Mohon tunggu...
DQ -
DQ - Mohon Tunggu... wartawan -

reporter. repot karena cari makannya mesti muter-muter serta nguber-nguber orang untuk dijadikan berita yang kadang bisa merepotkannya. Meskipun tak bermaksud untuk merepotkannya, tapi tak sedikit yang akhirnya suka repot-repot ngebujuk biar tidak diberitakan. Sebaliknya, ada juga yang suka repot-repot ingin diberitakan. tapi tak pernah ambil pusing dengan profesi ini, gitu aja kok repot!

Selanjutnya

Tutup

Humor

Usul! Adakan Kementerian Kegalauan, Pak Presiden!

23 Mei 2012   22:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:54 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

USUL!! Dalam kabinet mendatang.. coba dimasukan kementerian kegalauan yang mengurus rakyat galau seperti saat ini pak presiden!

Yang paling mencorong perihal kegalauan ini ketika semua orang membicarakan Lady Gaga. Biduan asal negerinya Barack Obama, Amerika Serikat. Yang galau bukan hanya panitia yang kadung dah mengeluarkan dana miliaran rupiah buat menyiapkan perhelatan akbar tersebut.

Penonton konser ini ikut galau. Mereka dah rela merogoh kocek yang enggak sedikit pula. Ngebela-belain enggak jajan 3 bulan buat bisa beli selembar tiket konser.

Sinyalemen lain tentang galau bermunculan begitu pihak keamanan dalam hal ini kepolisian mengeluarkan pernyataan tidak memberi izin konser tersebut digelar. Dalihnya masukan dari ya sejumlah organisasi masyarakat, organisasi, masyarakat, serta masyarakat yang organisasi.

Tapi ya entahlah karena kontennya galau, jadi organisasi masyarakat yang mana? Organisasi yang mana? Dan masyarakat yang mana? Masyarakat yang organisasi yang mana? Kasih tahu jangan ya? (mengadopsi gaya Tukul Arwana saat bawain acara Bukan Empat Mata di Trans 7. Mengangkat kedua telunjuk sambil menggerak-gerakannya naik-turun). Pokoknya galau deh pak presiden.

Kelihatan banget kan kementerian kegalauan itu dibutuhkan. Iya. Menjelang konser Lady Gaga, kepolisian secara mengejutkan memberi sinyal kalau konser bisa digelar padahal sebelumnya media-media merilis,"Polisi dengan tegas melarang konser Lady Gaga". Kini bisa digelar. Asalkan bisa memenuhi aturan yang mereka berikan kepada panitia. Nah, lho. Galau juga kan pak presiden?

O ya. Serunya terkait konser Lady Gaga muncul  sinyalemen kegalauan yang merambah lain. Mulai dari wong desa, wong cilik, wong gede, wong kong (Hongkong maksudnya) sampai ke negeri ginseng, Korea yang ikut-ikutan latah melarang konser Lady Gaga.

Padahal bisa jadi, pemerintah atau siapa pun. Termasuk organisasi massa yang masa iya juga eh belakangan rupanya kesengsem dan tergiur beli tiket si wanita Lady gagah perkasa nan seksi bernama Gaga ini. Padahal jelas-jelas sebelumnya paling kenceng menyuarakan penolakan. Kayaknya, galau juga. Atau kena virus "Playboy"-nya si 7 Icon.

Mereka enggak tahu aja. Kegalauan itu muncul gara-gara lagu "Playboy"-nya 7 Icon. Itu lho! Yang refrainnya 'unyu-unyu', genit, dan menggemaskan seiring liukan body seksi para biduan debutan nan cantik tinggi semampai di layar kaca. Yang semok bikin mata lelaki tak berkedip menyaksikannya kala beraksi di atas pentas. Begini, kurang lebih bunyi dan suara yang keluar pada refrain itu: "Ga.. ga.. ga.. ga kuat! Ga kuat!... (terusin sendiri ah keburu enggak kuat nih).

Jadi lagu "Ga Kuat" eh "Playboy" itu isyarat toh! Iya. Isyarat "Ga" di lirik itu menunjukan kata "Ga" pada kata "ke-Ga-lauan" dan potongan dari nama  Lady si "Ga"-ga itu.

Begini ya. Saking hebohnya virus kegalauan di tanah air ini. Mungkin Bang Haji Rhoma juga terinspirasi dan akan mengubah lagu "Begadang" menjadi "Begalau". Coba deh nyanyikan dalam hati masing-masing. Ayo! Jangan malu-malu! Terutama, Bang Haji akan tergugah saat membaca tulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun