Mohon tunggu...
Dicky Wibowo
Dicky Wibowo Mohon Tunggu... dokter hewan -

Instagram: Mlaku Wae Project / Menulis di www.mlakuwae.blogspot.co.id serta menulis fiksi di www.pawonfiksi.blogspot.co.id / dokter hewan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenali Toxoplasma

15 Januari 2010   15:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:26 4306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini hobi memelihara kucing sebagai pet animal (hewan keasayangan) sudah semakin banyak, bahkan tidak hanya dianggap hewan kesayangan saja tetapi kucing sudah dianggap sebagai salah satu bagian/anggota keluarga. Namun, seiring dengan maraknya penghobi kucing (cat lover) maka diikuti juga ketakutan masyarakat akan bahaya toxoplasmosis. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa itu toxoplasmosis sehingga kucing dianggap sebagai hewan yang berbahaya dan akhirnya jika mendengar kata “toxoplasma” maka identik dengan kucing.
Toxoplasmosis disebabkan oleh parasit, bukan virus dan bukan bakteri. sebagian besar toxoplasmosis pada kucing dan manusia disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini menyerang hampir seluruh hewan berdarah panas dan banyak terdapat pada kambing (di dalam aging kambing), tikus, burung dan kucing. Yang perlu diketahui dalam penularan toxoplasmosis adalah adanya induk semang antara yang menjadi tempat hidup toxolasma secara aseksual dan induk semang akhir yang menjadi tempat hidup toxoplasma secara seksual. Induk semang antara adalah bangsa karnivora (diantaranya adalah kucing), herbivora (kambing ataupun ruminansia lainnya), burung dan tikus. Sedangkan induk semang akhir adalah pada bangsa karnivora (terutama kucing).
Beberapa cara penularan toxoplasmosis yang terjadi pada manusia adalah melalui kontak dengan daging mentah tertular (daging kambing atau sapi). Penularan ini banyak terjadi pada orang-orang yang bekerja di rumah pemotongan hewan (RPH), serta melalui daging yang tidak dimasak atau tidak matang. Cara penularan pada manusia yang lain adalah melalui tinja kucing, terutama tinja kucing yang sudah kering dimana ookista atau telur dari toxoplasma akan beterbangan selain itu karena tingkah laku kucing selalu menjaga kebersihan dirinya maka ookista dari tinja akan disebarkan ke semua bagian tubuh melalui jilatan setelah selesai buang air. Apabila kita mengelus-elus kucing lalu langsung mengambil makanan tanpa cuci tangan maka ookista dari toxoplasma akan masuk ke dalam tubuh kita.
Kucing mengandung parasit toxoplasma adalah kucing yang sering memakan daging-daging mentah seperti tikus, burung dan daging-daging yang ada di RPH. Di dalam tubuh kucing, parasit toxoplasma akan mengalami siklus seksual di usus sehingga menghasilkan ookista atau telur yang akan dikeluarkan melalui tinja. Cara penularan yang lain adalah lewat sayuran-sayuran mentah yang diambil di kebun yang tercemar tinja kucing, sehingga sangat berbahaya pada sayuran yang dimakan secara lansung/tanpa dicuci atau dimasak sepeti lalapan. Sehingga bahaya penularan ini adalah pada tinja kucing pada kucing yang sering dikasih makan daging mentah, kemudian telur toxoplasma dalam tinja ini akan mencemari rumput-rumputan yang kemudian menulari kambing, domba dan sapi serta mencemari sayur-sayuran.
Kucing yang mengiap toxoplasmosis umumnya tidak menunjukkan gejala klinis/kelainan yang khas. Tetapi beberapa kelainan yang muncul saat awal infeksi pada kucing adalah penurunan nafsu makan, demam, muntah, timbulnya rasa haus, diare, serta kekuningan (jaundice) pada selaput lendir, mulut, hidung dan alat kelamin. Sedangkan kelainan/gejala klinis pada ruminansia (kambing, domba dan sapi) adalah terjadinya keguguran (abortus) pada kebuntingan muda (kurang dari 55 hari).
Gejala klinis pada manusia yang tertular toxoplasmosis adalah dibedakan menjadi dua yaitu tipe kongenital pada janin atau bayi dan tipe dapatan. Tipe kongenital banyak terjadi pada ibu-ibu hamil yang tertular toxoplasma dimana fisik terlihat sehat tetapi di dalam tubuh terjadi penularan dari ibu ke janin, hal ini akan berakibat terjadinya keguguran (abortus) pada trimester kedua masa kehamilan ataupun anak lahir dalam keadaan mati. Jika toxoplasmosis berlanjut pada ibu hamil maka dapat menyebabkan bayi yang dilahirkan mengalami kelainan-kelainan kongenital/kecacatan sejak lahir seperti hidrocephalus, kebutaan, gangguan kecerdasan/gangguan mental dan gangguan tingkah laku. Namun ada juga bayi yang lahir secara sehat tetapi beberapa waktu kemudian barulah timbul kelainan/kecacatan.
Gejala klinis dapatan yang sering terjadi pada manusia adalah demam mula-mula terasa kedinginan dan demam berangsur-angsur turun, selain itu suhu tinggi dapat bertahan selama 2 – 4 minggu, kelenjar limfe akan tampak membesar, tenggorokan terasa sakit serta badan terasa tidak enak. Gejala dapatan lain yang sering terjadi adalah chorioretinitis, gejala seperti typhus, terdapat pneumonia, meningoencephalitis serta kematian.
Bagi penyayang kucing (cat lover) tidak perlu takut terhadap toxoplasma dan jangan mengorbankan kucing gara-gara toxoplasma karena tidak semua kucing membawa parasit toxoplasma. Kucing yang membawa parasit toxoplasma di tubuhnya hanyalah kucing-kucing yang mempunyai kebiasaan makan daging mentah seperti tikus. Sehingga para cat lover tidak perlu cemas terhadap kucing kesayangannya, untuk menghindari penyebaran toxoplasma melalui kucing maka berikanlah daging yang sudah matang untuk pakan kucing atau lebih dianjurkan lagi kucing kesayangan diberi makan cat food. Langkah lain dalam pencegahan penularan toxoplasma adalah dengan membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun setelah bermain dengan kucing dan selalu membiasakan menggunakan sarung tangan atau pelindung ketika membersihkan kotoran kucing dan ketika berkebun. Selain itu, karena penularan yang paling banyak juga melalui konsumsi daging mentah atau daging yang tidak matang maka biasakan mengkonsumsi daging yang benar-benar matang.
Meskipun toxoplasmosis adalah penyakit yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia tetapi penularan toxoplasmosis dapat dihindarkan melalui tindakan-tindakan kebersihan/sanitasi lingkungan dan kebersihan tubuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun