Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bersyukur...

26 Mei 2024   21:10 Diperbarui: 26 Mei 2024   21:45 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keniscayaan, bersyukur atas apa yang kita punya

Detak jantung tak berhenti

Desah nafas terus menghembus

Pikiran menerawang menembus batas

Hasrat melayang tak berujung

Memandang anak-anak bermain, ada haru ada cemas

Akankah mereka bisa melewati tantangan kehidupan

Bermain dengan cekatan, sehat dan trengginas

Memancarkan optimisme dan harapan

Bersyukur menjadi keniscayaan

Masa kita terbatas sampai tepian

Mereka berjalan dengan nilai yang sama

Tapi jalur perjalanan berbeda ciri dan tanda

Yang dulu berjalan mulus dan lancar

Saat ini dan masa depan punya tantangan nyata

Utama adalah fondasi yang kuat dan menegarkan

Meraih era yang menyejukkan, meneduhkan

Tidaklah lupa menengadahkan tangan

Mengakui keterbatasan diri dan kefanaan

Dan bersyukur adalah keniscayaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun