Pasti ada kebaikan di dalam sesuatu yang buruk sekalipun. Penggalan pepatah yang terlintas di kepala saat pertama kali melihat banjir di Jakarta dan sekitarnya.
Dan tentu saja, sebuah duka yang mendalam untuk masyarakat JADETABEK yang terlanda bencana banjir sejak awal tahun kemarin.
Ketimbang mengembangkan opini liar di sosial media maupun terlalu larut dalam menyalahkan pemerintah, galangan bantuan berupa dana maupun Air bersih, makanan, selimut, obat-obatan hingga pakaian jauh lebih dibutuhkan saat ini.
Menyoal bantuan misalnya, ada cerita menarik dari kalangan suporter bola, terkhusus dari wilayah Jawa Barat. Suporter yang selama ini di cap bar-bar, brutal, tak berperikemanusiaan dan bengis ini, nyatanya mampu mengesampingkan rivalitas yang mengakar dalam tanah kebencian dengan mendahulukan soal kemanusiaan.
Mengesampingkan klub kebanggaan, mendahulukan kemanusiaan
Di lansir dari akun twitter  @TPOB69, bobotoh di Jakarta mengadakan penggalangan dana untuk masyarakat yang terkena bencana banjir. Dalam hitungan jam, kabar ini sudah di sebarluaskan oleh akun sosial media Viking Persib Club sebagai stakeholder dari organisasi pendukung persib. Baik di instagram maupun twitter.
Rupanya, kegiatan ini mendapat reaksi positif dari bobotoh lainnya. Terbukti, banyak bobotoh yang mendukung penggalangan dana dari Viking Jakarta jika dilihat dari reply-an twitter akun-akun bernuansa Persib yang sebelumnya giat membagikan selebaran ini. Bukan hanya itu, terpantau akun twitter @grpersija menyambut positif pada gerakan penggalangan dana tersebut.
Kegiatan seperti ini tentu patut di apresiasi meskipun sepenuhnya kewajiban kita sebagai individu untuk membantu. Namun, jika melihat historis permusuhan antara Bandung dan Jakarta yang sudah melegenda, tindakan kemanusiaan dari mereka patut di acungi jempol dengan tidak mementingkan rivalitas di atas kepentingan kemanusiaan.
Hingga saat ini, belum diketahui berapa jumlah dana yang telah terkumpul di sekretariat Bobotoh Jakarta. Namun, dengan jumlah penggemar Persib yang cukup banyak dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia, bukan tidak mungkin mereka mampu mengumpulkan dana yang cukup untuk meringankan beban warga yang terlanda bencana.
Gerakan dari suporter bola seharusnya mampu menyadarkan elemen masyarakat yang katanya jauh beradab untuk berhenti berfilsafat dalam urusan banjir sekarang.
Daripada memikirkan spekulasi, mencari kambing hitam permasalahan atau menyebar luaskan asumsi liar di media sosial, lebih baik kita bereaksi dengan semampu kita. Baik Doa apalagi bantuan dana, itu lebih bijak daripada sibuk memikirkan hal ihwal di luar bencana ini.
Sebab, seperti di singgung di awal, saya yakin warga Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi lebih membutuhkan makanan, pakaian, selimut, obat dan air bersih daripada perang kata di sosial media.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H