Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menipu Diri Sendiri (Self-Deceiving), Mengapa dan Cara Menyetopnya?

29 Juni 2024   11:37 Diperbarui: 29 Juni 2024   11:52 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit to Integral Life

Menipu diri sendiri itu cukup rumit karena sering kali kita tidak menyadarinya saat melakukannya. Kita mungkin menemukan banyak contoh dalam kehidupan kita dimana kita tidak menerima sesuatu apa adanya, misalnya, berpura-pura masih menyukai pekerjaan atau karier padahal sebenarnya tidak lagi menyukainya, atau menyembunyikan kekecewaan pada diri sendiri karena menyerah dalam upaya meraih impian dan cita-cita.

Lima Tanda Bahwa Kita Menipu Diri Kita Sendiri

Tidak mudah mengetahui apakah kita sedang menipu diri kita sendiri. Ada 5 tanda yang perlu kita cermati yang menandakan bahwa kita mungkin sedang menipu diri sendiri.

1. Terus-menerus membuat alasan untuk diri sendiri atau orang lain

2. Tidak dapat menerima tanggung jawab

3. Terus menyalahkan orang lain

4. Tetap menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan

5. Merasa defensif atau terancam ketika orang menantang kita

Penipuan diri sendiri biasanya disertai dengan ketidaknyamanan dan kecemasan, sebagian karena disonansi kognitif yang kita alami saat melakukannya. (Disonansi kognitif adalah ketidaknyamanan mental yang kita rasakan ketika kita memegang keyakinan, nilai, atau sikap yang bertentangan atau ketika ada keterputusan antara apa yang kita yakini dan cara kita bersikap dan berperilaku)

Dari Mana Penipuan Diri Kita Berasal

Kira-kira dari mana datangnya sikap dan tindakan menipu atau membohongi diri kita sendiri? Beberapa penyebab di antaranya:

  • Program pendidikan atau budaya kita (manipulasi usia atau alamat rumah untuk mendapatkan sekolah yang diinginkan)
  • Kurang percaya diri (menunjukkan foto selfie dengan tokoh-tokoh tertentu untuk menunjukkan eksistensi dan meningkatkan rasa percaya diri)
  • Takut dihakimi oleh orang lain (menciptakan cerita yang memberi kesan bahwa dia bisa mengatasi masalah yang sedang dihadapi)
  • Ingin menyenangkan orang lain (Meskipun tidak mungkin dilakukan, tetap mengatakan bisa hanya karena ingin orang lain merasa nyaman)
  • Ingin membuat orang lain terkesan (Melakukan selfi di suatu lokasi namun latar belakang diubah menjadi lokasi yang super keren)
  • Ingin menghindari pikiran atau pengalaman yang menyakitkan (Bicara yang tidak sebenarnya untuk menghindari trauma jika bicara apa adanya)

Kita mungkin melakukan penipuan diri sendiri karena kecemasan, kebutuhan, hasrat, atau emosi kuat lainnya. Sebagai manusia, kita mempunyai keterikatan emosional pada banyak keyakinan, beberapa di antaranya mungkin tidak rasional. Penipuan diri sendiri dapat berfungsi sebagai mekanisme untuk mengatasi perasaan malu yang kuat atas tindakan, perasaan, atau kebiasaan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun