Menulis menjadi phobia sendiri dalam hidupku, mengukir kata dan melukis kalimat layaknya hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang berpengalaman dan bersifat profesional. Aturan penulisan yang baku, dengan pemerataan S-P-O-K yang detail membatasi hasrat ku yang lemah untuk memulai ayunan tanganku mengukir kata dan melukis kalimat. Terlihat puitis anggapan menulis bagiku, namun ukiran kata dan ukiran kalimat lah yang mendorong ku membaca bacaan sesuatu. Berjalan semakin ke depan, jiwa ku yang haus terlalu gamang dengan buku yang ku baca. Ilmunya menguap dalam perspektif dangkal yang tak mampu ku cerna.Aku merasa rugi ketika hanya membaca. Banyak ilmu dan pengalaman yang ku peroleh. Sedangkan aku tidak berkenan membagi pengalaman dan pengetahuan ku yang semakin lama ku pendam semakin membusuk di urai ulat-ulat malas. Aku ingin berbagi walau sedikit. Karena tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Walau aku sadar bahwa aku mendapatkannya dengan tangan di bawah terlebih dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H