Menjadi orang tua adalah dambaan setiap insan di muka bumi ini, tidak terkecuali kelahiran seorang anak dalam biduk rumah tangga, merupakan sebuah anugerah yang sangat disyukuri oleh setiap manusia, karena dengan dengan dianugarehi seorang anak, itu berarti rumah tangga tersebut, mendapatkan titipan dan amanah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya oleh pasangan rumah tangga, bersamaan dengan itu pula Allah SWT telah mengamanahkan dalam Al-Qur’an bahwa, orang tua jangan sampai meninggalkan keturunan yang lemah, baik dari segi ilmu pengetahuan agama, ilmu pengetahuan penunjang kehidupan seorang anak manusia serta bidang sosial ekonominya, sehingga jangan sampai anak keturunan yang telah dititipkan oleh Allah SWT tersebut, menjadi tersia-siakan oleh karena kelalaian kedua orang tuanya dan berakibat menjadi beban bagi kedua orang tua, masyarakat serta bangsa negaranya.
Dalam Al-Quran pun kita sering menjumpai ayat inna fii dzalika laayati liqaumi ya’qilun, atau yatafakkarun, atau yadzakkarun yang mengindikasikan bahwa tanda-tanda kekuasaan Allah (wahyu) itu akan terbuka oleh orang-orang yang berpikir, berakal dan merenenungi. Oleh sebab itu sudah menjadi tanggung jawab kita untuk terus berusaha membaca dan membuka rahasia wahyu Allah untuk mengembangkan peradaban Islam. Berapa banyak contoh dalam kehidupan di sekitar kita, anak yang rusak akhlak dan mentalnya, akan menjadi beban sangat berat, kedua orang tua yang kaya bisa menjadi miskin nan papa, dikarenakan anaknya yang terjerat narkoba misalnya, bukan hanya itu seorang anak yang terjerumus dalam kehidupan seks bebas, dapat menjatuhkan marwah dan harkat martabat keluarga besarnya, dikarenakan akhlak dan perbuatan anaknya yang rusak.
Sehingga ajaran agama Islam menganjurkan kepada seluruh orang tua, agar bahu-membahu untuk dapat meberikan pendidikan terbaik kepada generasi penerusnya, bukan hanya perkembangan fisik akan tetapi perkembangan psikologis, akhlak dan mentalnya serta menjadi generasi yang kuat Tauhidnya, kuat agamanya, kuat ilmu pengetahuannya serta bermental tanggung serta bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, keluarganya dan masyarakatnya. sehingga penulis sependapat bahwa pendidikan akhlak bagi anak sehingga anak tersebut memiliki akhlak yang mulia merupakan pemberian orang tua yang paling utama. Adapun salah satu cara membantu mengembangkan perkembangan karakter anak secara positif dan edukatif adalah memberikan pendidikan rekreasi yang positif kepada anak.
Bagi seorang kepala keluarga, seperti Ayah tentulah harus memperhitungkan juga cost atau biaya rekreasi yang relatif murah, terjangkau, dan tentu dekat wilayah sekitar kota tempat keluarga kecil kita bermukim serta harus sesuai budget keluarga, janganlah terlalu boros dan jangan juga terlalu pelit dalam pengeluaran rumah tangga, sikap pertengahan dan moderat inilah yang diajarkan oleh Rasulallah SAW bersabda bahwa “sebaik-baik perkara adalah pertengahan” tentu ajaran Rasulallah SAW dalam medan aplikasinya sangatlah luas, bisa diaplikasikan dalam bidang peribadatan, muamalah, atau konteks sosial lainnya. Sehingga dalam membelanjakan keuangan keluarga, diperlukan keinsyafan, wawasan dan keilmuan dari pihak suami maupun istri, terlebih lagi kebutuhan untuk wisata rekreasi yang mendidik serta dibutuhkan keluarga apalagi untuk si kecil dan anak-anak kita, yang perlu diberikan edukasi yang menyenangkan, ceria dan tentunya edukatif sebagaimana orang tua inginkan, untuk mendukung tumbuh-kembang anak secara baik, dengan tujuan optimalisasi tumbuh kembang dan membangun karakter anak sejak dini itu penting sekali, karena bisa membuat anak Indonesia berkualitas. Melihat tumbuh kembang si kecil, dengan segala keceriaannya, merupakan kebahagiaan dan dambaan seluruh orang tua terhadap anaknya, sehingga kebutuhan untuk mengunjungi tempat wisata menarik dan edukatif menjadi sebuah keniscayaan bagi si kecil dan orang tua, untuk mendukung psikomotorik anak dan psikologisnya.
Psikomotorik anak sangat terlihat ketika si kecil sudah memasuki usia 2-3 tahun, terlihat dari gerak lincah si kecil untuk berlari, berjalan dan mengikuti rasa keingintahuannya akan dunia luar, dan dunianya menurut imajinernya. Perkembangan psikologis anak juga sudah terlihat jelas pada rentang usia ini, terlihat dari keinginannya yang ingin sekali dipenuhi oleh kedua orang tuanya seperti melihat mainan anak-anak si kecil pasti memintanya untuk dibelikan, atau meminta sesuatu yang menarik perhatiannya, pasti si kecil ingin menyentuh, memiliki atau menguasai benda-benda yang menarik perhatiannya. Maka pada usia ini, anak akan menjadi semakin aktif dalam beraktifitas dan kedua orang tua harus siap menghadapi masa keemasan si kecil, bimbingan yang penuh perhatian, dan kasih sayang sangat membantu membimbing si kecil untuk melatih psikomotorik dan sisi psikologisnya, pada usia ini, anak sering kali terkendala dalam mengungkapkan emosionalnya, sehingga mengajak berbicara dan bermain oleh kedua orang tua akan sangat membantunya, untuk tumbuh kembang secara maksimal salah satunya adalah dengan mengajaknya ke tempat-tempat rekreasi edukatif. Adapun tempat yang sangat baik, untuk si kecil antara lain:
Taman bermain anak-anak dengan segala macam permainannya
- Perkebunan atau taman bunga
- Museum dan tempat-tempat bersejarah
- Outbond dan adventure park atau pantai terbuka
- Mengunjungi tempat-tempat religi seperti Masjid-Masjid, Taman Masjid, serta diajarkan pula untuk mengunjungi rumah Kakek/Nenek dan rumah sanak-family
Tempat tempat tersebut di atas, hanyalah referensi bagi orang tua, untuk menimbang atau sebagai referensi bagi rekreasi keluarga dalam mendukung tumbuh-kembang anak, yang sangat penting bagi si kecil. Tentulah dalam menentukan tempat-tempat rekreasi yang ada, harus dipertimbangkan seperti :
- Kondisi keuangan keluarga
- Budget rekreasi yang disisihkan keluarga
- Jarak tempuh lokasi rekreasi dengan rumah/kediaman
- Segi kemanfaatan yang akan didapat seperti : wawasan baru, tempat rekreasi bersifat edukatif atau tidak, dll
Hal-hal penting tersebut, tersebut di atas penting pula dipertimbangkan dan bijaklah dalam pengelolaan keuangan keluarga, agar rekreasi dapat berdampak maksimal bagi perkembangan tumbuh-kembang si kecil, sehingga anak yang menjadi dambaan orang tua dapat berkembang sesuai dengan harapan kedua orang tuannya yakni anak tumbuh sesuai dengan masanya baik segi fisiknya maupun psikologisnya. Menukil pepatah Arab yakni : “Contoh perbuatan lebih efektif (lebih berpengaruh) daripada perkataan” pepatah tersebut di atas, sangat baik untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi seluruh kedua orang tua semuanya, bahwa agar anak dapat berkembang secara baik dan memiliki karakter dan akhlak yang terpuji di kemudian hari, tidak mungkin lepas dari keteladanan orang tuanya yang ditampilkan di rumah dan lingkungan di masa anak tumbuh dan berkembang, jika lingkungannya baik, maka Insyaallah anak akan berkembang secara baik dan memiliki kematangan emosional yang baik, sebaliknya jika lingkungan buruk, maka besar kemungkinan anak akan terpengaruh terhadap lingkungan di sekitarnya. maraknya perilaku anak yang tidak baik ini disebabkan oleh pendidikan orang tua yang tidak terorganisir dengan baik. Bahkan orang tua tersebut cenderung cuek. Akibatnya mental anak berkembang secara tidak merata, karena minimnya sugesti yang ditanamkan orang-orang terkasih.