Maturity Continuum (Stephen Covey)

Secara umum diketahui bahwa masa perkembangan manusia ada 10 masa perkembangan yaitu masa neonatus (bayi yang baru lahir antara usia 0-28 hari), selanjutnya masa bayi, lalu masa balita, prasekolah, sekolah, remaja, dewasa muda, tengah baya, dewasa dan lansia. Perkembangan ini dilihat dari usia manusia selama hidupnya.

Stephen Covey, menulis tentang Tahap Perkembangan dilihat dari aspek interaksi seseorang dengan orang tuanya (Dependence/tergantung), interaksi dengan dirinya sendiri (Kemandirian/ Independence) dan interaksi dengan orang lain dalam konteks saling membutuhkan (interdependence).

Manusia tumbuh dan berkembang dari sejak dilahirkan sampai dengan usia kematangan. Kematangan atau kedewasaan adalah proses pertumbuhan pribadi seseorang, dan kosa kata kontinum adalah Rentang yang menunjukkan perkembangan secara bertahap. 7 Kebiasaan model Stephen Covey adalah model bagaimana manusia berkembang dalam mekansime layaknya spiral yang bergerak ke atas — dari ketergantungan ke kemandirian dan akhirnya ke saling ketergantungan. Memahami bagaimana kita berrevolusi, baik secara individu maupun hubungan antar personal, membantu memandu pertumbuhan kita.

Ketergantungan (dependence) adalah tingkat pertama dari Rentang Kematangan. Pada waktu kita masih bayi, kita sepenuhnya bergantung kepada yang menjaga dan memenuhi kebutuhan kita, untuk makan, kontak fisik dan rasa sayang. Orang tua menentukan bagaimana mengasuh kita dengan sepenuh hati. Tanpa orang tua kita, kita tidak akan lama hidup di dunia ini.

Kemandirian (Independence) atau ketidaktergantungan adalah tingkat kedua. Ketika kita tumbuh secara fisik dan matang secara mental, kita menjadi semakin mandiri, hingga tidak tergantung kepada orang lain. Kita menentukan sendiri apa yang kita inginkan. Kita memiliki kecakapan fisik, intelektual, dan emosional yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kita sebagai manusia merdeka.

Tingkat ketiga adalah saling ketergantungan (interdependence). Saling ketergantungan adalah berbagi diri kita dan sumber daya yang kita miliki dengan orang lain demi kepentingan semua. Adanya kerentanan, komunikasi terbuka, dan cinta memungkinkan kita membangun hubungan yang penuh makna, produktif, dan bermanfaat untuk semua yang terkait. 

Sebuah keluarga yang saling mengisi lebih bernilai daripada individu-individu yang dijadikan satu. Suatu keluarga yang kompak adalah sebuah tim yang memiliki tujuan bersama dan saling bergantung untuk mencapai tujuan bersama, kebahagiaan.

Tahap-tahap di atas tidaklah sama pada semua orang, namun secara umum merupakan gambaran langkah kebanyakan manusia. Masing-masing kita bergerak di sepanjang rentang itu, mempelajari kehidupan, melupakan suatu peritiwa dan belajar kembali sampai ujung kehidupan.

Tahapan Rentang Kematangan – suatu paradigma

Paradigma adalah suatu perangkat pemikiran, standar dan sudut pandang. Paradigma Rentang Kematangan merupakan inti dari model Stephen Covey. Paradigma adalah cara kita memandang dan menafsirkan dunia. Apa yang ada di benak kita adalah keyakinan yang mengakar kuat tentang diri kita sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar kita. Meskipun cara pandang tersebut sangat mempengaruhi sikap, perilaku, dan tindakan kita, sebagian besar kita tidak menyadari paradigma yang ada dalam pikiran kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun