Mohon tunggu...
Dicky Eka Pramudita
Dicky Eka Pramudita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang ingin meraih kesuksesan dalam segala bidang. Selamat/Sukses.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Sosok Abah: Sang Pemilik Warung di Dalam Komplek

15 Januari 2024   20:29 Diperbarui: 16 Januari 2024   19:13 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah tengah kota bandung yang sangat ramai dengan kesibukannya, terdapat sebuah warung kecil seperti toko kelontong namun dijaga oleh seorang kakek yang akrab dipanggil abah, warung tersebut berlokasi di Jalan Babakan Jeruk IIIB daerah pasteur kota Bandung. Abah sudah sejak lama berjualan disitu sampai beliau pun lupa kapan tepat nya dia mulai membuka warung tersebut, saat ditanya dia hanya menjawab dengan sebuah perkiraan "udah lebih dari 3 tahun kebelakang mah a" ungkapnya. Dagangan yang beliau jual sebenarnya lumayan banyak, seperti roti, camilan, mie, kopi, rokok dan minuman kemasan gelas, namun karena memang berada di dalam sebuah komplek menyebabkan tidak terlalu banyak orang yang berlalu lalang di daerah warung tersebut sehingga seringkali sepi pembeli, apalagi semenjak adanya covid 19 pada 4 tahun lalu menyebabkan pendapatan yang beliau dapatkan sangat menghawatirkan.

Saat ditanya mengenai penghasilan beliau mengungkapkan bahwa pendapatan nya tidak menentu karena memang seringkali sepi pembeli, "50 ribu sehari juga udah syukur a" dan seringkali beliau mendapat kurang dari 50 ribu dalam sehari jika sepi pembeli atau cuaca hujan karena jika hujan jarang ada orang yang keluar rumah dan anak - anak yang seringkali nongkrong di warung abah tersebut tidak datang sehingga penghasilan juga berkurang.

Abah memiliki anak remaja perempuan dan seorang istri yang ia hidupi dari hasil berjualan di warung.  Anak dan istrinya jarang sekali terlihat di warung dan lebih sering dirumah. Sehari - hari abah tidur di dalam warung nya tersebut, sehingga beliau bisa membuka warung tersebut sampai malam tanpa harus pulang kerumah yang sebenarnya tidak jauh dari tempat warung tersebut buka. Beliau seringkali ditemani oleh satpam yang berpatroli di daerah komplek tersebut dan seringkali mereka bermain kartu untuk mengisi waktu senggang mereka.

Pada saat covid beliau menceritakan bahwa sangatlah sepi pembeli bahkan hanya satu dua orang saja yang membeli sesuatu di warung nya, dengan begitu dia tidak mendapatkan uang yang seharunya menghidupi keluarganya, kondisi yang sangat sulit dan ketidakberdayaan membuat abah harus melalui masa - masa sulit pada saat itu dengan menghawatirkan. Satpam sekitar juga bercerita bahwa jika tidak ada yang membeli sangat berpengaruh kepada warung tersebut "kasihan itu abah belum ada yang beli" ucap salah satu satpam saat saya dan kawan - kawan datang ke warungnya, namun syukurnya sudah terdapat kos - kos an di dekat warung nya yang membuat paling tidak dalam sehari pasti ada pembeli yang datang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun