Belum lagi kalau ada pertemuan orang Indonesia, atau acara kumpul-kumpul komunitas. Kuliner akan meluas sampai ke Ujung Barat dan Timur. Mie Aceh sampai Sop Konro, atau sambal Cakalang.
Apalagi kalau hanya sekedar keripik pedas Ma Ic*h dan kuaci rasa green tea, atau sale pisang keju.
Hampir tidak ada makanan atau cemilan yang tidak ada.
Di Qatar juga ada empat supermarket yang khusus menjual bahan-bahan masakan Indonesia yang tidak akan pernah terbayangkan oleh diaspora Indonesia di negara lain.
Jengkol, pete, asin jambal roti, genjer, tutug oncom, kulit melinjo, daun salam, cuanki instan, tahu tempe, sebut saja bahan-bahan mentah lainnya, hampir semua bahan makanan impian perantau ada di Qatar. Jika itu dirasa belum lengkap dan memuaskan, Â ada satu pelengkap lagi.
Nasi Uduk:
Beberapa bahan makanan Indonesia ada tersedia di supermarket umum di Qatar. Ikan Asin, ikan asin cumi, pete kupas, kangkung, bayam, bawang daun, kikil, bahkan torpedo kambing, lengkeng, rambutan dan durian pun tersedia melimpah. Kendalanya hanya satu, itu pun untuk beberapa gelintir orang saja yang irit, pelit atau medit atau memang tidak suka jajan makanan jalanan.
Menu dan bahan makanan yang memancing air liur mengalir seperti ketika anda membayangkan jeruk nipis kecil hijau yang diris pelan-pelan menjadi dua, lalu setengahnya anda angkat ke atas mulut dan anda teteskan saripatinya ke ujung lidah tadi itu, harganya mahal. Ada yang bisa sampai lima kali lipat harganya di Indonesia.
Arem-arem: