Saya tidak mengetahui bagaimana akhir dari kejadian ini, apakah dia akhirnya membuat video permintaan maaf atau dipecat dari pekerjaannya. Tapi, insiden ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kontrol emosi dan memilih kata-kata dengan hati-hati.Â
Sebagai pelajaran, kita harus menghargai betapa berharganya kecerdasan emosional dalam situasi teguran atau konflik di tempat kerja. Ketika seseorang menjabat sebagai HRD atau dalam posisi lain yang punya pengaruh besar, reputasi dan citra diri mereka bisa berdampak langsung pada perusahaan dan kolega mereka.
Selain itu, penegakan aturan harus dilakukan dengan cara yang menghormati martabat individu. Tindakan disiplin yang dilakukan dengan kasar atau merendahkan tidak cuma mencoreng nama baik perusahaan, tapi juga bisa mempengaruhi motivasi dan kesejahteraan psikologis karyawan. Oleh karena itu, penting untuk mengedepankan pendekatan yang profesional dan berempati dalam setiap interaksi di lingkungan kerja.
Kesadaran akan dampak dari setiap tindakan kita sebagai individu dalam sebuah organisasi adalah kunci untuk membangun lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Pelatihan yang terus-menerus mengenai komunikasi efektif, manajemen emosi, dan etika profesional bisa membantu mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan dan memperkuat fondasi nilai-nilai perusahaan secara keseluruhan.
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H