Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gelisah dan Bagaimana Mengatasinya

6 Juni 2024   10:50 Diperbarui: 6 Juni 2024   14:09 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit to Merdeka.com

Apa Gelisah itu?

Rasa gelisah adalah bagian dari kehidupan kita karena memang kita hidup dan berinteraksi dengan sekitar kita baik manusia ataupun benda. Apakah kita mengalami suatu perubahan atau hal yang tidak biasa terjadi, ada masalah di tempat kerja atau hanya merasa tidak nyaman, atau ketika kita bertanya-tanya cukupkah dana untuk sekolah anak-anak kita?, itu hal yang terjadi pada setiap orang.

Namun jika rasa gelisah itu terjadi setiap saat dalam hidup kita, kita tidak dapat membiarkan hal itu mengganggu kehidupan. Kalaupun kita tidak menyadari bahwa kita sedang merasa gelisah, anggota keluarga kita biasanya akan melihat perbedaan kita dalam bersikap dan berperilaku.

Rasa gelisah adalah perasaan bahwa kita ingin secara terus menerus bergerak, berpikir atau gabungan kedua hal itu. Kegelisahan juga terjadi ketika kita ingin berkonsentrasi melakukan sesuatu atau ingin bersantai, rasa gelisah itu membuatnya sulit untuk dilakukan. Yang biasanya terjadi adalah kita duduk, bangun, bergerak; juga melakukan gerakan mengetuk tangan ke meja dan menggerakan kaki yang berulang-ulang tanpa disadari; atau bisa juga memikirkan sesuatu yang tidak penting dan melupakan hal yang harusnya dipikirkan saat ini.  

Bagaimanakah kita mendeteksi rasa gelisah?

credit to Medium
credit to Medium

Rasa gelisah bisa kita alami dalam beberapa situasi dan kondisi. Kebanyakan kegelisahan berdampak pada situasi jiwa kita, misalnya jadi sulit untuk berkonsentrasi dan beristirahat atau sulit untuk memusatkan perhatian pada satu hal tertentu. Namun secara fisik pun bisa dialami suasana gelisah tersebut, misalnya tangan dan kaki yang bergerak diluar kendali kita, bisa juga alis mata kita yang bergerak turun naik, bisa juga lambung terasa kembung atau badan yang terasa lemah.

Ada beberapa ciri khas secara fisik dan psikis dari rasa gelisah yang kita alami, disamping yang sudah penulis sampaikan di atas, yaitu:

  • Pikiran saling berkejaran memikirkan banyak hal di kepala kita.
  • Kesulitan dalam berkonsentrasi baik memikirkan atau mengerjakan sesuatu.
  • Sering terlalu terpaku pada satu hal yang diyakini sbg kebenaran atau masalah.
  • Tidur tidak nyenyak, sering terbangun dengan pikiran macam-macam
  • Rasa takut yang berlebihan terhadap situasi sekitar
  • Kaki, tangan, alis mata bergerak berulang-ulang tanpa bisa dikendalikan
  • Tidak bisa diam, duduk, berdiri, berjalan ke sana kemari
  • Tubuh terasa tidak fit dan terasa lemah.
  • Hilang selera makan.
  • Perasaan gugup dan tidak nyaman
  • Mudah tersinggung dan tidak jernih berpikir

Penyebab Gelisah

Kegelisahan itu seringnya adalah gejala yang memang muncul ketika kita sedang ada persoalan, namun yang dirasakan orang satu dengan yang lain biasanya berbeda. Banyak penyebab yang menjadi asal muasal kegelisahan itu, termasuk reaksi terhadap suatu tekanan dalam kehidupan.

Orang merasa gelisah umumnya karena apa yang sedang dialami, misalnya stres, rasa meluap-luap, rasa khawatir yang dirasakan karena sesuatu yang belum terjadi. Untuk kalangan medis, kegelisahan juga bisa disebabkan oleh pengaruh obat anti depresi atau obat-obatan terkait dengan masalah kejiwaan. Jadi penyebabnya bisa bersifat psikologis atau fisiologis.

Penulis tidak akan membahas secara spesifik rasa gelisah yang disebabkan oleh masalah kejiwaan termasuk dampaknya secara fisik, karena itu domain dokter jiwa. Penulis akan membatasi diri pada aspek-aspek yang masih dapat dikendalikan dan terkait apa yang akrab kita rasakan terkait rasa gelisah tersebut.

Apa Yang bisa dilakukan

Andaikan kita saat ini mengalami apa yang menjadi salah satu ciri dari kegelisahan kita seperti yang tertulis di atas, kita perlu memiliki cara untuk mengurangi dampaknya dan mengendalikan diri kita, sehingga kegelisahan bisa kita hilangkan atau kita kurangi pada tingkat tertentu.

Beberapa tips di bawah ini ada yang mungkin tepat atau pas dengan anda atau ada juga yang kurang pas karena respon setiap orang berbeda-beda. Namun yang disarankan di bawah sudah pernah penulis lakukan dan memiliki dampak positif. Hal yang sangat penting juga adalah kita menyadari bahwa kita harus melakukan sesuatu ketika ciri-ciri kita gelisah menghampiri.

Menarik napas dalam-dalam

Cara ini adalah cara yang klasik namun selalu bermanfaat karena kita harus memaksakan diri untuk berhenti sejenak dan mulai mengendalikan diri kita. Mulailah kita berhenti beraktifitas dan diam sejenak, ambil kursi atau duduk di suatu tempat, lalu langsung menarik nafas secara perlahan selama 4 detik, selanjutnya ditahan selama 7 detik dan lepas secara perlahan lahan selama 4 detik; ulangi sampai 3 kali sambil berpikir positif bahwa diri kita bisa kita kendalikan.

Pada saat kita melakukan hal di atas, maka tubuh akan terasa rileks atau santai dan tentu kecemasan akan berkurang seiring dengan berkurangnya aktivitas syaraf yang ada di otak kita.

Bagi orang Islam, ketika menarik nafas bisa sambil mengucapkan Astaghfirullahaladziim, sebagai bentuk permintaan tolong kepada Allah swt dan bukti penyerahan diri bahwa bisa saja kegelisahan itu disebabkan oleh kekeliruan diri sendiri yang perlu kita koreksi.

Berprasangka Baik

Menganggap bahwa apa yang terjadi selalu memiliki hikmah atau manfaat akan membuat kita lebih positif dalam memandang sesuatu. Dengan berpikir positif kita tidak akan menyalahkan siapa-siapa dan akan berusaha mencari solusi atas permasalahan. Berprasangka baik juga akan membuat kita lebih rileks dalam menghadapi situasi yang menekan karena kita tahu sesudah ada kesulitan, mesti ada kemudahan.

Waktu untuk Diri Sendiri

Menyempatkan diri untuk refleksi dengan menyendiri adalah merenungkan tentang apa yang sedang terjadi agar kita bisa bertimbang dengan jernih dan bersikap positif. Waktu untuk diri sendiri juga bisa dengan bersantai, berjalan-jalan di taman atau tempat yang kita sukai, sambil tetap fokus namun berusaha membuat pikiran dan mata kita rileks. Pada saat menyendiri, baik sekali kalau diminimalkan gangguan baik itu panggilan telepon atau media sosial lainnya.

Pada waktu menyendiri penulis kadang dipakai untuk apa yang disebut dengan sleep on it artinya bawalah tidur permasalahanmu. Artinya kita kita menyadari persoalan yang sedang gelisah. Penulis berusaha tidur namun mencoba mengingat permasalahan tersebut namun minimal saja.  Ada yang mengatakan bagaimana bisa tidur kalau ada masalah. Kita menanamkan mindset bahwa tidur ada dalam kendali kita. Biasanya penulis setelah tidur semalam dengan sedikit membayangkan persoalan, biasanya pagi harinya badan terasa segar karena ada inspirasi untuk mengatasi rasa cemas tersebut.

Bercerita kepada orang kita percaya

Berbagi atau bercerita tentang apa sedang dirasakan merupakan salah satu cara mengurangi kecemasan. Kita perlu ada orang yang mau menjadi pendengar, bisa anggota keluarga, teman atau kolega yang dapat dipercaya. Ketika anda bercerita, anda bisa meminta agar yang mendengarkan anda mau mendengarkan dulu beberapa lama, dan bisa menyampaikan pandangan yang mungkin menjadi pilihan cara mengurangi kecemasaan anda.

Anda juga bisa bercerita secara tertulis, seolah-olah anda berbicara dan ada yang mendengarkan. Di era digital ini ada saluran digital yang bisa jadi sarana bercerita dan siapapun bisa bercerita dengan menggunakan nama samaran. Salah satuny adalah Quora dimana anda bisa bercerita dan bisa mendapatkan tanggapan dari pembaca tanpa harus merasa sungkan karena anda tidak berhadapan langsung dengan orang yang anda curhati. Ketika anda menulispun sesungguhnya lebih pada menyampaikan unek-unek dan tanpa harus ada yang menanggapipun tidak masalah. Yang utama adalah ada yang anda ungkapkan.sekali kita bisa mengungkapkan apa yang menjadi kecemasan kita, biasanya akan berkurang kecemasan kita.

Makanan Seimbang

Pola makan yang kurang seimbang bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan juga membuat tubuh tidak fit. Tubuh yang tidak sehat akan mudah merasa tidak nyaman dengan situasi. Dan hal itu akan memicu kecemasan. Disamping makanan yang bergizi dan seimbang, juga perlu ditambah dengan olahraga sederhana misalnya berjalan kaki atau berlari di sekitar tempat tinggal.

Bersyukur atas apa yang ada dan dimiliki

Alangkah naifnya bila kita merasa cemas karena kita merasa tidak memiliki apa-apa. Padahal jika kita amati, baik diri kita, keluarga kita, kesehatan kita, apa yang kira miliki saat ini merupakan hal yang belum tentu dimiliki oleh orang lain. Sikap selalu bersyukur atas apa yang Tuhan anugerahkan kepada kita akan membuat kita mengurangi dan bisa menghilangkan rasa cemas. Tanpa rasa berterima kasih kepada Tuhan akan membuat kita gelisah, karena apapun kita biasanya tidak mudah puas dan ingin selalu lebih. Jika tidak tercapai kita akan cemas kembali. Bersyukur akan membuat bahwa berpikir tidak lupa diri dan apapun yang kita dapatkan harus menjadi motivasi untuk menjadi manusia lebih baik.

Lihatlah ke Bawah

Untuk bisa lebih bersyukur dan menghilangkan kecemasan kita sebaiknya melihat ke bawah dari segi ekonomi, janganlah melihat ke atas sebagai ukuran yang harus kita capai. Kalau melihat keatas, maka di atas langit selalu ada langit. Jika kita lihat ke bawah, maka kita akan merasa bahwa kita sesungguhnya lebih beruntung.

Menjaga hubungan silaturahmi 

Silaturahmi atau menjaga hubungan baik adalah sesuatu yang mulia dan menjadi salah satu tujuan dalam kehidupan kita. Hubungan baik  akan meringankan kita, jika menghadapi kecemasan kita yakin ada orang yang akan membantu. Dengan bantuan yang diperlukan, tentu kecemasan akan hilang, karena kita tahu bahwa dengan hubungan yang baik, maka selalu ada peluang bantuan dari teman atau saudara-saudara kita.

Rasulullah SAW menyampaikan bahwa Allah SWT berfirman, "Siapa yang menyambung silaturahim, maka Aku sambung rahmat-Ku untuknya. Dan siapa yang memutuskan silaturahim, maka Aku putuskan pula rahmat-Ku untuknya." HR. Tirmidzi dan Abu Daud)

Penutup

Kecemasan adalah bagian dari kehidupan. Kecemasan akan membuatkan peluang untuk saling bantu dan memahami persoalan secara bersama-sama. Kecemasan adalah masalah pengendalian diri dan bagaimana kita mengelola sebab dari suatu kecemasan atau kegelisahan. Buatlah dalam mindset kita bahwa gelisah dan cemas bisa kita kendalikan dengan mengelola rasa dan mengatasi sebab yang membuat kita gelisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun