Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dilema Lembur, antara Uang Tambahan dan Kelelahan

13 Juli 2024   10:10 Diperbarui: 13 Juli 2024   10:13 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa di antara kita yang tidak pernah merasakan dilema ini: bekerja lembur untuk mendapatkan uang tambahan atau memilih pulang lebih awal untuk beristirahat? Pilihan ini sering kali membuat kita terjebak dalam pergulatan batin yang tak berujung.

Mengapa Kita Memilih Lembur?

Bayangkan Anda sedang duduk di meja kerja, waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Anda tahu kalau Anda bekerja lembur, uang tambahan itu bisa membantu membayar tagihan atau menabung sedikit lebih banyak untuk masa depan. Terkadang, lembur adalah satu-satunya cara untuk memastikan keluarga kita tetap nyaman dan aman. Saat biaya hidup terus meningkat, lembur menjadi pilihan yang sulit dihindari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Bekerja lembur juga sering kali dilihat sebagai bentuk komitmen dan dedikasi terhadap pekerjaan. Bagi beberapa orang, lembur adalah cara untuk menunjukkan kepada atasan kalau mereka berdedikasi dan bersedia memberikan usaha ekstra. Harapannya, dedikasi ini akan dihargai dengan promosi atau kenaikan gaji di masa depan. Ini adalah investasi waktu dan energi yang dilakukan dengan harapan akan membawa manfaat jangka panjang.

Tapi, setiap kali kita memilih lembur, ada harga yang kita bayar. Kelelahan yang menumpuk tidak cuma berdampak pada fisik, tapi juga pada mental. Terkadang, kita merasa seperti robot yang cuma berfungsi untuk bekerja, tanpa waktu untuk menikmati hidup. Kelelahan kronis bisa menyebabkan penurunan produktivitas dan bahkan masalah kesehatan serius seperti tekanan darah tinggi dan gangguan tidur.

Selain itu, waktu yang hilang bersama keluarga dan teman-teman juga menjadi pengorbanan besar. Anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran orang tua yang cukup, pasangan yang merindukan kebersamaan, dan teman-teman yang merasa diabaikan. Semua itu adalah momen berharga yang tidak bisa dibeli dengan uang. Koneksi emosional dengan orang-orang terdekat kita bisa terganggu, membuat kita merasa kesepian meski dikelilingi oleh banyak orang.

Pada akhirnya, meskipun lembur memberikan tambahan pendapatan, kita harus bertanya pada diri sendiri apakah uang tersebut sepadan dengan harga yang kita bayar. Apakah kita rela mengorbankan kesehatan dan kebahagiaan pribadi demi beberapa lembar uang tambahan? Ini adalah pertanyaan yang setiap orang harus jawab sendiri, sesuai dengan prioritas dan keadaan hidup masing-masing.

Kehidupan Tanpa Lembur: Ketenangan dengan Risiko Keuangan

Di sisi lain, memilih untuk tidak lembur bisa menjadi keputusan yang sangat sulit, terutama ketika tagihan terus berdatangan dan kebutuhan semakin banyak. Tapi, bayangkan pulang ke rumah tepat waktu, disambut senyuman hangat anak-anak, atau punya waktu untuk sekadar bersantai dengan secangkir teh di teras rumah. Waktu berkualitas ini adalah momen-momen yang tidak bisa digantikan dengan uang. Kita bisa lebih terlibat dalam kehidupan keluarga dan merasakan kebahagiaan yang sederhana tapi bermakna.

Dengan tidak lembur, kita memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran kita untuk beristirahat. Kesehatan fisik dan mental kita jauh lebih terjaga. Ketika kita mendapatkan istirahat yang cukup, kita akan lebih produktif dan energik saat bekerja. Kondisi ini juga membantu kita menghindari berbagai penyakit yang sering disebabkan oleh stres dan kelelahan, seperti tekanan darah tinggi, gangguan tidur, dan masalah pencernaan.

Tapi, kehidupan tanpa lembur juga berarti kita harus lebih cermat dalam mengelola keuangan. Penghasilan yang tetap mungkin tidak cukup untuk menutupi semua kebutuhan dan keinginan, terutama kalau ada pengeluaran mendadak. Kita harus membuat anggaran yang ketat dan disiplin dalam menjalankannya. Menunda keinginan-keinginan yang tidak mendesak dan memprioritaskan kebutuhan adalah kunci untuk tetap bertahan tanpa harus mengorbankan kesehatan.

Tidak lembur juga bisa memberikan kita kesempatan untuk mengejar hobi dan minat pribadi. Waktu yang tersedia bisa digunakan untuk kegiatan yang kita cintai, seperti berolahraga, membaca, atau bahkan memulai proyek pribadi yang selama ini tertunda. Aktivitas-aktivitas ini tidak cuma memberikan kebahagiaan tapi juga membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Ini adalah investasi dalam diri kita yang sering kali terlupakan ketika kita terlalu fokus pada pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun