Air adalah sumber kehidupan, kehidupan makhluk hidup di bumi ini sebagian besar ditopang oleh ketersediaan air untuk keberlangsungan hidupnya. Hal ini berlaku juga bagi tanaman yang memanfaatkan air dalam semua kegiatan metabolismenya.
Dalam dunia pertanian, air memiliki posisi sangat penting, dimana tanaman bergantung pada ketersediaan pasokan air guna keperluan pengairan. Lahan pertanian memperoleh pasokan air dari berbagai sumber seperti sungai ataupun saluran irigasi, namun tak kalah penting, hujan juga sangat berperan terhadap kualitas pertumbuhan tanaman. Iklim Indonesia yang tropis tentunya menyediakan air melalui hujan hampir merata sepanjang tahun dimana banyak tanaman dari berbagai komoditi dapat tumbuh dengan baik dan subur. Jumlah air yang cukup sesuai kebutuhan tanaman dapat diprediksi melalui rangkaian perhitungan ramalan cuaca.
Pada sektor pertanian dan perkebunan, pemerintah melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyediakan informasi prakiraan cuaca guna mendukung pertanian seperti kondisi iklim, curah hujan, jumlah hari hujan, hari tanpa hujan, dan informasi lainnya setiap musimnya yang diharapkan dapat membantu mencegah kerugian akibat gagal panen.
Curah hujan adalah satuan yang menggambarkan besarnya endapan dalam bentuk padat/cair hasil dari proses kondensasi uap air di udara yang jatuh kepermukaan bumi. Pada praktiknya, BMKG menggunakan bermacam instrumen untuk mecari data mengenai curah hujan mulai dari yang pengukuran secara langsung ataupun tidak langsung seperti menggunakan radar atau citra satelit. Pada Contohnya, pada pengukuran langsung, BMKG menggunakan alat rain gauge tipe observatorium. Cara kerja Obs Rain Gauge yaitu saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung. Pada jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang tertampung jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua sampai benar-benar kering.
Data pengamatan curah hujan tersebut kemudian dianalisa bersama dengan data pengamatan di tempat lain untuk menghasilkan produk  layanan informasi cuaca termasuk informasi klimatologi berupa informasi hujan terhadap sektor pertanian.
Selain itu, BMKG juga melakukan penyuluhan secara langsung dengan kelompok petani dengan mengadakan sekolah lapang iklim atau SLI. Tujuan utama Sekolah Lapang Iklim BMKG adalah mengubah informasi iklim teknis menjadi bahasa praktis petani, dengan penyuluh pertanian sebagai fasilitator. Petani perlu tahu bagaimana bersikap menghadapi variabilitas iklim yang memengaruhi produktivitas panen mereka. Dengan pemahaman cuaca iklim yang dikombinasikan dengan teknik pertanian baru diharapkan akan meningkatkan produktivitas dan pendapatan para petani.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa curah hujan adalah salah satu unsur penting dalam pertanian dimana hujan berperan dalam salah satu sumber pengairan lahan. Curah hujan adalah satuan yang menggambarkan besarnya endapan dalam bentuk padat/cair hasil dari proses kondensasi uap air di udara yang jatuh kepermukaan bumi dimana BMKG sebagai pihak yang memberikan layanan informasi cuaca termasuk curah hujan menggunakan berbagai peralatan untuk pengamatannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Informasi tersebut disebarkan ke berbagai pihak termasuk petani guna mencegah kerugian akibat gagal panen dan tentunya diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari hasil tani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H