Pun pengangkutan hasil panen, pupuk, hingga pembawaan alsintan akan sangat berpengaruh pada kondisi jalan menuju area pertanian. Â Untuk itu, infrastruktur adalah kunci utama guna mewujudkan pertanian Indonesia yang berdaya saing ekspor. Atau minimal, tak perlu impor.Â
Peran penting penyuluh
Petani di luar daerah yang jauh dari teknologi umumnya hanya mengenal pupuk saja untuk menumbuhkan tanaman mereka. Karena mayoritas masih generasi terdahulu, masih sedikit yang paham soal unsur hara, npk hingga kebutuhan serta pengendalian hama penggangu pada tanaman mereka.
Untuk itu, peran penting penyuluh lapangan sangat dibutuhkan dari instansi pertanian. Dengan edukasi dosis pupuk, penanganan hama, memperkenalkan ph tanah dan rekomendasi tanaman untuk di setiap wilayah, diyakini bakal membuat setiap daerah di indonesia memiliki produk unggulannya tersendiri.
Pun, dengan rencana pengurangan pupuk bersubsidi di 2024 kelak, para penyuluh diharapkan bisa mengajak para petani untuk mengubah kebiasaan pupuk kimia ke organik secara gradual. Apalagi pupuk organik dengan bahan dasar kotoran hewan sangat ramah lingkungan, sehingga pertanian modern yang ramah lingkungan dan berkelanjutan bisa di terapkan petani di setiap pelosok negeri.
Di luar dari itu semua, sebetulnya potensi pertanian di indonesia cukup cerah. Selain adanya youtube dan mesin pencari sebagai sumber ilmu, sumber daya manusianya pun telah naik secara bertahap. Tugas utama dari pemerintah supaya target swasembada pangan tercapai adalah dengan memperhatikan sarana dan prasarana, edukasi hingga memecahkan permasalahan penjualan hasil panen petani. Sebab, kebanyakan petani di Indonesia hanya memiliki  tanah tak lebih dari 1 Hektar, sehingga pemecahan masalah penjualan hasil pertanian akan sangat berdampak pada kesejahteraan mereka dan bangsa, tentu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H