Mohon tunggu...
Farida Arroyani
Farida Arroyani Mohon Tunggu... Guru - ikhlas beramal

iqra' iqra' iqra

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Senyum Hermes untuk Tuan dan Puan

4 Agustus 2023   21:16 Diperbarui: 4 Agustus 2023   21:26 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pas hidup lagi capek-capeknya, aku menemukan diriku terpesona oleh sebuah drama Korea yang ringan, sederhana nan manis, seperti kembang gula. Persis. Bercerita tentang karakter Cheon Sarang, seorang hotelier yang cekatan, profesional, dan selalu menampilkan senyum ramahnya. Karakter ini adalah definisi 'naneun haengbok hamnida meskipun jiwa meronta'. 

Ada beberapa hal menarik yang saya dapat. Dari nama, Cheon Sarang, yang jika diterjemahkan kasar bermakna 'akulah cinta' namun kenyataannya, hidupnya tidak dipenuhi dengan roses and sushine. Ditinggal mati oleh orang tua dan hanya hidup dengan neneknya membuat Cheon Sarang dipaksa dewasa. Meski demikian, dia mampu memberi dan menerima cinta yang sama besarnya dengan kedua sahabatnya. persahabatan yang membuat iri semesta. 

Selain ketulusannya dengan sahabatnya, ia juga menumbuhkan kecintaannya pada pekerjaan sebagai hotelier di King Hotel. Dan ketulusannya dalam mengejawantahkan cinta pada pekerjaannya mampu terbaca orang-orang sekeliling yang menjadi rekan kerjanya. Alur ceritanya dan kuatnya karakter yang menarik membuatku merenung, "Seandainya aku menjadi seorang hotelier, peran apa yang cocok untukku?"

Dalam angan-anganku, aku membayangkan diriku bekerja di balik layar hotel yang mewah, memanjakan tamu-tamu yang datang dengan harapan untuk mengalami pengalaman tak terlupakan. Aku tersenyum saat membayangkan diriku berada di depan pintu hotel, siap menyambut setiap tamu dengan senyuman teramah dan penuh dedikasi. Setiap tamu adalah seorang raja terhormat yang layak diberikan pelayanan ekselen.

Namun, aku terperangkap dalam pertimbangan. Mungkin menjadi seorang chef akan menjadi pilihan yang menarik, tetapi keahlian memasak bukanlah bidangku. Aku tergelitik dengan pemikiran menjadi seorang room attendance, namun tanggung jawab membersihkan kamar dan menyusun kembali tempat tidur mungkin bukanlah yang paling cocok untukku.

Lalu, aku menemukan jawabanku. Aku akan menjadi bellboy, seorang penjaga pintu hotel yang berdiri sepanjang hari, siap menanti kedatangan tamu-tamu yang datang dengan harapan dan impian mereka. Pekerjaan ini mungkin tidak sepopuler peran lainnya, tapi bagi seorang yang memiliki hasrat memberikan pelayanan ramah, menjadi bellboy adalah jalan yang tepat.

Anganku dimulai dengan aku menatap lekat pada cermin dimana aku mengenakan seragam resmi hotel untuk pertama kalinya. Sebuah koper mewah dengan logo hotel yang elegan berada di tanganku. Ketegangan dan antusiasme campur aduk dalam diriku saat aku berjalan menuju pintu masuk hotel. Aku bernafas dalam-dalam, siap menyambut tamu pertamaku.

Tepat ketika aku tiba di depan pintu hotel, seorang tamu memasuki gedung dengan langkah elegan. Sebuah senyum hangat terukir di wajahku saat aku menyambutnya dengan sopan, "Selamat datang di Celestine Patterson Hotel. Semoga Tuan dan Puan memiliki pengalaman menginap yang luar biasa bersama kami."

Senyuman tamu itu mengembang, dan dia berbicara dengan tulus, "Terima kasih. Anda sangat ramah."

Begitulah, kemudian anganku berpindah di hari berikutnya dan berikutnya lagi, aku menyambut tamu-tamu dengan senyuman penuh kehangatan. Aku memperlakukan mereka seperti raja terhormat, memberikan excellent service dengan segala yang aku miliki. Tak ada yang terlupakan dalam setiap detail, sekecil apapun itu.

Saat matahari terbenam, langit berubah menjadi warna oranye yang mempesona, aku berada di depan pintu hotel, senyum terukir di wajahku. Aku melihat seorang tamu yang kembali ke hotel setelah seharian berkeliling kota. Dia terlihat lelah, tetapi ketika aku menyambutnya dengan senyuman dan membukakan pintu untuknya, kelelahannya tampak memudar. Aku, si bellboy, dengan topi tinggi dan pakaian ala pasukan kerajaan Inggris adalah wajah pertama hotel setelah valet parkir, menyambut tamu dengan senyum hermes-nya dan dibalas dengan senyum tak kalah ramah dari tamu.

Mungkin bayanganku sedikit berlebihan, dan aku jadi sentimental berlebihan juga karena merasa seperti seorang pahlawan dalam kisah indah sebuah hotel. Bagi seorang bellboy, senyum tamu adalah hadiah terindah yang bisa diberikan. Senyum itu memberikan arti pada pekerjaanku. Itu adalah bukti bahwa kehadiran dan keramahanku memiliki dampak besar bagi mereka.

Tak terasa, hari demi hari berlalu, dan aku semakin menjadi bagian dari hotel ini. Teman-teman sejawat menjadi keluarga barku, dan keramahan kami menyatu dalam ciri khas hotel. Kami saling mendukung dan menginspirasi satu sama lain untuk memberikan pelayanan terbaik bagi tamu-tamu kami.

Bayanganku terus berlanjut seperti film yang diputar di bioskop, seperti drakor yang ketika tulisan ini dibuat, mendekati episode terakhir. Ketika akhirnya tiba waktu untuk mengakhiri perjalanan tamu-tamu, aku melepas mereka dengan rasa sedih namun juga penuh harapan. Aku tahu, di lain waktu, akan ada tamu-tamu lain yang datang, membawa cerita-cerita baru dan senyuman-senyuman baru yang akan kembali menghiasi hariku.

Aku jadi semakin memandang tinggi pekerjaan yang menawarkan ekramahan tiada tara ini, menjadi hotelier sejati yang menghargai setiap tamu sebagai raja terhormat. Profesi ini bukan hanya pekerjaan biasa, tapi panggilan hati untuk memberikan pelayanan ramah dan penuh dedikasi. Aku belajar bahwa menjadi hotelier adalah tentang memberikan pengalaman tak terlupakan bagi setiap tamu, dan bahwa senyum teramahku adalah kuncinya.

Aku memahami bahwa tak peduli peran apa yang dipilih, seorang hotelier yang ramah dan penuh dedikasi memiliki peran krusial dalam industri perhotelan. Bersama-sama, mereka menciptakan dunia yang indah bagi para tamu yang datang dengan harapan dan impian yang dibawa dari tempat masing-masing. Dan saat senyum mereka mekar, itu adalah balasan paling indah.

Inilah pekerjaan yang mungkin kulakukan jika aku menjadi hotelier, bellboy yang meniti jejak di dunia perhotelan. Sebuah kisah tentang pengalaman, kehangatan, dan senyum yang tak terlupakan. Maka, menjadi hotelier adalah tentang memberikan cinta dan pelayanan terbaik kepada setiap tamu, karena di antara senyum-senyum itu, terdapat cerita-cerita yang tak ternilai harganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun