Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengelola Konflik dengan Efektif

23 Mei 2024   11:16 Diperbarui: 23 Mei 2024   11:30 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilihlah konflik yang dapat dikelola. Tidak semua konflik memerlukan anda untuk mengelolanya. Sebagian konflik hanya membuang waktu atau tidak mungkin dikelola. Jika anda tahu bahwa anda tidak memiliki kelayakan untuk berada di antara orang yang berkonflik, maka sebaiknya jangan ikut serta mengatasinya. Diperlukan orang lain yang memiliki hubungan dan kewenangan dalam menganani konflik yang ada.

Evaluasi Orang Yang terlibat konflik. Agar efektif dalam menangani konflik anda harus tahu benar sifat setiap orang yang terlibat konflik tersebut. Anda akan tahu cara yang mana yang lebih mengena ketika berkomunikasi dengan orang yang berkonflik. Mencari kecocokan cara berkomunikasi adalah seni tersendiri yang dikuatkan dengan kemampuan mengenal diri dan orang lain.

Kenalilah Sumber Konflik. Konflik tidak terjadi diudara kosong. Mesti ada sebab yang membuatnya terjadi. Menurut penelitian ada tiga penyebab konflik yaitu (1) perbedaan komunikasi, (2) perbedaan struktur dan (3) perbedaan pribadi. Untuk sebab no (1) tentu anda harus mencari titik temu cara berkomunikasi, nomor (2) Anda harus melihat secara jeli dari level mana anda harus bergerak atau meminta orang yang secara struktur relevan, sementara untuk sebab (3) maka pemahaman terhadap tipologi orang akan membantu Anda dalam menerapkan cara berkomunikasi yang tepat untuk pribadi yang berkonflik.

Mencari Titik Temu dan Kompromi. Di tengah konflik, berusahalah untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang memiliki kesamaan dan kepentingan bersama. Carilah solusi kreatif yang menghormati kebutuhan dan keprihatinan semua pihak yang terlibat. Tekankan pentingnya kompromi dan kolaborasi, daripada memandang konflik sebagai permainan yang tidak menguntungkan.

Komunikasi yang Terbuka dan Jujur. Mendorong yang berkonflik untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kebutuhannya secara terbuka dan jujur. Ciptakan ruang aman di mana individu merasa didengarkan dan dihargai, tanpa rasa takut akan penilaian atau pembalasan. Komunikasi yang efektif meletakkan dasar untuk menyelesaikan konflik dan membangun saling pengertian.

Kesimpulan

credit to Blossom Educational
credit to Blossom Educational

Konflik merupakan fenomena yang kompleks dan memiliki banyak segi, yang dibentuk oleh berbagai faktor termasuk gangguan komunikasi, nilai-nilai yang berbeda, trauma masa lalu yang belum terselesaikan, perebutan kekuasaan, dan pemicu stres eksternal.

Namun, konflik juga memberikan peluang untuk pertumbuhan menuju kedewasaan, pemahaman, dan hubungan yang lebih kuat jika didekati dengan niat baik dan positif. Dengan memupuk komunikasi terbuka, melatih empati, mencari titik temu, dan menjadikan konflik sebagai katalis pembelajaran, yang berkonflik dapat melewati masa-masa sulit dengan anggun dan tangguh, sehingga menjadi lebih kuat dan bersatu dalam proses tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun