Mohon tunggu...
Dicky Firmansyah
Dicky Firmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Bisnis Manajemen Syariah Institut Tazkia

Repetition is the mother of perfection.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Membangun Profesionalisme Nazhir Berbasis Kompetensi dan Pendidikan Karakter

22 Oktober 2019   21:54 Diperbarui: 22 Oktober 2019   22:00 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Badan Wakaf Indonesia, Muhammad Nuh memberikan surat tanda bukti Nadzir Wakaf kepada Unair 

Sifat kedua yang harus dimiliki adalah tanggung jawab (amanah). Sikap tanggung jawab juga merupakan sifat yang sangat diperlukan untuk membangun profesionalisme nazhir. Suatu perusahaan/organisasi/ lembaga apapun pasti akan kacau bila orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak amanah. Sifat tanggung jawab yang hilang dalam diri nazhir menjadi problematika yang serius untuk diselesaikan. Karena salah satu aspek keberhasilan wakaf adalah rasa percaya wakif itu sendiri kepada nazhir. Prinsip-prinsip amanah mengacu pada nilai-nilai yaitu keadilan, memenuhi komitmen, keandalan, transparansi, kemerdekaan, akuntabilitas, dan tanggung Jawab.

Sifat selanjutnya adalah komunikatif (tabligh). Salah satu ciri nazhir profesional adalah sikap komunikatif. Dengan sifat komunikatif ini nazhir mampu menyampaikan gagasan dan pemikirannya serta mampu meyakinkan para wakif potensial agar mewakafkan dananya untuk dikelola nazhir. Prinsip-prinsip tabligh mengacu pada nilai-nilai yaitu komunikasi yang efektif, kerjasama tim, memotivasi dan menginspirasi, peduli dan welas asih, memimpin dengan memberi contoh.

Sikap cerdas (fathonah). Nazhir yang profesional pastinya memiliki sikap cerdas. Dengan kecerdasannya seorang nazhir nantinya akan dapat melihat dan menangkap peluang dengan cepat dan tepat. Mengemukakan ide-ide kreatif dan inovatif sehingga bisa melambungkan pengembangan wakaf untuk mencapai dampak yang lebih optimal. Sifat cerdas ini dapat diturunkan menjadi beberapa indikator, yaitu pemahaman ilmu pengetahuan, problem solving, kemampuan marketing, analisa bisnis, manajemen resiko, dan keahlian di bidang pengelolaan wakaf produktif. Prinsip-prinsip fathonah merujuk pada nilai-nilai yaitu profesionalisme, kualitas, kompetensi, tawakkal, musyawarah.

Pengabungan kompetensi dan karakter yang baik demi menciptakan nazhir yang professional merupakan suatu keniscayaan. Kompetensi dan karakter yang baik sudah semestinya ada dalam diri siapa saja tak terkeculi nazhir. Apalagi dalam hal ini nazhir bertugas sebagai pemegang amanah para wakif yang akan dipertanggungjawabkan tidak hanya di dunia bahkan di akhirat. Kompetensi dan karakter yang baik jikalau bergabung menjadi satu kesatuan yang utuh akan menciptakan Nazhir profesioanl yang dapat mengelola dan mengembangkan wakaf secara optimal. Merupakan suatu keniscayaan yang bisa terjadi jikalau nazhir/ lembaga wakaf bersinergi dalam hal pelatihan pendidikan, dan pembinaan untuk mencapai calon-calon nazhir professional yang memiliki kompetensi dan karakter yang baik.

Pada akhirnya, kunci keberhasilan pengelolaan wakaf terletak pada eksistensi nazhir. Wakaf yang dikelola oleh nazhir profesional, akan menjadi instrument potensial yang berguna dalam menyokong serta memperkokoh perekonomian umat. Maju mundurnya wakaf sangat ditentukan oleh kualitas manajemen nazhir dalam pengelolaan wakaf. Dengan diterapkannya  konsep Character Based Competence diharapkan menjadi awal keberhasilan wakaf di Indonesia seperti halnya keberhasilan wakaf yang terjadi pada masa rosulullah SAW dan para sahabatnya.

Terimakasih kepada : bimasislam.kemenag.go.id dan literasizakatwakaf.com 

Daftar Pustaka

Antonio, Muhammad Syafii. 2009. Muhammad SAW The Super Leader Super Manager. Jakarta Selatan. Tazkia Publishing

Fiqih Wakaf. Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf tahun 2003

Strategi Pemberdayaan Wakaf Tunai di Indonesia. Direktorat Pemberdayaan Wakaf tahun 2008

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun