Keputusan yang Tepat di dalam organisasi
Keputusan yang buruk dapat menghancurkan organisasi dan mematikan suatu bisnis. Ada beberapa contoh yang memberikan gambaran seperti itu. Ada satu contoh yang sering menjadi kasus yang banyak dibahas, Nokia!. Barangkali pembaca ingat perusahaan dari Finlandia yang pernah merajai dunia dengan produksi handphone bersama-sama dengan Eriscsson dari Swedia. Iya benar, Nokia yang sekarang sudah bisa dikatakan bangkrut sabagai produsen handphone. Lalu mengapa hal itu terjadi sehingga sulit untuk bangkit kembali?
Berdasarkan informasi yang banyak diceritakan di media-media, ternyata Nokia gugur sebagai produsen handphone ternama karena pengambilan keputusan yang keliru, terlambat dan tidak didasarkan atas pertimbangan yang matang serta valid. Nokia terlalu yakin dengan dirinya sendiri untuk bisa tetap menguasai pasar dengan sistem operasi Symbian yang tertutup dan tidak fleksibel. Ketika Android dan IOS mulai mengancam pasar dengan model yang lebih terbuka dan membuka diri terhadap penerapan aplikasi-aplikasi dari luar Android dan IOS, Symbian tetap yakin dan tidak tergoyahkan. Namun ketika pasar Nokia semakin tergerus dan semakin banyaknya stok hp  menumpuk, Nokia lalu bekerjasama dengan Microsoft dan berusaha membuat tandingan dengan Windows phone. Keputusan itupun terlalu lama dalam pertimbangan sebelum dibuat dan dianggap sudah terlambat. Pengguna handphone sudah kadung menyukai Android dan IOS karena kepraktisan dan aplikasi-aplikasi kreatif yang banyak manjawab kebutuhan pengguna. Terlalu yakin dengan diri sendiri, kurang antisipasi dan pengambilan keputusan bisnis yang keliru, membuat satu bisnis besar terjungkal.
Pengambilan keputusan, seperti halnya kecakapan manajerial atau kepemimpinan dapat ditingkatkan kualitasnya dan dioptimalkan dampaknya. Langkah pertama adalah kesadaran akan suatu masalah, dan cara terbaik untuk dapat menunjukkan area yang kita tidak bisa lihat (blindspot)Â adalah dengan meminta masukkan dalam bentuk umpan balik (feedback). Berarti melalui umpan balik (feedback) seseorang akan mendapatkan keyakinan dan kunci apakah suatu keputusan menjadi efektif atau tidak.
Untuk mendapatkan umpan balik yang jujur dan memberi makna, seorang pimpinan sebaiknya mengupayakan bertemu dengan sejumlah bawahan langsung, rekan kerja, dan atasan dengan bertanya dan mempertanyakan beberapa hal sebagai berikut:
- Di dalam organisasi atau tim, apakah sudah jelas mekanisme dan personil yang bertanggung jawab dalam mengambil keputusan penting?
- Hambatan apakah yang ada dan mengapa terjadi?
- Apakah ada masukan termasuk informasi yang memadai sebelum suatu keputusan diambil?
- Dalam skala satu sampai sepuluh, berapakah nilai kualitas dan ketepatan waktu keputusan diambil?
- Tinjau kembali beberapa keputusan terakhir -- apakah sudah dan dieksekusi dengan benar?
- Apakah anda memiliki kemampuan mendengar yang baik? Kecakapan mendengarkan meliputi kemampuan meliputi skill mendengar aktif, bertanya, bersikap tidak memberi penilaian (non-judgemental), meringkas pembicaraan, fokus kepada persoalan dan bukan orang.
Setelah mendapatkan umpan balik dengan mempraktekkan butir 1 sampai dengan 6 di atas, maka anda siap untuk membuat keputusan yang benar dan tepat dengan memahami beberapa tips  di bawah ini sbb:
Buat suatu Pernyataan Keputusan
Suatu Pernyataan Keputusan adalah keputusan yang jelas dan akurat dan merupakan hasil dari suatu proses perumusan sebelumnya. Kesalahan paling umum dalam membuat suatu keputusan adalah proses penyusunan dengan membuat rumusan yang terlalu sempit. Misalnya melalui tahap memilih 'salah satu, atau...' Misalnya, 'Haruskah perusahaan memiliki kendaraan operasional atau tidak?'. Pertanyaan ini hanya menawarkan dua pilihan jawaban.
Bisa diperluas dengan pertanyaan. 'Kegiatan apa saja yang memerlukan kendaraan operasional?' Bisa juga diperluas lagi dengan pertanyaan,'Apakah sarana yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan?'. Dengan gambaran kebutuhan atau permasalahan yang lebih luas, maka suatu kebutuhan yang akan mengarah kepada keputusan dapat dirumuskan dengan tepat, jelas dan mengenai sasaran.
Kriteria pengambilan keputusan.
Jika Anda memiliki kriteria yang tepat, akan lebih mudah untuk mengevaluasi alternatif. Misalnya, untuk keputusan pembelian kendaraan operasional, kriterianya dapat mencakup biaya, model, jarak tempuh, dan keselamatan.
Kriteria juga dapat ditanyakan kepada pemangku kepentingan (stakeholder) terutama jika hasil keputusan akan berdampak pada para pihak, termasuk juga jika Anda memerlukan dukungan pihak lain untuk menerapkan suatu keputusan.
Menetapkan peran pengambilan keputusan yang jelas.
Kurangnya kejelasan mengenai siapa yang memiliki otoritas pengambilan keputusan akhir, versus siapa yang seharusnya memberikan masukan, mungkin merupakan hambatan terbesar dalam pengambilan keputusan organisasi. Untuk keputusan yang kompleks dan besar, yang melibatkan banyak fungsi, wilayah, atau mitra, gunakan model RAPID (yang dikembangkan oleh Bain & Company). Untuk suatu keputusan besar, tentukan peran siapa yang:
R = Recommend. Orang yang bertanggung jawab membuat rekomendasi untuk mendapatkan persetujuan atas keputusan tersebut. Sesungguhnya 80% dari kegiatan pembuatan keputusan berada di Peran ini. Tahap ini adalah tahap Kedua.
A = Agree. Peran ini memastikan bahwa rekomendasi yang disampaikan sesuai dengan persyaratan yang berlaku dari aspek hukum dan peraturan. Input dari peran ini menjadi masukan yang utama dari peran R. Tahap ini berkaitan erat dengan R.
P = Perform. Orang yang harus melaksanakan keputusan ketika sudah ditetapkan. (Pelaksana)
I = Input. Peran yang memberikan masukkan berupa informasi berdasarkan keahlian, pengalaman yang sangat penting sebagai bahan untuk peran R.
D = Decide. Orang yang memiliki otoritas pengambilan keputusan akhir dan final. Peran ini juga berkomitmen agar organisasi beroperasi dengan benar.
Jernihkan pikiran Anda.
Kebanyakan orang berpikir mereka bisa melakukan banyak tugas bersamaan (multi Tasking), namun ketika mereka melakukannya, mereka berisiko membuat keputusan yang buruk.
Keputusan besar memerlukan fokus dan kejernihan pikiran yang akan memperjelas semua aspek terkait, sehingga suatu keputusan bisa diproyeksikan semua resikonya. Resiko kegagalan akan dapat dimitigasi dengan kejernihan pikiran dan fokus yang kuat.
Tinjau kembali keputusan tersebut dengan menggunakan pandangan'anti-Anda'.
Seorang psikolog bernama Nick Tasler, "Sebagian besar kesalahan penilaian dapat dihilangkan hanya dengan memperluas kerangka acuan kita. Cara tercepat, termudah, dan paling efektif untuk melakukan hal ini adalah berkonsultasi dengan pandangan dari orang yang 'anti-Anda' sebelum mengambil keputusan." 'Anti Anda' berarti orang yang memiliki pandangan yang sering berbeda dengan anda.
Mendapatkan perspektif yang beragam biasanya akan menghasilkan solusi yang lebih inovatif. Hal ini juga berarti anda tidak selalu memenangkan keinginan anda tanpa mendapatkan pandangan yang berbeda dari anda.
Selamat mengambil keputusan penting dalam hidup dan pekerjaan anda dengan strategi yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H