Matahari terik lagi
angin kering membawa panas
orang-orang menjadi gerah
karena hidup yang tidak pernah berubah
Karena hidup yang tidak pernah berubah
orang-orang menjadi gerah
melihat harga-harga yang naik lagi
sementara pekerjaan sulit dicari
Karena hidup yang tidak pernah berubah
orang-orang menjadi gerah
Ini salah siapa?
Ini salah siapa?
Tanya mereka yang gelisah
Tetap saja keadaan tidak pernah berubah
Ini salah siapa?
Ini salah siapa?
Tanya mereka yang gelisah kepada langit yang cerah
Tetap saja keadaan tidak pernah berubah
Langit tetap sibuk membuat pertempuran
pertempuran antara kebaikan dan kejahatan
pertempuran untuk mengalihkan perhatian
dari orang-orang yang berharap perubahan keadaan
Ini salah siapa?
Ini salah siapa?
Tanya mereka yang gelisah kepada bumi yang kering
Tetap saja keadaan tidak pernah berubahÂ
Bumi yang kering hanya menengadah
menerima langit yang menjadikan dirinya arena pertempuran
pertempuran antara kebaikan dan kejahatan
pertempuran untuk mengalihkan perhatian
dari orang-orang yang berharap perubahan keadaan
Dan orang-orang semakin gerah
karena matahari makin panas lagi
menguapkan semua harapan
tentang perubahan keadaan yang tidak juga
Ini salah siapa?
Ini salah siapa?
Tanya mereka yang gelisah kepada mereka sendiri
Tentunya tidak ada yang menjawab
karena mereka juga sibuk sendiri
bertanya pada antara mereka sendiri
Lalu langit berkata:
"Lihat, orang itu menggunakan warna yang salah
kan cuaca sedang cerah. Orang itu salah"
Dan orang-orang itu segera bergerak
melupakan pertanyaan yang selalu mereka ucapkan
segera mereka hantamkan kekecewaanÂ
pada orang yang salah menurut langit
"Warnamu salah. Warnamu salah. Kan ini cuaca sedang cerah"
Setelah darah tumpah ke bumi
orang-orang itu lega
mereka bercerita
tentang orang yang salah warna
Tiba-tiba perut orang-orang itu bernyanyi lagi
dengan suara yang mengiris hati
lalu mereka gerah lagi
Ini salah siapa
Ini salah siapa
dan meereka saling bertanya
semakin riuh suaranya mengisi bumi
Kali ini langit kebingungan
karena pertanyaan orang-orang itu tidak pernah berubah
terus menerus berulang
"Ini salah kamu!"
Seseorang mengalihkan telunjuknya pada orang lain dalam kumpulan orang-orang itu
"Perutmu bunyi melulu. Ini salah kamu"
Dan segera orang-orang itu menjadi piranha
mengarah ke orang yang dituding
Setelah itu
darah tumpah lagi ke bumi
Orang-orang itu lalu bercerita tentang rebahnya seseorang yang perutnya terus berbunyi
Tiba-tiba seseorang menyeru dari tengah kerumunan
"Ini salah kamu!"
Seseorang mengalihkan telunjuknya pada orang lain dalam kumpulan orang-orang itu
"Mulutmu bunyi melulu. Ini salah kamu"
Dan segera orang-orang itu menjadi hiuÂ
menuju orang yang dituding
SeketikaÂ
darah tumpah lagi ke bumi
Orang-orang itu lalu bercerita tentang rebahnya seseorang yang perutnya terus berbunyi
Tiba-tiba seseorang menyeru dari tengah kerumunan
"Ini salah kamu!"
Seseorang mengalihkan telunjuknya pada orang lain dalam kumpulan orang-orang itu
"Telunjukmu tidak menuding orang. Â Telunjukmu malah masuk ke lubang hidungmu. Ini salah kamu"
Orang yang dituding ketakutan
berusaha sekuat tenaga mengeluarkan
jarinya sendiri yang dia masukkan ke lubang hidungnya
Dan segera orang-orang itu menjadi hiuÂ
menuju orang yang dituding
SeketikaÂ
darah tumpah lagi ke bumi
Orang-orang itu lalu bercerita tentang rebahnya seseorang yang perutnya terus berbunyi
Orang-orang itu terus mengulangi lagi perbuatannya
mengiringi bumi yang berputar menggelinding karena rotasi
segalanya terus berulang
bahkan Sang waktu tidak bisa berhenti
Langit jadi sepi
setelah melihat peristiwa yang terjadi
Dalam kebingunganÂ
langit menyendiri
duduk terpojok di cakrawalanya sendiri
menggigil ketakutan memeluk lutut
sambil menasbihkan kalimatnya dalam bisik:
"Manusia telah berubah menjadi serigala bagi manusia lainnya"
"Manusia telah berubah menjadi serigala bagi manusia lainnya"