Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Antara Persepsi Konsumen dan Kualitas Produk, Mana yang Harus Didahulukan Bisnis?

12 September 2024   08:13 Diperbarui: 13 September 2024   17:24 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital, persepsi bisa berubah dengan sangat cepat. Sebuah skandal kecil atau pengalaman negatif yang dibagikan di media sosial bisa menyebar dengan sangat cepat dan mempengaruhi jutaan orang dalam waktu singkat. 

Di sinilah Anda harus berhati-hati. Bahkan perusahaan yang sudah mapan dan menjadi pemimpin pasar bisa kehilangan posisinya kalau mereka gagal mengelola persepsi konsumen dengan baik.

Sebagai contoh, bayangkan merek besar yang tiba-tiba dikaitkan dengan isu-isu negatif, seperti ketidakpedulian terhadap lingkungan atau pelanggaran etika. Meskipun produk mereka masih berkualitas, konsumen mungkin merasa enggan untuk tetap setia pada merek tersebut.

Hasilnya? Penjualan bisa turun drastis cuma karena perubahan persepsi.

Kualitas vs Persepsi: Mana yang Lebih Penting?

Jadi, kalau persepsi begitu penting, apakah ini berarti kualitas bisa diabaikan? Tentu saja tidak.

Kualitas produk dan layanan tetap menjadi fondasi bagi kesuksesan jangka panjang bisnis Anda. Tapi, persepsi sering kali menjadi kunci yang membuka pintu bagi konsumen untuk pertama kali mencoba produk Anda.

Dalam tahap awal, persepsi adalah senjata utama Anda. Kalau Anda bisa membangun persepsi yang positif---melalui branding yang efektif, komunikasi yang jelas, dan interaksi yang baik dengan konsumen---Anda bisa menarik perhatian dan minat mereka. Tapi, begitu mereka mencoba produk Anda, kualitas yang Anda tawarkanlah yang akan menentukan apakah mereka akan kembali untuk membeli lagi atau tidak.

Pikirkan seperti ini: persepsi adalah magnet yang menarik konsumen, sementara kualitas adalah faktor yang membuat mereka bertahan.

Kalau Anda cuma fokus pada persepsi tapi mengabaikan kualitas, konsumen mungkin akan kecewa sesudah mencoba produk Anda dan enggan untuk kembali.

Di sisi lain, kalau Anda cuma fokus pada kualitas tanpa memperhatikan bagaimana merek Anda dipersepsikan, produk yang hebat sekalipun bisa tenggelam di tengah persaingan pasar yang ketat.

Bagaimana Anda Bisa Membangun Persepsi Positif?

Membangun persepsi yang baik dimulai dengan branding yang kuat. Branding bukan cuma soal desain logo atau tampilan visual, tapi juga tentang bagaimana Anda menyampaikan nilai-nilai dan identitas bisnis Anda kepada konsumen. Apa yang membuat merek Anda unik? Apa pesan yang ingin Anda sampaikan kepada dunia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun