Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Team Building #4 - Membangun Tim yang Kuat

7 Mei 2024   15:05 Diperbarui: 7 Mei 2024   15:44 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membangun Tim Yang Kuat

Dalam membangun tim yang kuat di kantor atau di organisasi manapun dapat dilakukan dua langkah besar, yaitu Pemahaman Aspek-Aspek Tim dan Pelatihan Team Building.

Dalam bagian ke 4 ini topik utama  Team Building ini dibagi beberapa bagian agar pembahasan dapat dilakukan bertahap, sesuai dengan langkah-langkah pembangunan tim kita agar menjadi kuat dan mendapatkan kemenangan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan tugas. Secara komprehensif, bagian bagian tersebut akan dirangkum dan dijalin agar menjadi lengkap rujukanpembangunan tim yang kuat.

Pemahaman Aspek-Aspek Tim

Ketika suatu tim dibentuk, diperlukan upaya dari pimpinan tim untuk mulai menjalankan proses pembangunan tim, agar kualitas kerja tim optimal dan dapat meraih capaian yang dibutuhkan. Beberapa langkah sebagai bagian dari proses tersebut adalah Memahami dan Menyepakati Tujuan Tim; Memahami Karakter Dasar anggota tim dan Memahami Pilihan Peran dalam Kerjasama Tim. Untuk pembahasan Pilihan Peran dalam Kerjasama Tim, akan dilakukan pada tulisan berikutnya.

Langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.   Memahami dan Menyepakati Tujuan Tim

Setiap orang di dalam tim harus mengetahui secara benar untuk tujuan apa timnya dibentuk. Suatu tim biasanya diperlukan jika ada tugas khusus atau misi tertentu. Kepada seluruh anggota tim senantiasa diingatkan tentang pentingnya memahami tujuan dari tim tersebut. Karena jika tidak dipahami, tim akan bekerja tanpa arah yang jelas dan anggota tim bertindak tidak selaras dengan tujuan bersama.

Setelah memahami, maka seluruh anggota perlu menyepakati tujuan tim tersebut agar langkah yang diambil selaras untuk tujuan yang disepakati. Apabila tujuan tim tidak disepakati, maka fokus tim akan berbeda-beda satu dengan anggota lainnya. Dengan fokus yang sama, maka akan ada kendali dari anggota tim jika ada anggota yang langkahnya tidak mendukung pencapaian tujuan.

2.  Memahami Karakter Dasar

Salah satu cara untuk membangun hubungan komunikasi yang lebih baik adalah melalui pemahaman satu sama lain terhadap karakter dasar anggota tim. Dengan saling memahami, maka diharapkan bahwa kita tidak take for granted atau menganggap sifat orang itu benar seperti yang kita perkirakan ada keyakinan melalui pengukuran. Jika kita salah perkiraan dalam memperlakukan seseorang, dampaknya bisa kurang positif bagi tim kita.

Beberapa studi telah membuat tipologi karakter dasar dengan beberapa sudut pandang. Tipologi karakter dasar manusia dari berbagai hasil penelitian di antaranya:

  • Karakter Dasar Zeus, Apollo, Athena, Dionysus dari hasil studi Charles Handy
  • Empat Sifat Dasar dengan singkatan DISC atau Dominant, Influencing. Steady dan Compliant. (William Moulton Marston)
  • MBTI (Myers Briggs Type Indicator) yang membagi sifat dasar sampai 16 jenis orang.
  • Gaya Interaksi Sosial (Social Styles), yang menggagas 4 gaya yaitu CPFA (Controller, Promoter, Facilitator dan Analytical).

Karakter Dasar merupakan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) atau Asam Deoksiribo Nukleat (DNA) di mana sifat-sifat dasar yang ada pada seseorang bersifat tetap dan permanen, dan juga mewarisi sifat-sifat ayah dan ibunya. Fokus dari Karakter Dasar menunjukkan bahwa karakter dasar seseorang bersifat tetap dan tidak berubah sejak kecil sampai dewasa. Namun kekecualian bisa timbul ketika orang mengalami kejadian yang sangat memukul dan menggetarkan, maka sifat dasarnya bisa ada perubahan baik signifikan maupun tidak.

Dari kacamata medis, DNA juga mengandung semua pengkodean genetik yang digunakan untuk mengontrol fungsi, perilaku dan juga pengembangan suatu organisme hidup. Dari kacamata perilaku, maka sifat dasar yang ditunjukkan seseorang merupakan cerminan dari kombinasi perilaku dari kedua orang tuanya. Dari aspek seberapa kuat suatu perilaku melekat pada seseorang, maka Karakter Dasar tersebut akan tetap berada pada diri seseorang dan hampir tidak akan berubah. Perubahan bisa terjadi namun hanya dari aspek intensitasnya saja, dan hal itupun karena ada kejadian yang sangat berpengaruh dan berdampak besar.

Dalam tulisan ini yang akan menjadi model dari Karakter Dasar adalah hasil studi Charles Handy. Model ini dirasakan tepat sebagai rujukan karena merupakan karakter yang ada dalam diri seseorang dan model yang simetris dengan turunan dari Karakter Dasar yaitu Peran Kerjasama Tim. Ke empat Karakter Dasar tersebut merujuk kepada mitologi Yunani yaitu menggunakan nama dewa-dewa sebagai deskriptor dari 4 karakter dasar tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun