Mohon tunggu...
Farida Arroyani
Farida Arroyani Mohon Tunggu... Guru - ikhlas beramal

iqra' iqra' iqra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Chaos and Order Ekosistem Pendidikan Indonesia

6 Agustus 2023   18:03 Diperbarui: 6 Agustus 2023   18:04 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemerdekaan pendidikan sejatinya bukan sekadar kebebasan dalam pemilihan materi atau metode, tetapi juga kebebasan dalam memberdayakan setiap individu untuk mencapai potensi maksimalnya. Kurikulum Merdeka menjadi cermin dari semangat ini, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan kerjasama dari semua pihak.

Salah satu kunci keberhasilan Kurikulum Merdeka adalah investasi dalam pelatihan dan pengembangan profesional bagi para pendidik. Pemerintah telah memberikan banyak diklat gratis, seperti program Guru Penggerak yang sekarang memasuki batch 10, PembaTIK (diklat TIK untuk para guru), diharapkan para guru bersemangat menyongsong kemerdekaan ini sebab mereka adalah garda terdepan dalam transformasi pendidikan. Pelatihan yang digagas pihak swasta juga banyak yang gratis, ini memberikan mereka alat dan keterampilan yang tepat akan memberi dampak besar pada kualitas pendidikan. Pelatihan dalam penerapan pendekatan pembelajaran aktif, teknologi pendidikan, dan evaluasi holistik harus menjadi prioritas baik bagi pemerintah maupun guru itu sendiri sebagai subyek perkembangan. Mendukung kurikulum yang merdeka berarti memberikan kesempatan yang setara bagi setiap anak, tanpa memandang latar belakang sosial atau geografis.

Tantangan yang dihadapi Kurikulum Merdeka tidak dapat diselesaikan dalam semalam. Namun, dengan tekad dan kerja sama yang kuat, kita dapat melewati liku-liku ini menuju visi kemerdekaan pendidikan yang sejati. Kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang membebaskan potensi setiap individu, memupuk kreativitas, dan membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Sebagai konklusi, ekosistem pendidikan Indonesia adalah sistem dinamis yang kompleks, sensitif terhadap perubahan, dan mungkin mengalami bifurkasi antara kekacauan dan ketertiban. Dalam menghadapi tantangan dan perubahan, pemerintah, sekolah, guru, dan masyarakat harus bekerja sama dalam mencari solusi inovatif dan adaptif. Menggunakan teknologi AI dan pendekatan inklusif dalam pembelajaran dapat menjadi kunci dalam mencapai ketertiban yang berkelanjutan dan menciptakan masa depan pendidikan Indonesia yang gemilang bagi generasi mendatang. Dan kurikulum merdeka diharapkan dapat mewujudkan kemerdekaan belajar dan pendidikan.  

Dalam kekacauan ini kita tidak butuh perubahan besar yang sifatnya monumental, tetapi perubahan mental. Disiplin kecil dari kebaikan yang ditanamkan kepada peserta didik yang dituai di kehidupan mereka kelak. Dalam bentuk projek pancasila yang bisa kita lakukan, perhatian yang kita berikan setiap hari, dan doa-doa yang kita panjatkan dalam perjalanan sunyi menjadi pendidik. Dalam bifurkasi, kita berharap adanya pola baru yang konsisten dan teratur. Semoga ada dari perubahan-perubahan kecil tadi menjadi kesempatan mengubah arah angin. Dalam kemerdekaan kurikulum, kita (semoga) merdeka menentukan langkah ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun