Sebagai seorang pemimpin, Anda pasti pernah berada di situasi yang tidak mudah, di mana keputusan yang diambil tidak cuma mempengaruhi produktivitas tim, tapi juga kehidupan pribadi karyawan.
Salah satu dilema terbesar adalah ketika Anda harus memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak karyawan karena kondisi kesehatannya yang tidak lagi mendukung pekerjaannya.
Di satu sisi, ada rasa empati terhadap orang tersebut yang sedang sakit. Tapi, di sisi lain, tanggung jawab Anda terhadap keselamatan dan kesejahteraan seluruh tim juga menjadi prioritas.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana seorang pemimpin harus menghadapi situasi seperti ini. Bagaimana mempertimbangkan kesehatan karyawan, keselamatan di tempat kerja, serta keterbatasan dalam mengambil keputusan, terutama kalau Anda berada di posisi middle management.
Tanggung Jawab dan Risiko di Tempat Kerja
Di banyak pekerjaan, terutama yang berisiko tinggi, kondisi kesehatan karyawan sangat berpengaruh terhadap performa kerja dan keselamatan tim secara keseluruhan.
Dalam situasi di mana pekerjaan menuntut ketahanan fisik yang prima, karyawan yang tidak dalam kondisi sehat akan berisiko besar. Tidak cuma bagi dirinya sendiri, tapi juga untuk rekan-rekannya.
Sebagai contoh, di industri manufaktur atau konstruksi, pekerjaan sering kali melibatkan alat berat atau situasi yang berbahaya. Di sinilah kesehatan fisik dan mental karyawan menjadi sangat penting.
Karyawan yang sedang dalam kondisi kurang sehat mungkin kurang sigap dalam menghadapi risiko atau bahkan melakukan kesalahan yang bisa berakibat fatal. Kalau hal ini terjadi, bukan cuma produktivitas yang terganggu, tapi juga keselamatan seluruh tim bisa terancam.
Ketika Anda dihadapkan pada situasi seperti ini, di mana karyawan tersebut tidak lagi bisa bekerja dengan aman karena kesehatannya, keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak bisa menjadi pilihan yang harus diambil, meskipun berat. Keputusan ini bertujuan melindungi karyawan itu sendiri dan juga orang lain di sekitarnya.
Empati Terhadap Karyawan yang Sakit
Rasa kasihan terhadap karyawan yang sedang sakit adalah reaksi yang sangat manusiawi. Anda mungkin merasa kalau dengan memutuskan kontraknya, Anda sudah berkontribusi pada semakin memburuknya situasi hidupnya. Karyawan tersebut tidak cuma berjuang dengan penyakitnya, tapi juga harus kehilangan sumber penghasilan utamanya. Ini tentu bukan hal yang mudah bagi siapa pun.