Jika yang menjadi fokus adalah pos anggaran pada serapan pembangunan infrastruktur, kebijakan ini bukan hanya dituangkan dengan alokasi anggaran infrastruktur yang lebih besar jika dibandingkan dengan anggaran lainnya. Tetapi, bagaimana pengelolaan anggaran di KBB berbasis kinerja.
Buah pembangunan memang harus dirasakan langsung masyarakat selaku objek penerima stimulus kebijakan. Mengapa? Karena masyarakat yang membayar pajak, retribusi, sampai pembayaran yang tidak diketahui dasar atau alasannya.Â
Dengan demikian, masyarakat harus mendapatkan sarana pendidikan yang baik, perlindungan kesehatan yang responsip sampai ukuran kesejahteraan yang memadai.Â
Tentu tingkat kesejahteraan tidak akan bisa dirasakan maksimal jika infrsturktur fisiknya belum maksimal pula.
Para petani akan kesulitan jika ingin menjual hasil lebih pertaniannya. Akses transfortasi terhambat karena sarana jalan buruk. Muncul keluhan yang tendensiusnya mengarah pada menyudutkan pihak pemerintah. Sampai membanding-bandingkan hasil pembangunan dengan daerah lain, dengan alasan uangnya sama tapi mereka bisa. Mengapa penerintah kita tidak bisa?
Jika rumusan kemajuan daerah bisa diraba dari perolehan angka penilaian indeks pembangunan manusia (IPM), Bandung Barat di atas kertas patut diacungi jempol.Â
Tahun 2007 sampai 2008, IPM kita masih di bawah ukuran rata-rata Jawa Barat. Namun, tahun 2012 IPM kita sudah di atas rata-rata Jawa Barat. Hal ini bukan mesti dijadikan rujukan paten. Karena pembangunan fisik dan sosial itu berkelanjutan, dan sifatnya "mesti" dinamis.
Pemkab KBB sejauh ini menyediakan pos anggaran infrastruktur sebesar Rp165 miliar. Namun, masih ada kejanggalan, karena komitmen Pemkab dalam merealisasikan Program Jalan Mulus di KBB, diperoleh dari hasil memangkas 15 persen anggaran dari tiap dinas.
Fokus pembangunan di KBB memang masih terbata-bata. Seperti bayi yang sedang berjalan. Maklum, daerah ini baru berusia delapan tahun. Usia kanak kanak yang tengah belajar untuk menggapai kemajuan hidup.
Selamat Hari Jadi Kabupaten Bandung Barat ke-8. Semoga dengan bertambah usia, arah pembangunan Bandung Barat menemui titik Kewibawaan, Mukti, Kerta Raharja.