Film Fiksi Sains
Penulis sejak masa bersekolah sudah menyukai film-film fiksi sains seperti Star Trek dan Lost in Space. Dua judul film televisi tersebut tayang di hari-hari tertentu waktu stasiun TV masih terbatas sekitar tahun 1970 an. Star Trek bercerita tentang perjalanan di ruang angkasa dengan tampilan pesawat ruang angkasa dan sudah ada penggambaran mengenai teleportasi, misalnya ketika Kapten Kirk dan Dr. Spock bisa berpindah dalam waktu sekejap dari pesawat ke lokasi di planet atau pesawat lain. beberapa adegan menunjukkan pesawat melesat pada kecepatan yang sangat tinggi yang disebut dengan warp 1, 2 atau 3. Sementara Lost In Space lebih banyak bercerita tentang drama di lokasi di angkasa luar bukan di bumi. Lebih menonjolkan drama dalam seting di salah satu lokasi di planet lain. Dua film ini masing-masing di angkat ke layar lebar, namun Star Trek yang terus muncul sekuelnya, sampai pada jaman film fiksi sains Star Wars yang juga meledak penontonnya. Dari ketiga judul film tersebut yang banyak memperlihatkan contoh contoh dari ilmu fisika adalah Star Trek dengan teleportasi dan kecepatan pesawat di warp 1, warp, warp 3.
Pada tahun 2014 dibuat film sains fiksi tentang perjalanan ruang angkasa dalam pencarian planet di luar bumi yang bisa ditinggali. Film ini menunjukkan dan menggabungkan konsep dan rumus fisika yang berlaku dan diakui saat ini, seperti relativitas waktu, dilatasi atau pelambatan waktu, lubang hitam, dan perjalanan antar bintang. Di samping itu efek dari konsep relativitas waktu dan dilatasi waktu digambarkan dengan perbedaan tingkat usia seseorang yang berada di dunia dengan yang melakukan perjalanan ruang angkasa tersebut.
Film yang dimaksud adalah Interstellar yang disutradarai oleh Christopher Nolan. Seorang profesor fisika peraih nobel yang bernama Kip Stephen Thorne juga ikut memiliki peran dalam kesuksesan dalam pembuatan film ini. Beberapa fenomena di alam semesta baik yang menarik misalnya lubang hitam, lubang cacing dan kecepatan cahaya mendekati kecepatan cahaya menggelitik penulis untuk mencari tahu apakah ada penjelasan konsep-konsep tersebut di kitab suci AlQuran? Melakukan pencocokan antara AlQuran dengan fenomena-fenomena fisika mungkin sifatnya apologetik, namun tidak ada salahnya. Yang penting setelahnya perlu digali AlQuran yang memiliki kekayaan ilmu yang tiada tara.
Penggambaran tentang lubang hitam dan menjelajahi angkasa dengan kecepatan mendekati cahaya serta efek dari dilatasi waktu menambah kepenasaran penulis. Sesudah mencari cari dengan beragam cara dan yang paling efisien adalah melalui library search dengan beragam mode, buku dan internet. Akhirnya penulis banyak menemukan pencerahan yang membuat tercengang dan semakin yakin akan kebenaran agama penulis dan ini lebih dari sekadar tobat, tapi kagum dan respek. Mengapa? karena ternyata sebagian besar sudah dipaparkan oleh AlQuran 1400 tahun yang lalu.
Black Hole / Lubang Hitam
Yang pertama yang digambarkan secara detail dan mengagumkan dalam film Interstellar adalah lubang hitam atau black hole.
Gambar sebelah kiri adalah black hole Gargantua yang digambarkan oleh Interstellar dan sebelah kanan adalah black hole M87 sesungguhnya yang ditemukan oleh Event Horizon Telescopes, suatu jaringan teleskop kolaborasi beberapa negara, pada tahun tahun 2017, diamati kembali di tahun 2018, dan dilaporkan tahun 2021 yang memiliki profil cahaya konsisten mengelilingi titik hitam.
AlQuran di Surat Attakwir ayat 15-16 yang artinya “Aku bersumpah demi bintang tersembunyi. Yang bergerak cepat yang menyapu.”. Untuk memperjelas makna surat tersebut perlu digunakan model penafsiran dari Zaghlur Al Najjar, seorang ahli Geologi kelahiran Mesir yang ahli dalam menafsirkan AlQuran dengan pendekatan ilmiah.
Menurut Zaghlul al-Najjar Lubang Hitam atau Black Hole adalah bintang yang tidak tampak dan selalu bersembunyi dengan sendirinya, yang bergerak cepat diluar angkasa. Ia menelan segala materi yang melewati dan masuk ke dalam zona gravitasinya, yang bergerak pada garis edarnya. Dalam penafsirnnya hal ini sejalan dengan pengertian al-Khunnas, al-Jawāri, al-Kunnas dari segi penafsiran lafaḍ. Pada surat At-Takwīr ayat 15-16 yaitu al-Khunnas diartikan bersembunyi dari penglihatan mata, al- Jawāri bergerak sangat cepat, al-Kunnas diartikan sesuatu yang mengalami proses perpindahan atau pergerakan dari permukaan sesuatu yang lain. Penafsiran dari Zaghlul al-Najjar tentang Black Hole dengan perkembangan sains saat ini terdapat kesesuaian dengan tiga teori meliputi teori relativitas umum, teori mekanika kuantum, dan teori evolusi bintang.
Dilatasi / Perlambatan Waktu
Hal kedua yang ditampilkan dalam Interstellar adalah perlambatan waktu yang terjadi di Planet Miller, yang bergravitasi sangat kuat, di mana satu jam sama dengan 7 tahun di bumi. Penggambaran ini selaras dengan teori Relativitas Albert Einstein.
Teori yang diterbitkan Einstein pada tahun 1916, memperluas teori relativitas khusus yang telah ia terbitkan 10 tahun sebelumnya. Teori Relativitas khusus menyatakan bahwa ruang dan waktu saling terkait erat, tetapi tidak mengakui keberadaan gravitasi . Ternyata teori relativitas ini telah di bahas di dalam AlQur'an 14 abad yang lalu.
Jawaban AlQuran
Di dalam AlQuran surat As-Sajdah ayat 5 dinyatakan bahwa "Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu". Ayat ini menunjukkan adanya relativitas waktu antara waktu di bumi dan di dimensi berbeda yaitu satu hari di langit sama dengan seribu tahun.
Selanjutnya di dalam Surat Al-Mu'minuun 112-113 dinyatakan Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'."
Di dalam Surat Al-Maarij ayat 4 Allah menyatakan “Malaikat-malaikat danJibril naik (menghadap)kepada Tuhan dalam sehariyang kadarnya lima puluhribu tahun". Ayat ini dan ayat-ayat di atas serta beberapa ayat lain menunjukkan bahwa teori relativitas khusus, dimana terjadi pelambatan waktu dalam situasi dan kondisi berbeda sudah disitir di dalam AlQuran jauh sebelum Einstein merumuskan teori relavitasnya.
Dua hal yang ditayang di Interstellar yaitu Lubang Hitam dan Dilatasi Waktu dikaitkan dengan teori Relativitas Khusus Einstein membuat penulis terpana karena 2 hal tersebut ternyata adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang ada di ALQuran. Cukup dengan 2 dua hal itu, penulis menjadi lebih kagum kepada sang Pencipta yang menurunkan AlQuran kepada Nabi Muhamamd SAW. Penulis bertobat dengan pemahaman bahwa semangat untuk menggali AlQuran menjadi lebih kuat dan terarah dan dengan pendekatan ilmiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H