Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Orang yang Paling Malas Seringkali Justru Menjadi Orang yang Paling Efektif Bekerja

15 Juni 2024   10:13 Diperbarui: 15 Juni 2024   10:46 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kali, kita mengasosiasikan kemalasan dengan sesuatu yang negatif. Tapi, dalam beberapa kasus, kemalasan bisa menjadi katalis bagi inovasi dan efisiensi. Orang yang paling malas cenderung mencari cara yang paling mudah dan cepat untuk menyelesaikan tugas. Ironisnya, inilah yang membuat mereka bekerja lebih efektif daripada rekan-rekan mereka yang lebih rajin.

Mencari Cara Tercepat dan Termudah

Orang malas tidak suka membuang waktu dengan metode yang rumit dan bertele-tele. Mereka cenderung berpikir kreatif untuk menemukan solusi yang lebih efisien. 

Misalnya, seorang pekerja yang malas mungkin akan mencari cara untuk mengotomatisasi tugas-tugas rutin yang memakan waktu. Dengan begitu, mereka bisa menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan dengan usaha yang minimal.

Sebagai contoh, kalau ada tugas administrasi yang harus dilakukan setiap hari, pekerja yang malas mungkin akan membuat skrip atau menggunakan alat khusus untuk mengerjakan tugas tersebut secara otomatis. Dengan begitu, mereka bisa menghindari pekerjaan yang membosankan dan fokus pada hal-hal yang lebih penting, sambil tetap menyelesaikan tugas dengan efisien.

Efisiensi sebagai Kunci

Efisiensi adalah sahabat sejati bagi orang malas. Karena mereka tidak suka melakukan pekerjaan berulang-ulang atau yang memerlukan banyak usaha, mereka cenderung mencari cara untuk menyederhanakan proses kerja. Orang malas tidak ingin membuang energi dan waktu untuk hal-hal yang bisa dilakukan dengan lebih mudah.

Misalnya, mereka mungkin akan menggunakan alat teknologi untuk membantu menyelesaikan tugas. Alat-alat seperti perangkat lunak otomatisasi, aplikasi manajemen tugas, atau alat kolaborasi online bisa sangat membantu. Dengan alat-alat ini, pekerjaan yang biasanya memakan waktu lama bisa diselesaikan lebih cepat dan dengan usaha yang lebih sedikit.

Selain itu, orang malas juga akan mencari metode kerja yang lebih sederhana. Mereka akan menghindari langkah-langkah yang tidak perlu dan mencari cara untuk mempercepat proses. Misalnya, daripada mengirim email satu per satu, mereka akan mencari cara untuk mengirim email massal sekaligus. Ini membuat pekerjaan menjadi lebih efisien dan tidak memakan banyak waktu.

Terakhir, orang malas mungkin akan mengatur ulang proses kerja supaya lebih efisien. Mereka akan menganalisis alur kerja yang ada dan mencari tahu di mana letak ketidakefisienannya. Dengan menghilangkan atau memperbaiki langkah-langkah yang tidak diperlukan, mereka bisa membuat proses kerja lebih lancar dan cepat. Dengan begitu, mereka bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu yang lebih singkat.

Menghindari Prokrastinasi

Menariknya, orang malas cenderung lebih baik dalam menghindari prokrastinasi. Mereka tahu kalau menunda pekerjaan cuma akan membuat mereka harus bekerja lebih keras nanti. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk menyelesaikan tugas segera daripada menunggu sampai menit terakhir.

Orang malas menyadari kalau menunda pekerjaan cuma menambah stres dan membuat beban kerja menumpuk. Dengan menyelesaikan tugas lebih awal, mereka bisa menghindari tekanan yang datang dari pekerjaan yang belum selesai. Mereka juga bisa menikmati waktu luang tanpa merasa khawatir tentang pekerjaan yang masih harus diselesaikan.

Oleh karena itu, mereka mencari cara untuk menyelesaikan tugas secepat mungkin. Dengan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, mereka bisa menikmati hasilnya tanpa harus terburu-buru atau stres. Ini membuat mereka lebih santai dan efektif dalam bekerja.

Definisi Orang Malas

Dalam konteks ini, orang malas bukan berarti orang yang tidak mau melakukan apa-apa. Sebaliknya, orang malas adalah mereka yang mencari cara untuk menyelesaikan tugas dengan cara yang paling mudah dan efisien. 

Mereka tidak suka bekerja keras kalau ada cara yang lebih pintar untuk menyelesaikan pekerjaan. Jadi, orang malas dalam hal ini adalah mereka yang berusaha meminimalkan usaha tapi tetap menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Orang malas sering menggunakan kreativitas mereka untuk menemukan solusi yang lebih cepat dan efektif. Mereka mungkin menggunakan teknologi atau metode kerja yang lebih sederhana untuk mengurangi waktu dan usaha yang diperlukan. 

Jadi, kemalasan di sini tidak berarti tidak produktif, tapi lebih kepada mencari cara untuk menjadi lebih efisien dan menghindari pekerjaan yang berlebihan.

Sebagai perusahaan atau atasan, mempekerjakan orang seperti ini bisa menguntungkan. Mereka bisa membawa inovasi dan efisiensi ke dalam tim, membuat pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik. 

Orang malas cenderung mencari cara untuk meningkatkan proses kerja, yang bisa menghemat waktu dan sumber daya perusahaan. Tapi, penting juga untuk memastikan mereka tetap termotivasi dan tidak cuma menghindari pekerjaan.

Tapi, penting untuk menyeimbangkan tim dengan berbagai tipe pekerja. Meskipun orang malas bisa meningkatkan efisiensi, punya pekerja yang rajin dan detail juga penting untuk memastikan kualitas dan konsistensi. 

Jadi, mempekerjakan orang malas bisa menjadi strategi yang baik, asalkan mereka ditempatkan dalam peran yang sesuai dan dilengkapi dengan tim yang beragam.

Kesimpulan

Orang yang paling malas sering menemukan cara paling efektif untuk menyelesaikan tugas. Mereka tidak suka metode yang lambat dan bertele-tele, sehingga mereka mencari solusi yang lebih cepat dan sederhana. 

Meski kemalasan sering dipandang negatif, dalam konteks tertentu, kemalasan bisa memicu produktivitas dan inovasi. Jadi, kita bisa belajar dari mereka untuk bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras.

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun