Salam Sejahtera
Kisah ini merupakan salah satu pengalaman pribadi saya ( Mr.Dicsr )di masa lalu, semoga bisa membawa berkah khususnya untuk saya pribadi dan umumnya untuk pembaca setia website ini untuk selalu bersyukur, berbuat yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk menjalani segala aktifitas didalam kehidupan ini, saling menghormati, menghargai , mengisi dan mengimbangi kekurangan pada diri kita masing-masing.
Cerita ini berawal dari sebuah sepatu, yang biasa saya gunakan, ketika akan beraktifitas (ke kantor)pada saat itu saya masih belum berbagi sedikit pengalaman dibidang ICT dikampus-kampus. Suatu ketika sepatu yang biasanya saya pakai ini robek sehingga 3 jari kaki kelihatan keluar tentunya bersama kaos kakinya..
Akhirnya saya pergi ke tukang sol sepatu untuk di jahit kalau beli yang baru didompet hanya ada KTP kalau uangnya sudah menjadi bubur (mencair)….Hehe
setelah dijahit akhirnya nasib dari 3 jari kaki bisa kembali tertidur pulas didalamtempatnya, akan tetapi selang 1 minggu kemudian 3 jari kaki Ini kembali lagi keluar mungkin ingin menghirup udara segar ..Hehe, hingga saya harus menjahit kembali  ke tukang sol sepatu, karena keseringan di sol sepatu ukurannya menjadimengecil, dan kalau dipakai  kaki rasanya sakit.Â
Akhirnya saya biarkan 3 jari untuk selalu hadir menghirup udara segar, menemani dalam setiap aktifitas kerja saya. Suatu ketika saya di panggil kepala cabang, karena Komputer dan program ada masalah. Kebetulan saya bekerja sebagai ICT ceritanya seperti itu, Di salah satu perusahaan swasta. Ketika lagi asik melihat-lihat komputer, tanpa sengaja kepala cabang melihat sepatu dimana 3 jari ini keluar. Kurang lebih percakapannya seperti ini :
Kepala Cabang: Pak sepatu bapak robek.ya ?
Saya: eu.eu..iya pak (sambil malu )
Kepala Cabang: Bapak itu orang penting perusahaan, masa untuk beli sepatu  Tidak bisa.
Saya: Alhamdulillah pak kalau seperti itu. Tp saya benar-benar saat ini  belum adauang pak.
Kepala Cabang: ya sudah nanti saya belikan sepatu.
Saya: Tidak usah pak, saya jadi merepotkan bapak ( padahal senang Bangeuuuut )
Kepala Cabang: Jangan pikirkan itu.
Saya: Terima kasih banyak pak.
3 hari kemudian Kepala cabang memanggi saya kembali
Kepala Cabang: Pak, saya tidak sempat beli sepatu bapak, jadi saya beri bapak uang, ini tolong diterima.
Saya: Terima kasih banyak pak.
saya diberi 100 rb, nilai uang 100 rb 15 tahun yang lalu masih sangat besar, berbeda dengan sekarang. Akhirnya dompet yang biasa kosong sekarang terisi.dengan uang 100 rb ( Alhamdulillah bisa beli sepatu-dalam hati )
Waktu pulang ke Bandung telah tiba, untuk bertemu dengan keluarga , Anak dan Istri Tercinta. Biasaya saya pulang hari sabtu ke Bandung ( 1 x dalam seminggu ).Pada saat itu Istri Masih mengandung anak pertama, setelah berisilaturahmidengan semuanya. Sore harinya istri meminta saya untuk mengantar ke bidankontrol kandungan. Sampai di tempat bu bidan, kurang lebih percakapannyaseperti ini:
Istri: Bu Bidan semuanya jadi berapa ?
Bu Bidan: 40 rb Bu semuanya.
Istri: Ayah Tolong uangnya.
Saya: Alhamdulillah, didompet ada 100 rb pemberian Kepala cabang (dalam hati). Ini Bu uangnya.
Istri: Ayah sekalian beli susu hamil ..ya
Saya: oh..ya.
Istri: Bu Bidan sekalian minta susu hamilnya.
Bu Bidan: baik bu.
Istri: Total semuanya jadi berapa Bu?
Bu Bidan: Semuanya jadi 100 rb, bu
Atas kehendak-Nya, ternyata semua bisa pas sesuai dengan Nilai Uang yang diberikan oleh Kepala Cabang buat beli sepatu. Mungkin saat ini bukan waktunya saya harus beli sepatu baru (dalam hati saya). Tetapi semua saya ikhlaskan demi Istri dan Orang-orang yang saya sayangi.
Setelah pulang kerumah tanpa sepengetahuan Istri, sepatu yang robek saya lakban dengan warna hitam, sehingga sepintas tidak kelihatan tetapi kalau agak lama dilihat ya jelas..lakbannya..hehe
Waktu terus berlalu, masa berganti ( puitis..he ) Akhirnya musim hujan tlah tiba kembali, ketika musim hujan saya harus tetap pulang ke bandung kemudian kembali bekerja ditemani dengan sihitam (motor kirana), dan tentunya jangan lupa untuk selalu membawa jas hujan, perlengkapan keamanan berkendara lainnya...ya
Sesampainya di kantor pagi-pagi, kepala cabang sudah memanggil, dan percakapannya kurang lebih seperti ini :
Kepala Cabang: Selamat Pagi Pak?
Saya: Â Pagi pak.
Kepala Cabang: Gimana pak, sudah beli sepatu..ya
Saya: eu..eu maafkan saya pak, tidak jadi beli sepatu sehubungan uangnya  dipakaiuntuk biaya check up istri ke bidan.Kepala Cabang hanya tersenyum.
Kepala Cabang: Sepatunya saya lihat tidak robek..ya
Saya: Saya gulung sepatunya dengan lakban, pak
Kepala Cabang: boten-boten aja bapak ini..heheÂ
Semenjak itu sepatu lakban selalu menemani saya kemanapun,  hingga suatu ketika ketika saya membuka lemari pakaian didalamnya terdapat kotak, diatasnya ada surat ,ada tulisan from Mylovely Wife. Kurang lebih isi dari surat itu “ Ayah ..Selamat Ulang Tahun semoga selalu diberi kesehatan, kelancaran, keberkahan didalam segala aktifitasnya dan Ibu Mohon Maaf hanya bisa memberikan hadiah yang sederhana ini untuk Ayah…Mylovely Wife “ ketika saya buka kotaknya, itu adalah sebuah “Sepatu Baru “
Sesaat saya tertegun dan tanpa terasa ada seseuatu yang mengalir yang tidak bisa saya tahan, membasahi pipi dan itu adalah air mata. Rasanya semua perasaan inijadi satu ( bahagia, sedih entah apa namanya ) dalam hati…Ya Allah Ya RobbEngkau berikan nikmat dengan cara yang Engkau pilih untuk Hamba. MelaluiTangan Istri Hamba. Ternyata Keikhlasan uang yang diberikan oleh Kepala Cabanguntuk membeli sepatu, digantikan Allah SWT dengan cara-Nya.
Ihkas itu begitu sulit namun ia bisa indah pada akhirnya.
Alhamdulillah Segala Puji Hanya Bagi Allah SWT. Terima Kasih Istriku, dan selamat tinggal sepatu lakbanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H