Dalam dunia kerja, seringkali kita merasa sedih atau malu ketika melihat orang yang dulu berada di bawah kita mendapatkan jabatan yang sama bahkan lebih tinggi dari kita. Tapi, sebenarnya hal itu adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu dirasa sebagai kegagalan atau kekalahan pribadi. Berikut beberapa alasan mengapa kamu seharusnya tidak merasa begitu.
Organisasi adalah Piramid
Dalam dunia organisasi, struktur piramidal adalah prinsip yang umum ditemui. Struktur ini mengindikasikan kalau semakin tinggi level dalam hierarki organisasi, semakin sedikit jumlah orang yang menduduki posisi-posisi tersebut. Misalnya, pada tingkat eksekutif atau manajerial puncak, cuma ada sedikit posisi yang tersedia dibandingkan dengan tingkatan di bawahnya seperti supervisor atau staf. Hal ini menciptakan lingkungan di mana persaingan untuk mencapai posisi puncak sangatlah ketat.
Karena persaingan yang ketat ini, tidaklah mengherankan kalau seseorang yang sebelumnya berada di bawahmu dalam struktur organisasi berhasil naik lebih tinggi daripada posisimu saat ini. Faktor-faktor seperti pengalaman kerja, keahlian khusus, kepemimpinan yang efektif, dan kemampuan untuk menghadapi tantangan organisasional menjadi penentu kritis dalam mencapai posisi tinggi ini.Â
Oleh karena itu, seseorang yang mungkin dulu berada di bawahmu bisa saja punya kualifikasi dan prestasi yang memungkinkan mereka untuk mencapai level yang lebih tinggi.
Dalam konteks ini, penting untuk menjaga sikap profesional dan sikap positif terhadap perkembangan karir orang lain. Melihat seseorang naik lebih tinggi seharusnya tidak dianggap sebagai kegagalan pribadi atau alasan untuk merasa rendah diri.Â
Sebaliknya, hal ini bisa menjadi dorongan untuk mengembangkan keterampilan dan pengalaman yang bisa membantu mencapai tujuan karir pribadi dengan lebih baik. Dengan memahami dinamika struktur piramidal ini, kita bisa lebih baik mempersiapkan diri untuk menavigasi tantangan dan peluang dalam perjalanan karir kita sendiri.
Karir Adalah Perjalanan yang Berbeda-beda
Setiap individu punya perjalanan unik dalam karirnya sendiri. Faktor-faktor seperti keahlian khusus, pengalaman yang diperoleh dari berbagai proyek atau tanggung jawab, serta kesempatan yang didapatkan memainkan peran penting dalam menentukan puncak karir seseorang.Â
Misalnya, seseorang yang punya keahlian teknis yang sangat mendalam mungkin akan mencapai puncak karirnya sebagai ahli dalam bidang tersebut, sementara orang lain yang punya keahlian manajerial yang kuat bisa menduduki posisi eksekutif atau kepemimpinan yang tinggi.
Membandingkan pencapaian karirmu secara langsung dengan orang lain bisa menjadi jebakan. Karena setiap individu punya jalannya sendiri, perbandingan semacam itu seringkali tidak adil atau relevan. Seseorang mungkin mencapai puncak karirnya pada usia yang lebih muda atau lebih tua darimu, tapi hal ini tidak mengurangi nilai atau potensi yang kamu punya dalam mencapai tujuan karirmu sendiri.
Lebih baik fokus pada perkembangan pribadi dan profesional yang berkelanjutan, serta bagaimana kamu bisa terus meningkatkan kualitas kontribusimu dalam lingkungan kerja.